Dua Tahun Pandemi, WHO Rilis Jumlah Korban Meninggal karena Covid-19 di Seluruh Dunia
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, hampir 15 juta orang meninggal karena pandemi Covid-19 di 2020 dan 2021. Jumlah ini hampir tiga kali lebih banyak dari yang dilaporkan sebelumnya.
Para peneliti mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan kematian 4,5 juta lebih banyak dari yang diperkirakan di 2020, dan 10,4 lebih banyak dari yang diperkirakan di 2021. Laporan ini diterbitkan online pada Rabu di jurnal Nature.
Sebagai perbandingan, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia pada tahun 2019 dengan hampir 9 juta kematian.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
Berdasarkan angka-angka ini, "kami perkirakan Covid-19 menjadi salah satu penyebab utama kematian pada tahun 2020 dan penyebab utama kematian pada tahun 2021," penulis penelitian menyimpulkan, dikutip dari laman United Press International (UPI), Kamis (15/12).
Menurut analisis baru ini, India, Rusia, Indonesia, Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko mencatat angka kematian Covid-19 tertinggi di 2020 dan 2021.
India mencatat 4,7 juta kematian dalam dua tahun tersebut, menjadikannya negara yang paling parah dihantam Covid selama pandemi.
Lebih dari sepertiga kematian Covid tercatat di Asia Tenggara yaitu hampir 6 juta kematian tambahan.
"Ini merupakan wabah menghancurkan pada 2021 di India, dan jadinya ada sejumlah besar kematian tambahan," jelas profesor biostatistik Universitas Washington, Jonathan Wakefield.
Rusia mencatat hampir 1,1 2020 dan 2021, disusul Indonesia (1 juta) dan Amerika Serikat (932.000).
Wilayah Amerika dan Eropa menderita kematian pandemi terbanyak berikutnya setelah Asia Tenggara, masing-masing dengan sekitar 3,2 juta kematian tambahan, kata Wakefield.
Secara keseluruhan, empat dari lima kematian akibat Covid selama dua tahun itu terjadi di Asia Tenggara, Amerika, atau Eropa, menurut hasil penelitian.
Mengetahui dengan tepat berapa banyak orang yang meninggal selama pandemi menjadi tantangan bagi para pejabat dan peneliti.
"Saya pikir setiap orang yang memiliki pengetahuan akan sepakat bahwa jumlah yang dilaporkan jauh lebih rendah daripada jumlah sebenarnya," kata Dr. Aaron Glatt, ketua penyakit menular di Mount Sinai South Nassau di New York City, mengomentari studi baru ini.
"Benar sekali bahwa ada banyak sekali kematian yang tidak dilaporkan karena Covid."
Wakefield dan Glatt mengatakan, tes Covid tidak tersedia saat awal pandemi. Beberapa wilayah di dunia juga tidak memiliki akses penuh untuk melakukan tes layak.
"Orang-orang meninggal tanpa ada diagnosis Covid, walaupun statusnya suspek," kata Glatt.
Selain itu, akurasi laporan kematian bervariasi setiap negara. Bahkan akurasi ini semakin buruk ketika Covid menghancurkan sistem kesehatan, kata Wakefield.
Untuk membuat perkiraan yang lebih rinci tentang jumlah korban pandemi, para peneliti memeriksa kelebihan kematian global yang disebabkan Covid.
"Jumlah kematian yang terjadi dikurangi dari yang Anda perkirakan jika pandemi tidak terjadi," jelas Wakefield.
Tim membuat model komputer yang kompleks untuk menghitung jumlah kematian yang diperkirakan seandainya pandemi tidak terjadi, serta perhitungan yang lebih akurat tentang kematian terkait Covid yang memang terjadi.
Analisis mereka menyimpulkan bahwa Covid-19 bertanggung jawab atas sekitar 14,8 juta kematian tambahan secara global pada tahun 2020 dan 2021.
Sebelumnya, 5,4 juta kematian dilaporkan selama dua tahun terburuk pandemi.
Para peneliti memperkirakan, 0,06 persen lebih banyak kematian dari yang diperkirakan terjadi pada tahun 2020 dan angka tersebut lebih tinggi dua kali lipat menjadi 0,13 persen pada tahun 2021.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasa Raharja mengakui angka kecelakaan lalu lintas memang mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 15 hingga 17 persen.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaHingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca Selengkapnya