Embrio Tikus Sintetis Buatan Laboratorium Hasilkan Detak Jantung
Merdeka.com - Para ilmuwan di Cambridge menciptakan embrio tikus sintetis di laboratorium tanpa menggunakan telur atau sperma. Hasilnya, embrio ini memiliki otak dan detak jantung.
Embrio tikus tersebut, yang dikembangkan menggunakan sel punca, hanya bertahan selama delapan hari.
Tim peneliti mengatakan itu bisa meningkatkan pemahaman tentang tahap awal perkembangan organ - dan mengapa beberapa kehamilan gagal.
-
Bagaimana para ilmuwan membuat sel induk tikus? Para ilmuwan mengambil gen dari makhluk hidup bersel tunggal dan memasukkannya ke dalam sel tikus, yang menghasilkan sel induk.
-
Bagaimana para ilmuwan menciptakan embrio manusia buatan? Mereka menggunakan sel punca pluripoten manusia yang dapat menghasilkan berbagai jenis sel untuk menciptakan model ini. Mereka bahkan menggunakan metode baru yang memungkinkan mereka mengembalikan sel induk ke tahap yang lebih awal yang disebut sebagai tahap "naif". Tahap ini terjadi ketika embrio manusia tertanam dalam rahim.
-
Dimana penelitian embrio buatan ini dilakukan? Para ilmuwan di Weizmann Institute of Science, Israel, berhasil membuat terobosan besar dengan mengembangkan model embrio manusia dari sel induk yang dibudidayakan di laboratorium dan menumbuhkannya di luar rahim.
-
Apa yang dibentuk oleh sel induk pada tikus? Sel induk ini kemudian disuntikkan ke dalam embrio yang sedang berkembang, membantu menghasilkan tikus yang hidup dan bernapas.
-
Apa yang diciptakan oleh para peneliti? Mereka menggunakan model muskuloskeletal – yang dikendalikan oleh metode kontrol refleks yang mencerminkan sistem saraf manusia.
-
Bagaimana cara ilmuwan menciptakan anjing berkepala dua? Cara yang dilakukan Demikhov dan tim lakukan adalah dengan mengamputasi tubuh bagian bawah Shavka, dengan menjaga jantung dan paru-paru tetap terhubung hingga menit terakhir sebelum transplatasi. Sayatan dibuat di leher Brodyaga, sebagai tempat tubuh bagian atas Shavka ditempelkan.
Ilmuwan lain mengingatkan, meskipun teknik ini menjanjikan, masih banyak rintangan yang harus diatasi. Para peneliti dari Universitas Cambridge dan Institut Teknologi California (Caltech) adalah ilmuwan terbaru yang mempublikasikan hasil penelitian mereka di jurnal Nature.
Peneliti dari Israel juga menerbitkan temuan serupa baru-baru ini.
Tim Cambridge mempelajari tahap-tahap awal kehamilan selama dekade terakhir, tetapi begitu banyak yang belum diketahui apa yang terjadi di dalam rahim.
Dengan meniru proses alami di laboratorium, mereka menemukan cara untuk mendapatkan tiga jenis sel induk dari tikus untuk berinteraksi dan tumbuh menjadi struktur seperti embrio.
Embrio tikus sintetis hanya bertahan selama delapan hari, karena cacat - tetapi mereka mencapai titik di mana otak mulai berkembang.
Profesor Magdalena Zernicka-Goetz, profesor pengembangan mamalia dan biologi sel induk di Cambridge dan profesor biologi di Caltech, mengatakan hasil tersebut adalah "mimpi yang menjadi kenyataan" dan dapat memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana organ terbentuk.
"Periode kehidupan manusia ini sangat misterius, jadi untuk dapat melihat bagaimana hal itu terbentuk - untuk memiliki akses ke sel induk individu ini, untuk memahami mengapa begitu banyak kehamilan gagal dan bagaimana kita mungkin dapat mencegah hal itu terjadi. - cukup istimewa," jelasnya, dikutip dari BBC, Jumat (26/8).
"Ini adalah kemajuan tetapi pada tahap perkembangan yang sangat awal, peristiwa langka yang meskipun tampak seperti embrio, memiliki cacat yang tidak boleh diabaikan," jelas Profesor Alfonso Martinez Arias dari Universitat Pompeu Fabra, Barcelona.
Para peneliti sekarang berencana untuk mengupayakan bagaimana menjaga embrio sintetis berkembang selama satu atau dua hari lebih lama, yang sulit dilakukan tanpa membuat plasenta sintetis.
Akhirnya, ambisi mereka adalah mengembangkan embrio serupa dari sel induk manusia - tetapi ini masih jauh, dan secara etis jauh lebih rumit.
Saat ini, undang-undang Inggris mengizinkan embrio manusia untuk dipelajari di laboratorium hanya sampai hari keempat belas perkembangannya, tetapi tidak ada aturan seputar embrio sintetis.
Reporter Magang: Gracia Irene
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini merupakan temuan yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun para peneliti mengambil langkah lebih jauh, menggunakan gen untuk memprogram ulang sel tikus.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini diharapkan membuka berbagai peluang dalam bidang infertilitas, pengembangan obat, dan pertumbuhan janin.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca SelengkapnyaStudi ini dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan menyebut miniatur jantung akan bisa dipasang di tubuh manusia.
Baca SelengkapnyaIni merupakan terobosan pertama dalam bidang biokomputasi.
Baca SelengkapnyaTeknologi ini bisa membuat pembuluh darah terlihat saat pengambilan darah, menghilangkan tato muda dengan laser dan mendeteksi dini serta pengobatan kanker.
Baca SelengkapnyaDi media sosial viral konten yang menyebutkan bayi manusia dapat dibuat menggunakan rahim buatan.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Google mencoba mengutak-atik asal usul kehidupan menggunakan bahasa pemrograman. Hasilnya mengejutkan banyak ilmuwan.
Baca SelengkapnyaAda tujuan tertentu para ilmuwan Korea Selatan membuat teknologi pengendali pikiran jarak jauh.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta yang ditemukan ilmuwan mengenai tikus bisa tinggal di Mars.
Baca Selengkapnya