Dua Lansia Jepang di Kapal Diamond Princess Meninggal karena Corona
Merdeka.com - Dua penumpang lanjut usia (lansia) asal Jepang yang terinfeksi Virus Corona COVID-19 di atas kapal pesiar Diamond Princess meninggal. Kapal itu dikarantina di Yokohama, Jepang, setelah ratusan penumpangnya positif virus corona.
Satu penumpang meninggal karena COVID-19 (corona), sementara yang lain meninggal karena pneumonia, kata laporan setempat. Keduanya warga berusia 80-an tahun dan sudah memiliki masalah kesehatan sebelumnya.
Dilansir dari BBC, Kamis (20/2), kedua korban sudah meninggalkan kapal tersebut pada pekan lalu dan kemudian dirawat di rumah sakit.
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Siapa yang meninggal dalam kecelakaan itu? Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba kendaraannya ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang. Kendaraan yang ditumpangi satu keluarga itu kemudian terhempas beserta seluruh orang yang berada di dalam mobil.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
Menteri kesehatan Jepang mengatakan, kedua penumpang itu dikirim ke fasilitas medis ketika mereka menunjukkan gejala. "Saya percaya mereka menerima perawatan terbaik," kata Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato, seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Kapal pesiar Jepang Diamond Princess membawa total 3.700 penumpang dan kru yang dites negatif virus mulai meninggalkan kapal pada hari Rabu setelah karantina 14 hari.
Sebanyak 621 orang di kapal tersebut dinyatakan positif terkena virus corona, angka terbesar di luar China daratan.
Ratusan orang kini telah turun dari kapal pesiar. Yang lain akan berangkat selama dua hari ke depan.
Pakar kesehatan Jepang Kentaro Iwata, profesor di divisi penyakit menular Universitas Kobe Jepang, mengunjungi kapal Diamond Princess dan mengatakan situasi di atas kapal "benar-benar kacau".
"Kapal pesiar benar-benar tidak memadai dalam hal pengendalian infeksi," katanya dalam video YouTube yang dibagikan secara luas.
Tetapi hari ini menteri kesehatan Jepang menanggapi kritik Iwata, mengatakan pemerintah telah bekerja keras untuk menghadapi situasi yang sangat sulit.
"Kami telah melakukan yang terbaik dalam situasi ini," ujar Katsunobu Kato.
Reporter; Benedikta Miranti Tri Verdiana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Baca SelengkapnyaSeluruh awak dan penumpang pesawat Japan Airlines selamat. Namun, lima awak pesawat lain yang ditabrak meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPesawat Japan Airlines terbakar usai menabrak pesawat penjaga pantai Jepang di landasan pacu.
Baca SelengkapnyaJemaah haji yang meninggal berasal dari Embarkasi Majalengka (KJT) sebanyak 23 orang, sedangakan dari Jakarta-Bekasi (JKS) 69 orang.
Baca SelengkapnyaWarga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).
Baca Selengkapnya40 jemaah Indonesia tersebut tidak meninggal di satu tempat.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPesawat dengan 379 penumpang dan awak itu terbakar hebat setelah bertabrakan dengan pesawat lain di landasan pacu.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaUntuk jemaah hilang saat masa puncak haji yang belum ditemukan hingga kini berjumlah satu orang.
Baca SelengkapnyaSaat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda.
Baca Selengkapnya