Empat Dokter China Dijatuhi Hukuman Penjara karena Terbukti Curi Organ Pasien
Merdeka.com - Enam orang, termasuk empat dokter di China tenggara dipenjara karena mencuri organ pasien. Enam orang ini ditunjuk sebagai petugas pengadaan organ di rumah sakit masing-masing, menurut portal berita Thepaper.cn.
Pengadilan Bengpu Provinsi Anhui memutuskan kelompok tersebut bersalah atas organ yang mereka ambil dari 11 pasien rumah sakit pada 2017 dan 2018. Pengadilan juga menjatuhkan vonis hukuman 10 dan 28 bulan penjara.
Sementara hukuman dijatuhkan pada Juli, permohonan banding ditolak pada bulan berikutnya, rincian kasus tersebut, kini baru diungkap oleh salah satu korban Shi Xianglin
-
Siapa dokter China yang melakukan operasi jarak jauh? 'Telesurgery adalah salah satu arah pengembangan yang paling penting pada masa depan pembedahan,' kata Zhang Xu, direktur urologi di Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, yang melakukan pembedahan, menurut laporan dari situs berita resmi PLA.
-
Operasi apa yang dilakukan oleh dokter China di Roma? Dokter itu melakukan operasi prostat kepada pasien di Beijing, China.
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Siapa yang melakukan operasi? PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulannya Suplemen Kesehatan Kuku Bima bekerja sama dengan Rotary Club of Semarang Bojong menyalurkan bantuan sosial operasi bibir sumbing dan langit-langit gratis untuk bayi dan anak-anak yang dilaksanakan pada 24-27 Januari 2024 di RS Katholik Marianum Halilulik, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
-
Siapa yang melakukan mutilasi? Tarsum (50) suami yang bunuh dan mutilasi istrinya, Yanti (41) sempat bergelagat aneh sebelum peristiwa berdarah itu.
Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (27/11) menurut dokumen pengadilan yang disiapkan Shi, disebutkan mantan Kepala ICU RS Rakyat Huaiyuan, Yang Suxun mengidentifikasi target yang berasal dari korban kecelakaan mobil atau pasien dengan kerusakan otak parah.
Yang kemudian mendekati keluarga pasien dan membujuk mereka agar setuju untuk menyumbangkan organ dan kemudian mengirimkan hasil tes lab ke rekannya di Nanjing.
Setelah kandidat yang cocok diidentifikasi, para dokter kemudian melakukan perjalanan dari Nanjing ke Huaiyuan untuk meminta keluarga menandatangani apa yang mereka yakini sebagai formulir persetujuan yang sah.
Pasien yang meninggal, kemudian dioperasi dengan tergesa-gesa di dalam mobil van yang disamarkan sebagai ambulans. Di dalam mobil itu juga tidak ada staf dari Palang Merah China (RCSC) atau kerabat pasien seperti yang dipersyaratkan oleh hukum.
Menurut WHO, RCSC telah ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan China untuk menjalankan sistem donasi organ. Organisasi ini juga bertindak sebagai pengawas untuk memastikan prosedur donasi dilakukan sesuai dengan hukum.
Mengutip dari dokumen pengadilan, thepaper.cn mengatakan Huang Xinli, mantan kepala pengadaan organ di RS Drum Tower Nanjing, melakukan 10 dari 11 operasi pengambilan organ. Dokter lain, Lu Sen, juga petugas pengadaan organ di RS Rakyat Provinsi Jiangsu, bertanggung jawab atas yang lainnya.
Huang dibantu oleh Wang Hailiang, seorang dokter yang bekerja di RS Rakyat Provinsi Jiangsu dan Rumah Sakit Drum Tower Nanjing selama 2015 hingga 2018 di mana ia pernah menjabat sebagai petugas penghubung pengadaan organ.
Anggota lainnya - Huang Chaoyang, yang membantu pengiriman organ, dan sopir Ou Yang - juga dipenjara karena kejahatan yang sama.
Keenam orang itu dinyatakan bersalah karena "melecehkan tubuh" yang dapat dihukum hingga tiga tahun penjara. Para dokter juga terbukti melanggar sistem otorisasi resmi dan memalsukan catatan medis.
Kelompok tersebut ditangkap polisi pada April 2018 setelah Shi, yang koma bersama ibunya Li Ping setelah kecelakaan mobil, mengajukan laporan.
Menurut laporan itu, ayah dan saudara perempuan Shi ditipu agar menandatangani formulir persetujuan palsu, sementara kerabat dari korban lainnya memberi sekitar Rp428 juta sebagai "subsidi" untuk donasi donor tersebut.
China telah berjuang untuk membentuk program donasi organ sukarela untuk memenuhi kebutuhan transplantasi.
Pada 2005, mantan Menteri Kesehatan Huang Jiefu secara terbuka mengakui China telah mencuri organ tahanan yang dieksekusi untuk transplantasi. Sebuah makalah yang dia tulis enam tahun kemudian melaporkan sebanyak 90 persen transplantasi di China menggunakan organ dari para tahanan.
Aktivis hak asasi manusia internasional dan kritikus domestik telah mengungkap kasus lain pencurian organ, tetapi Beijing secara konsisten membantah tuduhan tersebut, menekankan sistem donasi organ sukarela telah bekerja dengan baik.
Reporter Magang: Farhan Hafizhan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain telah menetapkan tersangka, Trunoyudo menyampaikan penyidik saat ini juga telah mengumpulkan berbagai macam alat bukti.
Baca SelengkapnyaSepasang kekasih yang melakukan aborsi juga ditangkap.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Kasus TPPO Jual Beli Ginjal, korban direkrut lewat Facebook
Baca SelengkapnyaMelakukan penyedotan septic tank yang diduga tempat pembuangan janin.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif kasus pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP di kuburan China Palembang pada Minggu (31/8) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca Selengkapnya5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia
Baca SelengkapnyaMZ (13), MS (12), AS (12) hanya dimasukkan ke panti rehabilitasi khusus anak yang berhadapan dengan hukum. Sementara IS ditahan dan diancam 15 tahun penjara.
Baca SelengkapnyaSaat hendak berlayar ke Australia, mereka langsung ditangkap petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah NTT.
Baca SelengkapnyaLima orang ditangkap Imigrasi Ponorogo,. Dua di antaranya bermaksud jual ginjal ke Kamboja.
Baca SelengkapnyaPelaku masing-masing berinisial D (30), C (48), O (46) dan S (29). Keempatnnya pun terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaPara korban juga mengalami luka bakar maksimal dengan tingkatan atau grade enam.
Baca Selengkapnyaproses transplantasi ginjal para korban dilakukan di Preah Ket Mealea Hospital atau rumah sakit (RS) militer yang berada di Phnom Penh, Kamboja.
Baca Selengkapnya