Dubes AS Beri Bocoran soal Proposal Perdamaian Israel-Palestina dari Trump
Merdeka.com - Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, memberi bocoran soal proposal AS --yang belum diumumkan-- tentang perdamaian Israel-Palestina. Dia mengatakan dokumen yang disiapkan "memiliki banyak sisi yang akan disukai dan hal-hal yang tidak akan mereka sukai."
Haley mengatakan warga Israel dan Palestina serta negara-negara di seluruh dunia memiliki pilihan: fokus pada bagian-bagian yang tidak mereka sukai, yang katanya berarti kembali "ke status quo yang gagal dalam 50 tahun terakhir," atau fokus pada bagian-bagian yang mereka sukai dan mendorong perdamaian negosiasi untuk maju.
Kendati demikian, Haley juga mengatakan bahwa proposal itu "memerlukan waktu yang lebih lama" dan "teknologi baru" untuk bisa dipersiapkan, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (18/12).
-
Bagaimana Hamas memutuskan perjanjian? Pejabat Hamas mengatakan kesepakatan itu disetujui oleh semua brigade di Gaza melalui panggilan telepon, 'karena kami selalu bersatu baik di medan perang atau dalam pengambilan keputusan politik'.
-
Apa isi perjanjian gencatan senjata Hamas dan Israel? 'Para sandera yang berasal dari keluarga yang sama akan ditempatkan dalam satu kelompok,' ujar Ansari. Dalam jangka waktu empat hari, Hamas diperkirakan akan membebaskan 50 warga Israel. Sebagai imbalannya, sebanyak 150 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan. 'Tentunya setiap hari akan mencakup sejumlah warga sipil yang disepakati berjumlah 50 orang dalam empat hari,' kata Ansari.
-
Siapa yang memberi klarifikasi soal Palestina? Mengomentari hal ini, Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Eva Chairunisa mengungkapkan, belum munculnya negara Palestina pada aplikasi Whoosh, hal itu terjadi beberapa waktu lalu aplikasi belum terupdate versi terbaru.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Israel? Masyarakat Indonesia melontarkan kecaman keras terhadap lima kader Nahdhatul Ulama (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
-
Kapan Hamas dan Israel mulai bernegosiasi? Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya tengah 'mendekati perjanjian gencatan senjata' dengan Israel setelah pertempuran berlangsung lebih dari sebulan di Jalur Gaza.
-
Siapa yang menjadi mediator dalam gencatan senjata Hamas dan Israel? Dalam konferensi pers di Doha, Majed al-Ansari menjelaskan rincian perjanjian yang tercapai melalui mediasi Qatar itu.
Berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB dua hari lalu Haley tidak memberikan rincian nyata tentang apa yang Presiden AS Donald Trump sebut sebagai "kesepakatan abad ini (deal of the century)."
"Ini jauh lebih lama. Ini mengandung lebih banyak detail yang bijaksana," kata Haley kepada dewan.
"Ia mengakui bahwa realitas di Timur Tengah telah berubah besar dan semakin penting."
"Orang-orang Palestina memiliki keuntungan dengan terlibat dalam negosiasi perdamaian," kata Haley.
"Rencana ini akan berbeda dari yang sebelumnya. Pertanyaan kritisnya adalah apakah responnya akan berbeda."
Rencana itu, yang dipelopori oleh menantu Presiden Trump, Jared Kushner, dan utusan AS Jason Greenblatt, dimaksudkan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang macet dan tidak aktif antara Israel dan para pemimpin Palestina.
Macetnya negosiasi dipicu oleh status Yerusalem dan perluasan yang sedang berlangsung dari proyek pemukiman ilegal di Palestina yang diduduki.
Haley mengatakan, negosiasi akan bergerak maju ke arah perdamaian dan hal itu "membutuhkan pemimpin dengan visi nyata untuk melakukannya."
Namun para pemimpin Palestina telah menolak untuk berpartisipasi dalam upaya yang dipimpin AS sejak Desember 2017, ketika pemerintahan Trump berbalik dari kebijakan AS selama puluhan tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota berjuluk Al Quds Al Sharif itu.
Sebagai tanggapan, Riyad Mansour, Duta Besar Palestina untuk PBB, mengatakan kepada wartawan bahwa rencana itu "mati pada saat kedatangan" dan mendesak agar AS kembali pada negosiasi yang berkonsensus.
"Dia (Haley) menolak untuk mendengarkan posisi kami yang telah didengarnya selama dua tahun terakhir dan dia tetap berlanjut tanpa mendengarkan. Ia kemudian melanjutkan dan bersikeras bahwa penggantian konsensus global dengan sesuatu yang sangat kabur, yang tidak kami ketahui akan berhasil," Kata Mansour.
"Dia salah. Itu tidak akan berhasil. Satu-satunya yang memiliki peluang sukses adalah menerapkan konsensus global."
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.
Baca SelengkapnyaPidato Netanyahu mendapat riuh tepuk tangan dari anggota Kongres AS, namun menuai kecaman dari Hamas yang menyebutnya penuh klaim dan kebohongan.
Baca SelengkapnyaAgresi Israel di Gaza menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat capres AS.
Baca Selengkapnyamelobi negara-negara lain untuk menolak resolusi Palestina
Baca SelengkapnyaKembali munculnya rekaman ini menjadi peringatan tentang pentingnya sejarah dalam memahami perkembangan saat ini dalam agresi Israel di Palestina.
Baca SelengkapnyaPerang antara Israel dan Palestina kembali pecah. Para pejuang Hamas, Palestina, menyerang Israel melaui darat dan udara, Sabtu (7/10/2023).
Baca SelengkapnyaIsu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.
Baca SelengkapnyaAS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
Baca SelengkapnyaSaat memasuki ruang pertemuan, Netanyahu disambut teriakan "huuuuu" oleh beberapa anggota Kongres AS.
Baca SelengkapnyaJutaan warga Gaza terancam kelaparan karena Israel melarang truk bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 13 anggota Dewan Keamanan memberikan suara mendukung rancangan resolusi singkat tersebut, yang diajukan oleh Uni Emirat Arab pada hari Jumat.
Baca SelengkapnyaSaudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca Selengkapnya