Dua nenek di China ditangkap karena tanam opium
Merdeka.com - Dua nenek asal kota Shenqui, Henan, China, ditangkap polisi karena kedapatan membudidayakan tanaman opium. Rupanya, bunga poppy yang mereka klaim sebagai obat-obatan itu sengaja dijual demi mendapatkan keuntungan.
Dikutip dari laman South China Morning Post, Jumat (23/3), setiap bunga opium hasil panen mereka jual dengan harga 2 yuan atau setara dengan Rp 4.200.
Penangkapan kedua pelaku bermula saat mereka sedang menawarkan opium ke pasar.
-
Bagaimana opium dibudidayakan di Myanmar? Laporan itu menyebut budidaya opium telah menjadi 'semakin canggih' dan lebih produktif karena penggunaan lahan yang terorganisir rapat, sistem irigasi, dan terkadang pupuk.
-
Siapa yang mengendalikan perdagangan opium? Meningkatnya konflik di Shan telah menjatuhkan keluarga mafia yang kaya raya dari perjudian, pusat penipuan, dan narkoba, tetapi kelompok pemberontak masih mengandalkan penjualan opium untuk mendanai operasi mereka.
-
Bagaimana cara peneliti menemukan opium? Fakta ini mengarahkan peneliti untuk menguji artefak Zaman Perunggu Akhir tersebut untuk mendapat sisa bekas opium itu. Hasilnya, peneliti dari Otoritas Kepurbakalaan Israel, Institut Sains Weizmann dan Universitas Tel Aviv, mengidentifikasi jejak obat halusinogen di delapan wadah opium.
-
Dimana opium dibudidayakan di Myanmar? Negara Bagian Shan, yang menjadi pusat pertempuran antara aliansi tiga kelompok bersenjata etnis bersenjata dan militer, selalu menjadi produsen opium terbesar di Myanmar.
-
Mengapa Kerto Pengalasan kecanduan opium? Di samping itu ada hal menarik lainnya soal pribadi Kerto Pengalasan. Ia mengonsumsi candu opium dan sudah ketagihan.
-
Kenapa Myanmar jadi produsen opium terbesar? Gangguan ekonomi, keamanan, dan tata kelola yang terjadi setelah pengambilalihan kekuasaan oleh militer pada Februari 2021 terus mendorong para petani di daerah terpencil beralih ke opium untuk mencari nafkah.
Aparat yang mengetahui kejadian tersebut langsung membawa dua tersangka ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan. Penangkapan terjadi pada Ahad lalu.
Tak hanya mendapatkan barang bukti dari dua wanita tua itu saja, polisi juga melakukan pemeriksaan ke ladang, tempat mereka bekerja.
Polisi kemudian menemukan sekitar 2.300 bunga opium yang siap untuk dipanen. Pihak berwenang China akhirnya menyita semua tanaman dan menahan dua pelaku.
Polisi mengatakan, menanam dan membudidayakan tanaman opium tanpa izin dianggap sebagai tindak kejahatan di China. Sebab, tanaman ini ilegal dan kerap disalahgunakan.
Bunga opium biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan morfin dan juga heroin.
Merujuk pada undang-undang di China, bagi siapa saja yang menanam tanaman candu tanpa izin maka akan dikenakan denda atau hukuman penjara.
Reporter: Teddy Tri Setio Berty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga negara (WN) China, DL (50) diserahkan warga Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi, kepada pihak Imigrasi. Dia diduga menjual obat herbal ilegal.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka beserta seluruh barang bukti ganja sudah diamankan di Mapolres Tanah Karo.
Baca SelengkapnyaTotal terdapat 4.338 pohon ganja yang diamankan polisi.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku penanam ganja tersebut yakni Ngatoyo (51) dan Bambang (32) warga Desa Argosari, Kecamatan Senduro.
Baca SelengkapnyaNarkotika jenis sabu di Kabupaten Pekalongan yang diamankan BNN Jateng mencapai 775 gram.
Baca SelengkapnyaPesulap Oge Arthemus atau Oge Setiawan (44) ditetapkan menjadi tersangka atas kasus narkoba.
Baca SelengkapnyaMukti enggan mengungkap total keuntungan yang didapat pelaku dari menjual obat perangsang tersebut.
Baca SelengkapnyaTersangka SM dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan ancaman dua tahun penjara
Baca SelengkapnyaGanja-ganja setinggi 2 meter ditanam di antara pohon kopi. Ditemukan juga bibit ganja.
Baca SelengkapnyaDua petani asal Banyuwangi berbisnis senjata api ilegal. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaOge diringkus saat tengah berada di salah satu hotel di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaEksportir mangrove diduga memanfaatkan warga lokal untuk menebang pohon, mengolah jadi arang dan siap dijual ke luar negeri.
Baca Selengkapnya