Duterte Ancam Kirim Kapal Perang Jika China Macam-Macam di Laut China Selatan
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam siaran televisi kemarin mengatakan dia siap untuk mengirimkan kapal perang untuk mempertahankan klaim wilayah negaranya di Laut China Selatan yang saat ini didatangi ratusan kapal-kapal China.
Duterte mengakui jika negaranya melawan China di Laut China Selatan maka itu akan berujung pada kekerasan.
"Kalau kita ke sana untuk menegaskan wilayah kekuasaan, maka akan ada konflik berdarah," kata dia dalam pidato pertamanya setelah ratusan kapal China terlihat berada di wilayah sengketa Laut China Selatan bulan lalu.
-
Siapa yang prihatin tentang konflik Laut China Selatan? Para menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu, 30 Desember 2023 menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
-
Kenapa Laut Cina Selatan menjadi sorotan dunia? Teritorial LCS merupakan kawasan perairan yang menjadi sorotan tidak hanya di level Asia, namun juga dunia khususnya negara-negara Barat yang memiliki kepentingan ekonomi dan keamanan.
-
Kenapa Jokowi membahas Laut China Selatan? Jokowi mengatakan dirinya akan membahas upaya meredakan ketegangan di Laut China Selatan.
-
Siapa yang mendukung kedaulatan laut Filipina? Meski visi kedaulatan kelautan mereka didukung oleh kebijakan seperti The National Security Policy dan National Security Strategy untuk menjamin 24/7 Maritime Domain Awareness, namun pada implementasinya sungguh cukup berbeda (Batongbacal, 2021).
-
Apa yang ditemukan di Laut China Selatan? Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644. Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
-
Mengapa China menuduh Taiwan sebagai peretas utama? Taiwan, yang memiliki sistem pemerintahan demokratis, di klaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, sering melaporkan bahwa mereka menjadi korban peretasan dan disinformasi dari China. Namun, jarang terjadi Beijing membalikkan situasi dengan melontarkan tuduhan kepada Taipei.
"Saya tidak begitu tertarik dengan perikanan. Menurut saya di sana tidak ada cukup banyak ikan untuk diributkan," kata Duterte, seperti dilansir laman South China Morning Post, Selasa (20/4).
Menurut Duterte, di masa datang jika ada masalah di LCS soal suber daya alam maka dia akan mengirimkan "lima kapal penjaga pantai dan mereka bisa mengejar musuh. Mereka bisa kejar-kejaran dan kita lihat siapa yang lebih cepat."
"Tapi ketika kita mulai menambang, mulai mengambil apa pun yang ada di bawah dasar laut, minyak kita, maka saya akan kirimkan kapal perang untuk menegaskan batas wilayah," kata Duterte.
"Kalau mereka mulai mengebor minyak di sana, saya akan bilang pada China, apakah itu bagian dari kesepakatan? Kalau itu bukan bagian dari kesepakatan, maka saya juga akan mulai mengebor di sana. Kalau mereka dapat minyak maka pada saat itu kita akan bertindak."
Kepala pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan kepada Duterte dalam rapat itu, kapal Angkatan Laut bisa berpatroli di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Filipina, setelah Duterte mengatakan, "tidak bakal ada apa-apa" jika Filipina mengerahkan kapalnya "karena kita tidak memiliki wilayah laut itu."
Sejak naik ke tampuk kekuasaan pada 2016 Duterte berupaya membangun persahabatan dengan China dan menolak bertentangan dengan Negeri Tirai Bambu yang sudah menjanjikan bantuan miliar dolar dalam bentuk pinjaman dan investasi.
Dia berulangkali mengatakan Filipina tidak kuasa menghalangi China dan menentang mereka bisa menimbulkan perang dan negaranya akan kalah.
Namun ketegangan antar kedua negara meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Manila berulangkali memprotes kehadiran kapal-kapal China di LCS meski Duterte masih bersikap bersahabat dan berterima kasih dengan China yang memberi bantuan pengiriman vaksin Covid-19.
China mengatakan keberadaan kapal-kapalnya di LCS adalah sah dan wajar.
Kedutaan China di Manila sejauh ini belum menjawab permintaan tanggapan.
Filipina sudah melayangkan beberapa kali nota protes terhadap kegiatan China di LCS. Yang teranyar Filipina menuding China mengambil ikan secara ilegal dan mengumpulkan lebih dari 240 kapal di wilaya tersebut.
Tahun lalu Manila mencabut larangan eksplorasi minyak di LCS dan itu membuat Filipina bisa melanjutkan pembicaraan dengan China meski batas wilayah mereka pun belum tegas.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Filipina.
Baca SelengkapnyaKapal penjaga pantai China menyenggol bagian belakang hingga sisi kanan kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaIrvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaChina benar-benar nekat membangun pangkalan udara di sana.
Baca Selengkapnya"Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang," kata Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaKetegangan ini membuat Korsel memerintahkan seluruh warganya di dua pulau terpencil untuk mengungsi ke tempat perlindungan bom.
Baca SelengkapnyaPenampakan pasukan militer China kepung wilayah perairan dekat Taiwan.
Baca SelengkapnyaMahfud menilai, kesepakatan Prabowo dan Xi Jinping bisa menjadi masalah baru di kawasa
Baca SelengkapnyaLuhut menyadari, luasnya batas negara Indonesia membutuhkan angkatan laut yang tangguh.
Baca Selengkapnya