Efektivitas Vaksin CoviVac Buatan Rusia Cegah Covid-19 Diklaim di Atas 80 Persen
Merdeka.com - Vaksin Covid-19 ketiga buatan Rusia, CoviVac, lebih dari 80 persen efektif mencegah infeksi virus corona. Klaim ini berdasarkan data pendahuluan, demikian disampaikan pengembang CoviCav, dikutip kantor berita Interfax pada Rabu.
Chumakov Centre bisa memproduksi enam kali lebih tinggi daripada rencana awal 10 juta dosis setahun. Demikian dikutip dari Reuters, Kamis (3/6).
Selain CoviVac, Rusia juga telah memproduksi vaksi Sputnik V yang efektivitasnya di atas 90 persen.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Bagaimana cara kerja vaksin kanker Rusia? Vaksin adalah obat medis berbasis biologis,' ujar Kaprin. Dalam wawancara dengan Radio Rossiya, ia juga menegaskan bahwa obat ini dikembangkan untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar, melanoma (kanker kulit), dan glioblastoma (kanker otak).
-
Siapa yang mengembangkan vaksin kanker Rusia? Direktur Jenderal Pusat Penelitian Medis Radiologi Kementerian Kesehatan Rusia, Andrey Kaprin, menyampaikan 'Rusia telah mengembangkan vaksin mRNA sendiri untuk kanker, yang akan didistribusikan secara gratis kepada pasien.'
-
Kapan vaksin kanker Rusia diluncurkan? Lebih dari itu, pemerintah Rusia menyatakan bahwa vaksin ini akan didistribusikan secara gratis kepada pasien mulai awal 2025.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
Sputnik V juga disebut sangat efektif melawan dan menetralisasi serangan virus corona varian Brasil, menurut Badan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dan sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di Argentina.
Virus corona varian Brasil atau P1, memicu lonjakan kematian Covid-19 di Brasil, telah menyebar ke seluruh Amerika Latin. Para ilmuwan di Brasil menemukan mutasi varian tersebut bisa membuatnya lebih resisten terhadap antibodi, meningkatkan kekhawatiran internasional terkait potensinya membuat vaksin menjadi kurang efektif.
Penelitian di Argentina, dilakukan Institut Virologi Dr Vanella Universitas Nasional Cordona (UNC), menemukan respons imun kuat terhadap varian ini pada mereka yang divaksinasi dengan Sputnik V.
“Penelitian mengonfirmasi kekebalan berkembang pada orang yang divaksinasi dengan Sputnik V menetralisasi varian Brasil setelah menerima dua dosis, dan bahkan setelah (dosis) pertama,” jelas RDIF dalam sebuah pernyataan pada Senin, dikutip dari Reuters, Selasa (25/5).
Menurut penelitian tersebut, yang dilihat Reuters dan dikutip RDIF, 85,5 persen orang mengembangkan kekebalan terhadap varian Covid-19 pada hari ke-14 setelah vaksinasi dosis pertama. Angka itu naik hampir 100 persen pada hari ke-42 setelah seseorang menerima dua dosis vaksin.
Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran UNC, Rogelio Pizzi, menyampaikan kepada Reuters penelitian tersebut menunjukkan vaksin Rusia itu berhasil menghalangi varian tersebut.“Hasilnya sangat luar biasa. Vaksin ampuh terhadap varian ini,” jelasnya, seraya menambahkan Institut Virologi UNC juga melakukan penelitian virus corona varian Inggris.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar vaksin Mpox yang dipersiapkan adalah vaksin eksperimental.
Baca SelengkapnyaRusia mengklaim bahwa mereka telah berhasil menemukan vaksin kanker yang akan bisa diakses secara gratis di 2025.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaVaksin kanker akan mulai didistribusikan awal tahun 2025.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaVaksin Nusagard akan digunakan pada Program Imunisasi Nasional pada 2023 mendatang. Program ini menyasar 2,9 juta anak usia kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya