Empat Orang yang Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi Ikut Pelatihan Paramiliter di AS
Merdeka.com - Empat warga Saudi yang terlibat dalam pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018 lalu menerima pelatihan paramiliter di Amerika Serikat pada tahun sebelumnya di bawah kontrak yang disetujui Departemen Luar Negeri, menurut dokumen dan sejumlah sumber yang mengetahui hal ini.
Instruksi itu terjadi ketika unit rahasia yang bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi memulai aksi penculikan, penangkapan, dan penyiksaan meluas terhadap warga Saudi yang diperintahkan Putra Mahkota Muhammad bin Salman atau MBS, penguasa de facto Arab Saudi, untuk membungkam mereka yang berbeda pendapat.
Pelatihan diberikan oleh perusahaan keamanan Tier 1 Group yang berbasis di Arkansas, yang dimiliki oleh perusahaan ekuitas swasta Cerberus Capital Management. Perusahaan menyampaikan, pelatihan tersebut – termasuk “keahlian menembak yang aman” dan “melawan serangan” – bersifat defensif dan dirancang untuk melindungi para pemimpin Saudi dengan lebih baik. Satu orang yang akrab dengan pelatihan itu mengatakan pelatihan juga termasuk bagaimana pengawasan dan pertempuran jarak dekat.
-
Siapa yang ditangkap di Arab Saudi? Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap WNI yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial Beberapa waktu terakhir, Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang melatih Arab Saudi? Shin Tae-yong berhasil membuat Timnas Indonesia memberikan perlawanan yang menyulitkan bagi Arab Saudi yang dilatih oleh pelatih berpengalaman, Roberto Mancini.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang dilatih militer Mesir? Mayoritas sukarelawan tersebut adalah mahasiswa Indonesia di Kairo.
-
Siapa yang mendapat pelatihan Kemnaker? Pelatihan ini menargetkan 500 orang warga lokal dan dilaksanakan secara bergelombang selama 5 bulan.
Tidak ada bukti pejabat Amerika yang menyetujui pelatihan atau pejabat Tier 1 Group mengetahui keterlibatan empat orang ini dalam berbagai aksi tindakan keras di Saudi. Tetapi fakta bahwa pemerintah menyetujui pelatihan militer tingkat tinggi untuk para operator yang kemudian melakukan pembunuhan mengerikan terhadap seorang jurnalis menunjukkan betapa eratnya hubungan AS dengan Saudi bahkan ketika agen-agennya melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan.
Ini juga menggarisbawahi bahaya kemitraan militer dengan pemerintah yang represif dan menunjukkan betapa sedikit pengawasan yang ada untuk pasukan tersebut setelah mereka kembali ke negara asalnya.
Departemen Luar Negeri awalnya memberikan lisensi untuk pelatihan paramiliter Garda Kerajaan Saudi ke Tier 1 Group mulai 2014, selama pemerintahan Obama. Pelatihan berlanjut setidaknya selama tahun pertama masa jabatan mantan Presiden Donald J. Trump.
Louis Bremer, seorang eksekutif senior Cerberus, perusahaan induk Tier 1 Group, mengkonfirmasi peran perusahaannya dalam pelatihan tahun lalu dalam jawaban tertulis atas pertanyaan dari anggota parlemen sebagai bagian dari pencalonannya untuk jabatan tertinggi di Pentagon selama pemerintahan Trump.
Pemerintah tampaknya tidak mengirimkan dokumen tersebut ke Kongres sebelum mencabut pencalonan Bremer; anggota parlemen tidak pernah menerima jawaban atas pertanyaan mereka.
Dalam dokumen, yang diberikan Bremer kepada The New York Times, dia mengatakan empat anggota tim pembunuh Khashoggi menerima pelatihan pada 2017, dan dua dari mereka berpartisipasi dalam pelatihan sebelumnya, yang berlangsung dari Oktober 2014 hingga Januari 2015.
“Pelatihan yang diberikan tidak terkait dengan tindakan keji mereka selanjutnya,” kata Bremer dalam tanggapannya, dikutip dari The New York Times, Rabu (23/6).
Dia mengatakan, tinjauan Maret 2019 oleh Tier 1 Group “tidak menemukan kesalahan oleh perusahaan dan menegaskan bahwa pelatihan kurikulum yang ditetapkan tidak terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi.”
Bremer menyampaikan Departemen Luar Negeri, “bekerja sama dengan departemen dan lembaga AS lainnya,” bertanggung jawab untuk memeriksa pasukan asing yang dilatih di wilayah AS.
“Semua personel asing yang dilatih oleh T1G diizinkan oleh pemerintah AS untuk masuk ke Amerika Serikat sebelum dimulainya pelatihan.”
