Duterte sebut Filipina lebih baik dipimpin oleh diktator
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa budaya korupsi dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang begitu mengakar di negaranya. Oleh sebab itu, jika bukan dirinya, akan lebih baik Filipina dipimpin oleh seorang diktator seperti mendiang Ferdinand Marcos.
Dalam sebuah pidato, Duterte menegaskan kembali bahwa dia ingin berhenti jadi presiden sebelum masa jabatannya berakhir pada 2022. Namun dia enggan menyerahkan kekuasaan kepada Leni Robredo, wakil presiden yang dipilih secara terpisah dan bukan pasangannya.
"Kalian lebih baik memilih diktator dari orang-orang seperti Marcos. Itulah yang saya sarankan. Penerus saya secara konstitusional adalah Robredo, tetapi dia tidak bisa mengatasi situasi saat ini," kata Duterte, dikutip dari Reuters, Jumat (31/8).
-
Siapa Presiden pertama Filipina? Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Siapa saja yang perlu diwaspadai dari Filipina? Dalam pertandingan ini, dua pemain muda Filipina, Bjorn Martin Kristensen dan Sandro Reyes, menjadi ancaman serius bagi Indonesia.
-
Siapa pemimpin Orde Baru? Orde Baru merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
-
Bagaimana dampak korupsi bagi negara? 'Tambang ilegal misalnya, selain kerugian negara secara materil, juga ada hutan yang dibabat habis di sana. Ada tanah negara yang rusak di sana. Ada masyarakat yang tercemar polusi dan terganggu kesehatannya di sana.'
-
Bagaimana Filipina merdeka? Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Bagaimana dinasti politik berdampak pada kualitas demokrasi di Indonesia? Didominasi Orang-Orang Politik Arga melihat, sejauh ini partai besar sekalipun didominasi oleh orang-orang dari lingkup politik, bukan dari masyarakat luas. Bahkan jabatan strategis dengan mudah diperoleh dari hubungan keluarga dan kerabat. Dampaknya semakin sulit bagi individu dari kalangan masyarakat biasa untuk ikut andil dalam politik.
Duterte menambahkan bahwa akan ada kekacauan di Filipina jika pemimpinnya tidak ada yang berani mengambil tindakan keras seperti dirinya. Dia menilai Robredo tidak bisa jadi penerusnya, mengingat wakilnya itu kerap mengkritik upaya dia memerangi narkoba.
Kekaguman Duterte terhadap Marcos memang telah sering dia ungkapkan. Meskipun saat memimpin Marcos dikenal sebagai orang yang kejam dan brutal, namun Duterte menghargai ketegasannya.
Selain itu, berulang kali Duterte juga menyatakan ingin pensiun jadi presiden lantaran kerap menerima kritik publik terkait caranya menangani kasus korupsi dan narkoba.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Duterte mengklaim penggantinya tersebut sedang merencanakan amandemen undang-undang untuk menghapus batas masa jabatan presiden.
Baca SelengkapnyaPara pakar berpendapat bahwa meskipun pernyataan Sara Duterte sangat tegas, dukungan politiknya tidak akan berkurang.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo menyampaikan Indonesia menganggap Filipina sebagai mitra strategis Indonesia, khususnya di bidang pertahanan.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan bahwa saat ini sudah masuk orde reformasi.
Baca SelengkapnyaMegawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo tiba di Villamor Air Base, Manila pada hari Kamis (19/9) sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, kelompok tersebut paling banyak korupsi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaJika penegakan hukum dilakukan dengan benar, maka setengah permasalahan bangsa tuntas.
Baca SelengkapnyaPeople Power adalah gerakan rakyat menggulingkan kekuasaan otoriter.
Baca SelengkapnyaMeski dikabarkan bebas, perempuan asal Filipina ini saat ini masih menjadi penghuni Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Wonosari, Gunungkidul.
Baca Selengkapnya