Dunia Akan Habiskan Rp2.200 Triliun untuk Vaksin Covid-19 Hingga 2025
Merdeka.com - Total pengeluaran global untuk vaksin COVID-19 diproyeksikan mencapai 157 miliar dolar AS (sekitar Rp2.263,7 triliun) pada 2025, menurut laporan perusahaan data kesehatan Amerika Serikat IQVIA Holdings Inc.
Proyeksi pengeluaran itu didorong oleh program vaksinasi massal yang sedang berlangsung dan suntikan penguat imun yang diharapkan bisa dilakukan setiap dua tahun,
Merujuk pada laporan yang dirilis Kamis, pembelanjaan vaksin diperkirakan akan menjadi yang tertinggi tahun ini pada angka 54 miliar dolar AS (sekitar Rp778,7 triliun), dengan kampanye vaksinasi besar-besaran yang sedang berlangsung di seluruh dunia.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Kapan vaksin kanker Rusia diluncurkan? Lebih dari itu, pemerintah Rusia menyatakan bahwa vaksin ini akan didistribusikan secara gratis kepada pasien mulai awal 2025.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kenapa anggaran riset negara di dunia meningkat? Jumlah ini merupakan peningkatan 5,43 persen dari sebelumnya, di mana pada tahun 2021 biaya yang dikeluarkan untuk keperluan riset hanya sebesar 2,348 triliun USD.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Kemudian, pengeluaran negara-negara untuk vaksin COVID-19 diperkirakan menurun hingga menjadi 11 miliar dolar AS (sekira Rp158,6 triliun) pada 2025, karena meningkatnya persaingan dan volume vaksin, kata wakil presiden senior IQVIA Murray Aitken.
"Sementara vaksin COVID-19 akan menelan biaya 157 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan. Itu adalah harga yang sangat kecil untuk dibayar dibandingkan dengan hilangnya nyawa manusia akibat pandemi," ujar Aitken, seperti dilansir laman Antara mengutip Reuters, Kamis (29/4).
IQVIA, yang menyediakan data dan analitis untuk industri perawatan kesehatan, memperkirakan gelombang pertama vaksinasi COVID-19 akan mencapai sekitar 70 persen dari populasi dunia pada akhir tahun 2022.
Suntikan booster atau penguat kemungkinan akan mengikuti vaksinasi awal setiap dua tahun, berdasarkan data terkini tentang durasi efek vaksin.
Amerika Serikat sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa suntikan penguat akan diperlukan antara sembilan hingga 12 bulan setelah seseorang menerima dosis penuh vaksin COVID-19, kata seorang pejabat Gedung Putih awal bulan ini.
Perusahaan farmasi AS, Pfizer Inc, juga mengatakan suntikan penguat mungkin diperlukan dalam 12 bulan.
Perkiraan pengeluaran untuk vaksin COVID-19 mewakili dua persen dari perkiraan sekitar 7 triliun dolar AS (sekira Rp100.947,3 triliun) untuk semua obat yang diresepkan bagi pasien selama periode waktu itu, kata IQVIA.
Tidak termasuk biaya vaksin COVID-19, pengeluaran obat secara keseluruhan diperkirakan lebih rendah 68 miliar dolar AS (sekitar Rp980,6 triliun) selama enam tahun dari 2020 hingga 2025 --jika dibandingkan dengan kondisi dunia tanpa pandemi.
Laporan itu juga menyebut bahwa pandemi menyebabkan gangguan besar pada kunjungan dokter serta prosedur dan penggunaan obat-obatan, yang menyebabkan penimbunan beberapa obat di masa-masa awal dan kemudian kembali ke tren yang lebih normal.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja pemerintah pusat tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 11 persen.
Baca SelengkapnyaVaksin kanker akan mulai didistribusikan awal tahun 2025.
Baca SelengkapnyaNilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan IKN dan program Makan Bergizi Gratis di 2025.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Globocan 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaRusia mengklaim bahwa mereka telah berhasil menemukan vaksin kanker yang akan bisa diakses secara gratis di 2025.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca Selengkapnya