Empat kisah dermawan ini bikin haru netizen sejagat
Merdeka.com - Dalam beramal tidak ada istilah setengah-setengah, semua yang kita bisa sudah seharusnya disalurkan bagi mereka yang membutuhkan. Beberapa fakta justru membuktikan tidak ada kebaikan yang sia-sia, malahan semua yang diakukan dengan niat baik akan jadi berlipat ganda.
Contoh sederhana dipraktikan oleh sebuah kisah bocah tunawsima Filipina. Seorang netizen mengunggah fotonya saat tengah belajar di bawah sinar lampu resto cepat saji berlogo M. Entah bagaimana, foto itu langsung menyebar secara viral dan membuat hati para dermawan tersebut dan sepakat menggalang dana untuk membantunya mendapatkan pendidikan yang selayaknya.
Ketulusan dalam membantu membuat kisa para dermawan berikut menjadi pelajaran hidup tersendiri. Berikut empat kisah kedermawanan paling menyentuh yang dihimpun dari berbagai sumber:
-
Apa yang dilakukan sukarelawan Indonesia? Ada sekitar 50 orang sukarelawan. Para Sukarelawan Indonesia itu Dipersenjatai & Dilatih Tentara Mesir
-
Bagaimana kata-kata semangat bisa membantu teman? Jika Anda memiliki teman yang sedang kesulitan dalam fase ini, sudah tugas Anda untuk membantunya.
-
Siapa yang memberikan kata semangat? Kita sebagai masyarakat bukannya tidak bisa ikut berpartisipasi dalam perjuangan mereka.
-
Siapa yang kasih dukungan Sobat? Program ini mendapat sambutan positif dari para wali murid. Bupati Ipuk Dorong Sekolah Parenting Diterapkan ke Desa
-
Siapa yang bisa memberikan kata-kata semangat? Terutama untuk teman yang sangat dekat, memberinya kata-kata ucapan penyemangat untuk teman ini bisa menjadi gestur yang baik dan penuh perhatian.
-
Siapa yang merasakan kebersamaan? Sahabat adalah mereka yang tahu semua kekuranganmu namun tetap memilih bersamamu ketika orang lain meninggalkanmu.
Bocah miskin Filipina bisa sekolah sampai sarjana
Nasib baik akhirnya menghampiri Daniel Cabrera. Bocah sembilan tahun asal Filipina itu mendadak terkenal ke seluruh dunia setelah fotonya belajar di bawah temaram lampu logo gerai McDonald tersebar melalui Facebook pekan lalu.
Surat kabar Haaretz melaporkan, Sabtu (11/7), Daniel memperoleh banyak bantuan dana, termasuk beasiswa yang menjamin dia dapat bersekolah sampai tingkat universitas. Dari netizen di Filipina saja, berhasil digalang dana senilai Rp 12 juta agar Daniel memperoleh fasilitas belajar lebih baik selama menempuh pendidikan dasar.
Warga di Kota Mandaue, kepulauan Cebu, turut menyumbangkan donasi berjumlah besar kepada keluarga Daniel yang berstatus tunawisma. "Keluarga kami sangat terharu. Saya tidak tahu mau diapakan semua pemberian ini," kata Christina Espinosa, ibu kandung Daniel.
Bocah yang kini duduk di kelas tiga SD itu sangat rajin di sekolah. Dia pun jadi salah satu siswa teladan. Christina mengatakan Daniel tidak pernah mengeluh walau dirinya tak bisa memberikan bekal memadai untuk putra sulungnya tersebut.
"Dia akan tetap sekolah tanpa uang saku untuk makan siang, karena memang saya tidak bisa memberikannya," kata sang ibu.
Kisah hidup Daniel menyentuh Joyce Torrefranca, seorang mahasiswa setempat yang sedang makan di McDonald pinggiran kota itu. Dia terkejut melihat ada anak kecil mengerjakan PR di bawah lampu neon dekat area parkir.