Dalam sebuah pernyataan, Bremer mengatakan pelatihan itu “bersifat protektif” dan perusahaan tidak melakukan pelatihan lebih lanjut terhadap orang Saudi setelah Desember 2017.
“Manajemen T1G, dewan dan saya berdiri teguh dengan pemerintah AS, rakyat Amerika, dan komunitas internasional dalam mengutuk pembunuhan mengerikan Jamal Khashoggi,” katanya.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri menolak memberikan konfirmasi apakah mereka memberikan lisensi kepada Tier 1 Group untuk pelatihan warga Saudi tersebut.
“Pemerintahan ini menuntut penggunaan yang bertanggung jawab atas peralatan dan pelatihan pertahanan AS oleh sekutu dan mitra kami, dan mempertimbangkan tanggapan yang tepat jika terjadi pelanggaran,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
“Arab Saudi menghadapi ancaman signifikan terhadap wilayahnya, dan kami berkomitmen untuk bekerja sama membantu Riyadh memperkuat pertahanannya.”
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington menolak berkomentar.
Tidak jelas anggota tim pembunuh Khashoggi mana yang berpartisipasi dalam pelatihan T1G. Tujuh anggota tim berasal dari unit elit yang bertugas melindungi Pangeran MBS, menurut laporan intelijen Amerika pada Februari. Pembunuhan tersebut diduga atas perintah MBS.
Anggota tim yang membunuh Khashoggi terlibat dalam setidaknya belasan operasi mulai tahun 2017, menurut para pejabat yang telah membaca laporan intelijen rahasia tentang operasi tersebut.
Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018, tubuhnya dimutilasai menggunakan gergaji. Pangeran MBS mendapat kecaman yang meluas atas pembunuhan itu, yang secara terbuka membantah mengetahui operasi tersebut.
Di bawah peraturan federal yang membatasi penjualan senjata dan keahlian militer Amerika ke luar negeri, Tier 1 Group diharuskan mengajukan izin untuk melatih operasi asing. Permohonan lisensi tersebut diperiksa oleh pejabat Departemen Luar Negeri — yang memproses puluhan ribu lisensi per tahun — dan disetujui.
Persetujuan itu akan memungkinkan anggota Pengawal Kerajaan Saudi untuk memasuki Amerika Serikat dengan visa yang diproses oleh Kedutaan Besar Amerika di Riyadh.
Tier 1 Group didirikan untuk melatih personel militer AS, mengambil keuntungan dari anggaran Pentagon yang diperluas untuk pelatihan personel militer dalam keterampilan dasar kontra-pemberontakan, menurut mantan pejabat Amerika yang mengetahui operasinya.Salah satu pendiri perusahaan, Steve Reichert, mantan Marinir, bekerja sebagai instruktur untuk kontraktor keamanan yang kemudian dikenal sebagai Blackwater ketika dia bertemu dengan Feinberg. Dengan dukungan Feinberg, Reichert mendirikan T1G, menurut laporan Reichert pada 2020 terkait pendiri perusahaan dan mantan pejabat intelijen yang mengetahui upaya tersebut.
Tetapi ketika anggaran pelatihan militer AS mulai menyusut, perusahaan, seperti perusahaan keamanan swasta lainnya, mulai mencari klien baru. Pada 2014, mulai melatih unit militer asing, termasuk Saudi.
Keputusan tentang pemberian lisensi kepada perusahaan Amerika untuk melatih warga negara asing biasanya dibuat setelah mendapat masukan dari berbagai lembaga pemerintah, kata R. Clarke Cooper, asisten menteri luar negeri untuk urusan politik-militer selama pemerintahan Trump. Dia mengatakan, Pentagon dan badan-badan intelijen kerap terlibat.
(mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBelum Bertempur ke Gaza, Lima Tentara AS Sudah Keburu Tewas Saat Latihan
Baca SelengkapnyaPenangkapan dua mantan personel tersebut terjadi atas laporan berbagai kejahatan militer pada September 2017.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaAQAP adalah kelompok ekstremis pemberontak yang merupakan bagian jaringan Al-Qaeda aktif di Yaman dan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaAS mengirim bantuan senjata ke kelompok pemberontak Suriah sejak demonstrasi pecah pada 2011.
Baca SelengkapnyaEksekusi dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel membunuh komandan Garda Revolusi Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaKelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDua perwira TNI berhasil lulus S1 di UAE dengan predikat membanggakan.
Baca SelengkapnyaPemalsuan tanda tangan ini diduga dilakukan terkait persetujuan pengerahan pasukan darat ke Yaman untuk memerangi Houthi.
Baca SelengkapnyaPelatihan ini dipimpin oleh perwira dari Pasukan Quds, cabang luar negeri dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC)
Baca SelengkapnyaPrestasinya pun berhasil membuat ketiganya banjir apresiasi.
Baca Selengkapnya