Facebook Hapus 69 Akun Palsu dari Indonesia yang Sebarkan Berita Bohong Tentang Papua
Merdeka.com - Facebook awal bulan ini telah menghapus ratusan akun, laman, dan grup yang dianggap terlibat dalam perilaku tidak normal yang terkoordinasi (CIB) di Facebook dan Instagram.
"Kami menemukan tiga operasi CIB terpisah: satu di antaranya berasal dari Uni Emirat Arab, Mesir dan Nigeria; dan dua lainnya di Indonesia dan Mesir," kata Facebook melalui laman Newsroom-nya, pada 3 Oktober 2019 lalu.
"Tiga kampanye yang kami hapus ini tidak terhubung, tetapi masing-masing membuat jaringan akun untuk menyesatkan orang lain tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan," lanjut perusahaan teknologi dan media sosial berbasis di California itu.
-
Apa yang dilarang dalam nama Facebook? Selain itu, ada konten yang dilarang untuk digunakan dalam nama, seperti:Gelar profesional (misalnya: Dr., Prof., dll).Gelar keagamaan.Kata-kata umum yang bukan merupakan nama.Frasa deskriptif.Kata-kata yang ofensif atau tidak pantas.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Siapa yang bertugas hapus konten? Dari laporan itu salah satunya menghapus konten-konten yang bersifat negatif. Berdasarkan hasil laporan tersebut, pihaknya mengklaim telah menghapus 92,34 persen dari konten-konten yang mengandung unsur-unsur membahayakan, sementara 95,44 persen dihapus dalam waktu 1x24 jam.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk menegakkan larangan media sosial ini? Tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan penyedia platform.
-
Apa tujuan awal Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
Dalam penjelasannya, Facebook menghapus "211 akun Facebook, 107 Halaman, 43 Grup, dan 87 akun Instagram karena terlibat dalam CIB yang berasal dari UEA, Mesir, dan Nigeria."
Ada beberapa rangkaian kegiatan, masing-masing dilokalisasi untuk negara atau wilayah tertentu, terutama di Timur Tengah dan Afrika, dan beberapa di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Asia Selatan dan Asia Timur, dan Australia.
"Orang-orang di balik jaringan ini menggunakan akun palsu--beberapa di antaranya telah dinonaktifkan oleh sistem otomatis kami--untuk menjalankan Halaman, mengunggah konten dalam Grup, menyebarluaskan konten mereka dan secara buatan meningkatkan keterlibatan," lanjut Facebook.
Dalam pernyataannya lebih lanjut, Facebook menjelaskan mereka "terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas ini karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk memanipulasi orang."
"Kami mencatat Halaman, Grup, dan akun ini berdasarkan perilaku mereka, bukan konten yang mereka unggah. Dalam setiap kasus ini, orang-orang di balik kegiatan ini berkoordinasi satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk menggambarkan diri mereka sendiri, dan itulah yang menjadi dasar tindakan kami."
"Kami membuat kemajuan dalam memberantas penyalahgunaan ini, tetapi seperti yang kami katakan sebelumnya, ini adalah tantangan yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan untuk tetap di depan. Itu berarti membangun teknologi yang lebih baik, mempekerjakan lebih banyak orang dan bekerja lebih dekat dengan penegak hukum, pakar keamanan, dan perusahaan lain," lanjut Facebook.
Isu Papua
Terkait Indonesia, Facebook menghapus 69 Akun, 42 Halaman, dan 34 Akun Instagram, yang terlibat dalam CIB yang berfokus pada kasus di Indonesia. Beberapa contoh nama akun itu adalah 'West Papua Indonesia' dan 'Papua West', serta masih banyak lagi.
"Orang-orang di belakang jaringan ini menggunakan akun palsu untuk mengelola Halaman, menyebarkan konten mereka dan mengarahkan orang ke situs di luar platform," jelas Facebook.
"Mereka terutama mengunggah dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia tentang Papua Barat, dengan beberapa Halaman berbagi konten yang mendukung gerakan kemerdekaan, sementara yang lain mengunggah kritik terhadapnya."
"Meskipun orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan kami menemukan tautan ke perusahaan media Indonesia InsightID," kata Facebook.
Perusahaan InsightID, kata Facebook, memiliki presensi berupa:
69 akun Facebook, 42 Halaman, dan 34 akun Instagram.Pengikut: Sekitar 410.000 akun mengikuti satu atau lebih Halaman terkait dan sekitar 120.000 akun mengikuti setidaknya satu akun Instagram terkait.Iklan: Sekitar USD 300.000 (Rp 4,2 miliar) dihabiskan untuk iklan Facebook yang dibayar terutama dalam rupiah Indonesia.
"Kami mengidentifikasi akun-akun ini melalui investigasi yang sedang berlangsung terhadap dugaan CIB di wilayah tersebut," lanjut Facebook.
Sumber: Liputan6.com (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepada masyarakat diimbau agar berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan Pos Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaDalam profil akun @rendytoejeh yang juga disebarkan akun X @Pai_C1 diperlihatkan kalau si polisi merupakan anggota Polda Sulawesi Utara (Sulut).
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaKomisi Digital semakin aktif dalam memerangi judi online. Dalam satu minggu, sebanyak 49 ribu konten judi online telah diblokir.
Baca SelengkapnyaKominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.
Baca SelengkapnyaTikTok punya cara menghapus video-video yang melanggar panduan komunitas.
Baca SelengkapnyaKomdigi juga merekomendasikan sejumlah grup yang mempromosikan judi online di berbagai platform pesan instan dan media sosial segera ditutup.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaAkun isi facebook yang diketahui dikelola bagian protokol dan kepemimpinan (Prokompim), berubah menjadi unggahan video berbau pornografi.
Baca SelengkapnyaSalah satu trik yang sering digunakan adalah menyamarkan iklan judi dengan kemasan yang tampak menarik atau tidak mencolok.
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca Selengkapnya