Duterte masih butuh AS di Laut China Selatan demi stabilitas kawasan
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku bahwa Manila masih membutuhkan Amerika Serikat di Laut China Selatan. Pernyataan ini diucapkan Duterte beberapa waktu lalu dia sempat meminta pasukan AS pergi dari Filipina Selatan.
"Saya tidak pernah mengusir mereka dari Filipina, lagi pula kami membutuhkan mereka di Laut China Selatan. Kami tidak memiliki persenjataan lengkap,"ucap Duterte seperti dikutip dari Inquirer, Kamis (22/9).
Meski demikian, Duterte merasa AS masih memandang rendah Filipina. Dia merasa Negeri Paman Sam itu menganggap Manila tidak bisa melakukan apa-apa.
-
Siapa yang mendukung kedaulatan laut Filipina? Meski visi kedaulatan kelautan mereka didukung oleh kebijakan seperti The National Security Policy dan National Security Strategy untuk menjamin 24/7 Maritime Domain Awareness, namun pada implementasinya sungguh cukup berbeda (Batongbacal, 2021).
-
Mengapa alat militer China penting? Awalnya teknologi ini dianggap hanya sekedar mimpi belaka. Para ilmuwan mengatakan hal ini akan menyebabkan 'perubahan besar dalam seni perang'.
-
Kenapa rudal China ini dianggap penting? Rudal ini memiliki jangkauan akurasi tinggi antara 3 hingga 4 kilometer dan telah menjadi komponen kunci persenjataan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok sejak akhir tahun 1980an.
-
Apa yang ditemukan di Filipina? Dengan menggunakan data geologi, van de Lagemaat berhasil merekonstruksi pergerakan lempeng antara Jepang dan Selandia Baru. Dari sini, dia menemukan bahwa lempeng kuno yang pernah ada di sana berukuran sangat besar, sekitar seperempat ukuran Samudera Pasifik, sebelum akhirnya lenyap.
-
Kenapa alutsista TNI AU penting? Sesuai amanat Presiden pertama Indonesia, Soekarno.'Kuasai udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern,' demikian pesan bung Karno, saat pidato Ulang Tahun TNI Angkatan Udara ke-9, tahun 1955.
-
Apa alat canggih militer China? Tim ilmuwan dari Beijing mengatakan untuk pertama kalinya mereka berhasil menciptakan alat dengan kemampuan pemantauan dan analisis spektrum elektromagnetik secara real-time, bandwidth lebar, dan mulus, sehingga musuh tidak bisa berada di tempat terbuka selama konflik berlangsung.
"Saya benar-benar tidak mengerti apa yang salah dengan orang Amerika. Mereka memandang kami seperti orang rendah," katanya.
Mantan Wali Kota Davao ini akhirnya kembali mengungkit masalah bantuan militer AS yang dianggap sekadar formalitas, seperti sejumlah jet tempur tanpa rudal.
Sementara itu, Duterte mengatakan bahwa Filipina menerima tawaran peralatan anti-terorisme dari China dan Israel. Namun, Filipina dianggap masih perlu berhati-hati dan menerima peralatan intelijen dari sumber-sumber terpercaya.
Sengketa Laut China Selatan ©wikipedia.com
Memanasnya situasi kawasan karena sengketa wilayah dengan China, membuat Filipina harus memiliki dukungan. Kendati demikian, Duterte menjelaskan, pernyataannya ini bukan berarti Filipina siap berperang dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Menurut dia, berperang dengan China hanya akan berarti kematian besar-besaran.
Situasi di kawasan kian panas pasca diumumkannya putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) mengenai Laut China Selatan. Filipina mengajukan tuntutan mempertanyakan klaim Beijing atas 90 persen perairan Laut China Selatan, yang juga masih tumpang tindih dengan wilayah Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Taiwan.
Hasil putusan dimenangkan oleh Filipina, meski demikian, China tetap menolak keputusan tersebut dan bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, itu. Filipina dan China akhirnya sepakat untuk membicarakan masalah ini lebih lanjut.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaTema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Filipina.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaLuhut menyadari, luasnya batas negara Indonesia membutuhkan angkatan laut yang tangguh.
Baca SelengkapnyaTeritorial LCS merupakan kawasan perairan yang menjadi sorotan negara yang memiliki kepentingan keamanan dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaHal tersebut diungkapkan Jokowi dalam pertemuan ASEAN-China Summit yang dihadiri Perdana Menteri China, PM Li Qiang.
Baca SelengkapnyaAlat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKapal Landing Dock Philippines mengakomodasi kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina.
Baca SelengkapnyaIrvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaChina benar-benar nekat membangun pangkalan udara di sana.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca Selengkapnya