Usut punya usut, Daniel mengaku pada Joyce kalau selalu belajar di pinggir jalan saban malam. Gubuk yang ditinggalinya bersama sang ibu dan dua adiknya tidak memiliki penerangan.
Ayah Daniel meninggal dua tahun lalu. Untuk menghidupi tiga anaknya, Christina bekerja serabutan, termasuk menjaga toko sayur yang letaknya dekat gerai McDonald tersebut. Perempuan itu hanya bisa memperoleh upah rata-rata 80 Peso (setara Rp 23 ribu) setiap hari.
Foto itu diunggah Joyce ke Facebook pada Selasa (7/7). Dalam waktu singkat, gambar mengharukan tersebut dibagikan lebih dari 8 ribu kali ke seluruh dunia. Simpati pun berdatangan dari banyak orang.
"Saya tidak menduga jika foto tersebut dapat berdampak besar, saya sangat berterimakasih bagi semua yang sudah menyebarkannya. Semoga kita semua dapat membantu Daniel dalam meraih impiannya," tulis Joyce dalam akun sosial media Facebook miliknya.
Penjual bolpoin di Palestina dapat uang milyaran untuk hidupi anaknya
Wartawan asal Islandia, Gissur Simonarson yang sedang meliput di Ibu Kota Beirut, Libanon, terenyuh melihat pemandangan yang dia lihat pada 26 Agustus lalu. Di salah satu jalanan, dia tak sengaja berpapasan dengan seorang bapak menggendong gadis kecil menjajakan bolpoin.
Gissur lantas memburu lelaki itu. Setelah berkenalan, ternyata namanya adalah Abdu. Sedangkan anak yang digendongnya adalah putri kandungnya, bernama Reem. Mereka pengungsi Palestina yang sudah lama tinggal di Kamp Yarmouk, Suriah, tapi terpaksa kabur ke Libanon setelah penampungan mereka diserbu ISIS.
Gissur berusaha membantu ayah dan anak itu, dengan membuka akun donasi melalui situs indiegogo.com. Proyek ini diberi nama 'Mari Kita Bantu Abdul dan Reem Menata Hidupnya Kembali'.
Tak dinyana, postingan yang diunggah pada 28 Agustus itu segera viral di dunia maya. Buzzfeed melaporkan, Sabtu (29/8), dalam sehari saja ajakan donasi Gissur telah disebarkan lebih dari 3.500 netizen seluruh dunia.
Bahkan, hingga berita ini dilansir, total sumbangan untuk Abdul dan putrinya melampaui USD 129.883 (setara Rp 1,8 miliar) hasil urunan dua ribu orang lintas negara. Uang yang terkumpul jauh dari harapan awal Gissur yang cuma menargetkan USD 5.000.
Abdul yang dihubungi wartawan internasional menangis setelah tahu dirinya dibantu ribuan orang dari seluruh dunia. "Saya terkejut saat tahu cerita saya dan putri saya diketahui orang dari mancanegara," ungkapnya sambil menangis.
"Saya hanya bisa berterima kasih pada Tuhan dan orang-orang yang bisa membantu," imbuh Abdul.
Abdul awalnya ingin berangkat ke Mesir bersama istri dan kedua anaknya setelah situasi Suriah tidak kondusif. Di tengah jalan, sang istri memutuskan kembali ke kampung halaman.
Karena terlanjur sampai di Beirut, Abdul bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Termasuk menjual bolpoin di jalanan yang dia lakukan sambil lalu.
Gissur serta beberapa kolega wartawan asing yang berhasil mengumpulkan donasi ikut bergembira. Saat ditanya akan diapakan uang sebanyak itu, Abdul mengaku ingin membuka usaha.
Dia terpikir akan memulai usaha berjualan coklat di Ibu Kota Libanon untuk sementara waktu. Impiannya adalah mengirimkan Reem dan Abdelilah, putranya, sekolah di Eropa.
