Duterte akhirnya mengakui satu-satunya dosa yang dia perbuat
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk pertama kalinya mengakui dialah yang memerintahkan pembunuhan ilegal dalam kampanye perang melawan narkoba.
Dalam pidatonya di Istana Malacanang dua hari lalu Duterte menyampaikan pengakuan itu ketika menyinggung pihak yang mengkritik dia soal memimpin negara.
"Saya katakan kepada tentara, apa salah saya? Apakah saya mencuri meski cuma satu peso saja? Satu-satunya dosa saya adalah pembunuhan ilegal," kata dia, seperti dilansir laman the Guardian, Jumat (28/9).
-
Kenapa DPR dukung polisi tindak tegas nopol palsu? 'Bagus, pengguna pelat rahasia palsu memang wajib ditindak secara tegas dan keras. Karena sudah pasti, para pemalsu pakai ini buat gagah-gagahan, sewenang-wenang, yang berujung merugikan para pengguna jalan lainnya. Jadi diberi hukuman saja kalau ada yang kedapatan masih memakai. Toh sudah jelas-jelas nggak boleh, masih nekat pula,' ujar Sahroni dalam keterangan, Senin (29/1).
-
Kenapa Komisi XI DPR minta masyarakat hindari pinjol ilegal? Melihat besarnya pengeluaran masyarakat saat Ramadan hingga Lebaran, Anggota Komisi XI, Puteri Anetta Komarudin mengingatkan agar masyarakat menghindari pinjaman online (pinjol) yang bersifat konsumtif. Tujuannya, menghindari maraknya pinjol ilegal jelang hari raya.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang mengomentari penangkapan caleg narkoba? Mengomentari hal ini, Sahroni menyebut bahwa penangkapan itu membuktikan jika kepolisian tidak tebang pilih dalam memberantas pelaku peredaran narkoba.
-
Siapa yang menolak ancaman Trump? Respon terhadap pernyataan Trump tidak lama datang dari Presiden Panama, Jos Ral Mulino. Ia dengan tegas menegaskan bahwa Terusan Panama adalah milik negara mereka dan menambahkan bahwa kedaulatan Panama tidak dapat dinegosiasikan.
-
Siapa yang mendukung polisi tindak tegas nopol palsu? Penertiban pelat nomor rahasia palsu ini lantas mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.
Duterte sebelumnya kerap menyinggung soal pembunuhan ilegal ini tapi dia selalu membantah aksi itu didukung pemerintahannya. Pengakuan Duterte ini bisa menjadi bahan bagi penyelidikan awal oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) tentang terbunuhnya ribuan orang akibat pembunuhan ilegal yang dikatakan menjadi bagian dari 'perang melawan narkoba'
Maret lalu ICC membenarkan mereka sedang menyelidiki tuduhan perbuatan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Duterte dalam kampanye 'perang melawan narkoba', baik ketika dia menjabat sebagai wali kota Davao, dan kini sudah mejadi presiden selama dua tahun ini. Sebagai balasannya Duterte mengumumkan dia menarik Filipina dari Statuta Roma yang membuat ICC bisa menyelidiki Filipina.
Menurut data pemerintah, sekitar 4.500 orang tewas dalam kampanye perang melawan narkoba oleh Duterte. Sebagian besar korban adalah pengedar kelas teri dan pecandu. Namun sebuah laporan sebanyak 77 halaman yang diserahkan ke ICC menyebut korban tewas mencapai lebih dari 8.000 orang. Sebagian kelompok pembela hak asasi menyebut korban tewas hingga 12.000 jiwa.
Direktur Human Righst Watch Asia, Brad Adams mengatakan pemerintah Filipina tidak perlu ragu lagi dengan dosa Duterte.
Juru bicara kepresidenan, Harry Roque, kemarin mengatakan pernyataan Duterte hanya berkelakar dan tidak perlu dianggap serius.
Duterte dalam kesempatan sebelumnya kerap menegaskan dia tidak akan menghentikan kampanye perang melawan narkoba ini.
"Ini tidak akan berakhir," kata Duterte. "Seperti saya bilang, saya mempertaruhkan nyawa saya, jabatan saya. Saya bisa kehilangan jabatan kapan saja. Itu jadi kehormatan buat saya."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski meminta maaf, Faisal menyalahkan penyidik yang menangani kasus KDRT tersebut. Menurut dia, penyidik tak segera menahan sehingga BD melarikan diri.
Baca SelengkapnyaTersangka Pegi Setiawan alias Perong membantah terlibat pembunuhan Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaSatu pelaku, Pegi Setiawan alias Perong nampak memakai kaos berwarna biru, dengan wajah tegar
Baca Selengkapnya