Fakta-Fakta Mengerikan Pembantaian di Mali, Satu Desa Diserbu
Merdeka.com - Kasus pembantaian sadis terhadap salah satu etnis kembali terjadi. Kali ini etnis Fulani menjadi korban pembantaian sekelompok orang yang diduga dari kelompok Dogon di Mali, Republik Mali, Afrika Barat. Hingga saat ini, ada 160 korban tewas akibat serangan kelompok tersebut.
Sekelompok orang itu menggunakan senjata untuk membunuh ratusan orang, di antaranya warga sipil, anak-anak dan ibu hamil.
Perlu diketahui, etnis Fulani atau biasa dikenal Peulh, adalah kelompok etnis semi-nomadik (kelompok yang berpindah-pindah tapi pernah menetap sementara di tempat itu) yang sebagian besar Muslim. Sedangkan Dogon, masyarakatnya adalah petani dan tinggal di tebing Bandiagara di Mali selama berabad-abad.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Seperti apa ciri khas Suku Mante? Ciri-ciri utama dari Suku Mante ini memiliki postur tubuh yang lebih kecil dari orang normal alias kerdil.
-
Di mana Suku Mante ditemukan? Melansir dari merdeka.com, menurut arkeolog dan sejarawan, Suku Mante ini berasal dari belantara hutan Jantho di Kabupaten Aceh Besar.
-
Apa ciri khas Suku Haloban? Lebih dari itu, masih ada sederet fakta lainnya tentang Suku Haloban di Pulau Banyak ini.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
Lalu, apa penyebab konflik ini? Berikut fakta-fakta kasus pembantaian sadis di Mali:
Pembunuh Memakai Pakaian Pemburu Tradisional Donzo
Kasus ini sempat terjadi pada 2018 dan Januari 2019 lalu. Pelakunya menggunakan pakaian pemburu tradisional Donzo dan menyerang warga sipil etnis Fulani. Beberapa warga etnis Fulani adalah pengembala dan petani.
Etnis Dogon dituduh melakukan serangan ini. Para penyerang menuding suku Fulani menyembunyikan para ekstremis Islam di desanya, di mana tuduhan ini dibantah keras oleh Fulani. Kelompok bersenjata itu mengepung Desa Ogossagou dan menyerang hampir semua warga saat mereka di rumah masing-masing.
Kejadian Saat Kunjungan PBB ke Mali
Serangan kelompok itu terjadi saat misi Dewan Keamanan PBB kunjungi Mali untuk mencari jalan keluar soal kekerasan di wilayah Sahel, Afrika Barat. "Serangan mengerikan ini menandai lonjakan yang signifikan dalam dalam serangkaian kasus kekerasan dilakukan oleh mereka (kelompok bersenjata) yang menyebut dirinya sebagai 'kelompok pertahanan diri'. Mereka tampaknya berusaha membasmi kelompok-kelompok ekstremis brutal," kata juru bicara kantor HAM PBB, Ravina Shamdasani, dikutip dari Aljazeera, Rabu (27/3).
Beragam Penyebab Penyerangan
Warga etnis Fulani diserang dan dibakar secara hidup-hidup. Pembantaian ini diduga dilakukan oleh etnis Dogon. Pemicunya beragam, mulai dari rebutan lahan ternak, air hingga menuduh etnis Fulani menyembunyikan ekstremis.
Dugaan Ada Campur Tangan Al Qaeda dan ISIS
Al Qaeda dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diduga ada di balik permusuhan antara Fulani dan Donzo di Mali, dan juga Burkina Faso dan Niger beberapa tahun lalu. Hal ini mereka lakukan untuk menambah rekrutmen dan membuat sebagian wilayah hampir tak bisa dikendalikan. Mengapa harus Mali? Karena wilayahnya gurun, wilayah yang tepat untuk kelompok ekstrimis seperti ISIS dan Al Qaeda. Tahun 2013 lalu, 4.500 tentara Prancis melakukan intervensi di Mali untuk mengusir gerakan kelompok-kelompok dari gurun utara. Namun kelompok itu tetap berkumpul, malah meluaskan tempat mereka ke Mali tengah dan negara tetangga.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Geng-geng bersenjata telah menguasai sebagian besar wilayah di Haiti.
Baca SelengkapnyaSekelompok TNI masuk ke perkampungan Desa Selamat pada Jumat (8/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKerusuhan sebelumnya pecah di Dogiyai pada Kamis (13/7) kemarin.
Baca SelengkapnyaPasukan elite baret hijau Belanda membantai ratusan warga Rawagede, Karawang. Ini pengakuan saksi tentang kejadian mengerikan itu.
Baca SelengkapnyaPrajurit yang diduga terlibat penyerangan itu berasal dari Yon Armed (Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan).
Baca SelengkapnyaBelum diketahui pasti penyebab pecahnya kericuhan itu. Namun kuat dugaan, konflik itu dipicu perebutan batas lahan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah ini karena sengketa lahan antara Desa Ilepati dan Bugalima sejak 70an tahun lalu hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaPolisi yang menerima laporan segera datang ke lokasi meredam massa dan melakukan evakuasi terhadap korban ke RSUD Kayen.
Baca SelengkapnyaIa menyebut, dari puluhan prajurit yang diamankan itu nantinya akan dipilah. Hal ini untuk mengetahui siapa yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaPesonel Polri rutin melakukan patroli di sepanjang desa.
Baca SelengkapnyaKIsah pembantaian masyarakat Aceh oleh penjajah Belanda.
Baca Selengkapnya