"Biar bagaimana, cita-cita saya tetap kembali ke Suriah. Pulang ke kampung halaman," kata Abdul.
Hanya dalam 4 hari wanita ini dapat donasi Rp 6 M demi bantu pria cacat
Seorang gadis belia asal Inggris, Katie Cutler(21) mengaku tidak sampai hati melihat seorang pria tua bertubuh mini Alan Barnes (67) dengan cacat fisik sedari lahir.
Kisah Alan yang menderita disfungsi pertumbuhan serta kekurangan dalam penglihatan membuat Katie  tergerak dan langsung membuka poling donasi melalui jaringan maya.Â
Respon netizen yang sangat cepat malah membuat Katie kaget, pasalnya hanya dalam waktu empat hari, donasi senilai 281 ribu poundsterling atau setara dengan Rp 6,1 miliar, seperti dikutip dari koran the Daily Mail awal Febuari lalu.
Alan yang sangat terharu atas bantuan tersebut berjanji tidak akan menyalah gunakan uang tersebut, dan mempercayai bahwa masih banyak di antara mereka yang berhati mulia seperti Katie.
Gadis ini donasikan 20 ribu poundsterling buat tunawisma
Kebaikan dibalas dengan kebaikan, rasanya ungkapan itu pantas disandingkan kepada seorang mahasiswi asal Inggris bernama Dominique Harrison-Bentzen yang tanpa disengaja mendapat bantuan dari seorang tunawisma kala dompetnya hilang dan tidak memegang uang sepeser pun, sedangkan Bentzen harus pulang ke rumah di waktu malam yang sudah larut.Â
Bentzen ketika itu berada jauh dari rumah, di satu tempat yang tidak miliki kenalan sama sekali. Hendak menelpon temannya pun tidak bisa lantaran baterai telepon genggamnya yang juga habis.
Datang seperti malaikat, seorang tuna wisma yang ketika itu belum diketahui namanya memberikan uang sebanyak 3 poundsterling (Rp 58 ribu) sebagai ongkos pulang.
Seperti dikutip dari laman Mirror, Desember 2014, mahasiswi ini merasa tergerak hatinya dan berjanji akan membalas apa yang telah diperbuat tunawisma tersebut dengan berusaha mengumpulkan donasi sebanyak 3 poundsterling yang pada nantinya akan diberikan untuk biaya sewa tempat tinggal sang tuna wisma.
Hasil donasi ternyata diluar target, angka senilai 500 poundsterling malah berlipat ganda mencapai 20 ribu poundsterling.
Target yang melebihi batas akhirnya dikendalikan Bentzen untuk aksi bermafaat lainnya, dengan tunawisma sebagai poin utamanya.
Diketahui, sang tunawisma yang bernama Robbie itu tinggal di kota Preston, sejumlah orang lainnya mempunyai nasib yang sama seperti Robbie disana.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut cerita haru seorang yatim piatu yang punya banyak tetangga baik hati dan perhatian.
Baca SelengkapnyaIa nampak memberikan uang pecahan 100 ribu dengan jumlah yang cukup banyak dari dompetnya.
Baca SelengkapnyaKedapatan membayari makan tiga anak tak dikenal, pria ini langsung mendapat hal tak terduga.
Baca SelengkapnyaKisah persahabatan ini kian menyentuh hati para warganet. Seperti apa kisah selengkapnya?
Baca SelengkapnyaRelawan Mas Gibran kian gencar menggelar sejumlah kegiatan. Kali ini di Sukabumi, Jawa Barat dengan membagikan sejumlah sembako di beberapa titik.
Baca SelengkapnyaTak tega dengan kejadian yang dialami driver ojol, wanita ini langsung memberikan dukungan semangat hingga bantuan kepada driver tersebut.
Baca SelengkapnyaSetelah uang donasi terkumpul, Kakek Sugiyono pun menerima bantuan berupa perabotan rumah tangga, sembako, dan sebuah kalung emas untuk istrinya.
Baca Selengkapnya