Erdogan dan Putin sama-sama keras, Rusia-Turki diyakini sulit damai
Merdeka.com - Prospek meredanya ketegangan Rusia-Turki setelah insiden penembakan jet masih belum terlihat. Rusia resmi memberi sanksi ekonomi berlapis pada Turki sejak akhir pekan lalu. Padahal kedua negara sebetulnya mitra dagang saling membutuhkan.
Kemarin (30/11), Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu berkukuh pihaknya tidak akan meminta maaf pada Negeri Beruang Merah. Dia mengatakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mendukung aksi jet F-16 Rusia menembak jatuh Sukhoi yang berpatroli di perbatasan Suriah. Tindakan itu dinilai hak mempertahankan kedaulatan, karena radar membuktikan jet Rusia melanggar wilayah Turki kendati cuma 17 detik.
"Tidak ada negara bisa meminta kami meminta maaf," kata Davutoglu seperti dilansir Kantor Berita AFP.
-
Kenapa 'Presiden' trending topik? Acara ini menarik perhatian banyak warganet, dan di platform X atau Twitter, kata kunci 'Presiden' menjadi trending topic dengan ribuan komentar mengenai program kerja Prabowo-Gibran serta ucapan selamat.
-
Apa yang ingin dihentikan oleh Presiden? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Kenapa presiden AS butuh tas koper nuklir? Pada 1950-an Presiden Dwight Eisenhower dan para penasihatnya khawatir Amerika Serikat terlalu rentan akan serangan nuklir dari musuh.
-
Siapa yang didukung Putin? Putin mengatakan dia lebih suka Joe Biden ketimbang Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat November mendatang.
-
Bagaimana tas koper nuklir membantu presiden? Maka presiden bisa mengambil keputusan cepat di tempat dan seorang perwira militer akan membawa tas koper berisi berbagai dokumen yang bisa mmebantu presiden berkomunikasi dengan Pentagon atau pejabat militer di markas mereka.
-
Kenapa pelaku menembak Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
Lebih dari itu, karakter pemimpin kedua negara itu sama-sama keras kepala. Pengamat politik internasional dari Pusat Kajian Strategis Sofia, Ivan Krastev, mengatakan karakter Reccep Tayyip Erdogan dan Vladimir Putin mirip satu sama lain. Keduanya pemimpin berideologi sayap kanan, gemar mengumbar retorika nasionalisme, serta punya kecenderungan otoritarian.
Unjuk rasa anti Turki di Moskow ©2015 Merdeka.com
Terbukti, walaupun hanya mengemban posisi presiden - yang di Rusia maupun Turki sebetulnya cuma jabatan simbolis - kedua politikus ini masih mengendalikan pemerintahan sepenuhnya melebihi perdana menterinya masing-masing.
"Keduanya bukan jenis pemimpin bisa mengalah, berkompromi, atau meminta maaf. Bisa dibilang (Erdogan dan Putin) menyerupai saudara kembar," kata Krasten saat diwawancarai the New York Times.
Menurut Krasten, Erdogan maupun Putin juga pemimpin yang sangat peduli pada imaji kejayaan masa lalu. Dalam kasus Turki, Erdogan beberapa kali berjanji mengembalikan kedigdayaan bangsa seperti era Kekhalifahan Ottoman yang bubar awal abad 20. Sedangkan Putin secara terbuka ingin membangkitkan lagi Rusia menjadi bangsa setara masa Kekaisaran Tsar.
Politikus oposisi Rusia, Alexei Navalny, punya pendapat lain mengapa negaranya dan Turki sulit berdamai. Kedua negara dua tahun terakhir mengalami (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai salah satu sekutu dekat Iran, Rusia tak tinggal diam atas rencana balasan Israel.
Baca SelengkapnyaPresiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mendorong terwujudnya perdamaian antara Israel dengan Palestina
Baca SelengkapnyaErdogan salah satu pemimpin dunia yang mengeca keras agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaErdogan menyampaikan kecamannya saat menghadiri demo bela Palestina di Istanbul.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan mendukung penuh Palestina, usai pasukan Israel menyerang perbatasan Gaza
Baca SelengkapnyaPrabowo-Erdogan berbicara mengenai penyelesaian konflik Palestina
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaPresiden Erdogan siap menjadi penyambung, demi perdamaian Palestina dan Israel.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali mengutuk Israel atas serangan brutalnya di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan di Ankara, Turki, Selasa (30/7).
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca Selengkapnya