Duterte kerahkan polisi Filipina bunuh wali kota terlibat narkoba

Merdeka.com - Kepolisian Filipina menghabisi tak hanya pengedar narkoba selama dua bulan terakhir. Pejabat pemerintah kota pun jadi sasaran. Rabu (3/8) dini hari waktu setempat, di Kota Albuera, enam pengawal Wali Kota Rolando Espinosa ditembak mati oleh polisi. Sang wali kota dan anaknya dituding membekingi peredaran narkoba.
Pengepungan kediaman sang wali kota diperintahkan langsung oleh Presiden Rodrigo Duterte. Awal pekan ini, presiden yang baru sebulan lebih menjabat itu mengeluarkan perintah tembak di tempat bagi Espinosa. Sehari sebelum terjadi tembak- menembak di Albuera, Espinosa lebih dulu menyerahkan diri.
Sang anak, Kerwin Espinosa, diakui terlibat sindikat narkoba. "Wali Kota (Espinosa) telah menyerahkan diri pada anak buah saya akibat ancaman tembak di tempat," kata Ronald de la Rosa, Kepala Polisi Filipina seperti dilansir Sun Star.
Kerwin dikenal warga sebagai bandar narkoba di kawasan Pulau Leyte. Selama ini, karena statusnya anak wali kota, dia tak pernah tersentuh hukum. Belum diketahui di mana persembunyian Kerwin selepas anak buahnya ditembak mati polisi.
"Kerwin, jika anda melihat siaran ini sebaiknya menyerah sekarang mengikuti jejak ayahmu," kata Ronald.
Istana Presiden Malacanang awal pekan ini membuat geger masyarakat. Mereka mengatakan siap merilis daftar 27 nama pejabat pemerintah yang terlibat sindikat narkoba, termasuk wali kota hingga gubernur. Sebagian sosok itu sangat populer di masyarakat.
"Anda semua akan terkejut jika membaca daftar lengkapnya," kata Salvador Panelo, anggota staf khusus Duterte.
Presiden Duterte, dulunya menjabat sebagai Wali Kota Davao, mengedepankan pemberantasan narkoba sebagai program unggulannya. Polisi Filipina bertindak lebih brutal dibanding biasanya kepada para pengedar serta pengepul narkotika kelas teri, mirip penembakan misterius di Indonesia kurun 1980-an.
Sejak Duterte dilantik pada 30 Juni lalu, dilaporkan 402 orang tewas karena ditembak mati pasukan khusus kepolisian. Angka sumber Human Rights Watch menyatakan lebih dari 700 orang yang terbunuh akibat operasi Duterte.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya