Duterte pernah tembak mati pejabat kehakiman dengan senapan Uzi
Merdeka.com - Pria bernama Edgar Matobato, 57 tahun, mengaku sebagai pembunuh bayaran suruhan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di depan sidang Senat kemarin.
Dalam pengakuannya dia mengatakan Duterte pernah menembak mati seorang pejabat kehakiman dengan senapan Uzi dan menyuruh lawan politiknya jadi santapan buaya hidup-hidup.
Matobato menyatakan dia adalah anggota Pasukan Kematian Davao, tim khusus pembunuh pelaku kriminal yang dibentuk Duterte ketika menjabat wali kota pada 1988.
-
Mengapa DPR RI minta pelaku dihukum berat? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4).
-
Apa predikat yang diterima Polri? Mahasiswa Beri Apresiasi Polri Berpredikat Lembaga Bercitra Baik Versi Litbang Kompas Hal ini tak lepas dari kerja keras Polri di bawah komando Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini. Dalam survei tersebut Polri menempati urutan teratas setelah TNI sebagai lembaga yang memiliki citra terbaik.
-
Apa saja yang dirombak Kapolda Metro Jaya? Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto merombak jajarannya dengan memutasi sejumlah pejabat kepala satuan (Kasat) tingkat Polres hingga Kapolsek.
-
Siapa ketua PDRI? Dengan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua merangkap Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan, dan Menteri Luar Negeri dan Wakilnya Teuku Mohammad Hasan.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Di depan Senat itu, Matobato menceritakan pengalaman tugasnya pada 1993. Suatu hari misi pasukan pembunuh kriminal terhambat karena ada mobil seorang pejabat departemen kehakiman dari Biro Penyelidik Nasional yang menghalangi jalanan di sebelah selatan Kota Davao.
Si aparat saat itu sudah kehabisan peluru dan terluka akibat baku tembak. Duterte kemudian muncul dengan senjata Uzi.
"Wali Kota Duterte yang menghabisinya. Dia menghabiskan dua senapan Uzi untuk memberondongnya," kata Matobato, seperti dilansir koran the Daily Mail, Kamis (15/9).
"Saya tidak membunuh siapa pun kecuali diperintahkan Charlie Mike," ujar Matobato. Charlie Mike adalah nama sandi Duterte bagi Pasukan Kematian Davao.
Pengakuan Matobato itu memperkuat dugaan selama ini yang menyebut Duterte adalah dalang di balik pembunuhan terhadap lebih dari seribu pelaku kriminal, termasuk anak-anak di Davao ketika dia menjabat wali kota Davao.
"Tugas kami adalah membunuh para kriminal, pemerkosa, pengedar, dan penjambret. Kami membunuh orang hampir tiap hari antara 1988 dan 2013," ujar Matobato.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata, sikap tegas Kim bukan kali ini saja. Sebelumnya, Kim bahkan pernah mengeksekusi kerabat sendiri.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Politik dan Keamanan, Budi Gunawan mengungkapkan bahwa telah menerima laporan dari Kapolri Listyo Sigit dan Kapolda atas kasus polisi tembak
Baca SelengkapnyaSigit juga memerintahkan agar memberikan hukuman yang berat terhadap Dadang karena dianggap telah mencederai institusi Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaAKP Ryanto Ulil Anshar ditembak di parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaPara pakar berpendapat bahwa meskipun pernyataan Sara Duterte sangat tegas, dukungan politiknya tidak akan berkurang.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak kejadian naas tersebut yang merusak citra Kepolisian Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPada saat kejadian, AKP Dadang memakai pistol jenis HS untuk menghabisi nyawa AKP Ryanto.
Baca SelengkapnyaTotal ada 1.385 orang yang terdiri dari, pejabat negara hingga pihak swasta yang terjerat kasus korupsi sepanjang 2004-2022.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaJenderal Dudung memastikan, hukuman militer akan lebih berat dibanding hukuman sipil.
Baca Selengkapnya