Fakta-fakta pasukan elite Filipina dihabisi Abu Sayyaf
Merdeka.com - Demi memburu dan membebaskan 18 sandera yang seluruhnya warga asing, termasuk 10 WNI, militer Filipina menerjunkan pasukan elite mereka guna menemukan markas Abu Sayyaf. Upaya pencarian dilakukan selama dua minggu, utamanya di Pulau Jolo, Basilan.
Tindakan Filipina ini rupanya sudah diawasi betul oleh kelompok militan tersebut. Alhasil, dalam perjalanannya menuju markas Abu Sayyaf, pasukan itu malah dihabisi dalam aksi penyergapan.
18 Tentara tewas dalam penyergapan tersebut, empat di antaranya dipenggal. Meski begitu, 53 anggota pasukan lainnya berhasil lolos, meski mengalami luka tembak. Sedangkan dari pihak Abu Sayyaf, dilaporkan lima militan tewas.
-
Kenapa gudang peluru meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kenapa para jenderal diculik? Para Jenderal Angkatan Darat dituding sebagai Dewan Jenderal, mereka tidak loyal dan berniat mengkudeta Presiden Sukarno.
-
Apa yang terjadi di Peristiwa Situjuah? Peristiwa Situjuah merupakan salah satu rangkaian perjuangan berdarah bangsa Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Peristiwa ini terjadi pada 15 Januari 1949 kala subuh hari.
-
Di mana gudang peluru meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak.
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
Berikut fakta-fakta pasukan elite Filipina dihabisi kelompok militan Abu Sayyaf:
Dihabisi dalam perjalanan ke medan tempur
Juru bicara militer Filipina wilayah Basilan mengungkapkan, seluruh pasukan yang tewas disergap oleh Abu Sayyaf disergap tiba-tiba. Dia memastikan, balatentara tersebut sedang diterjunkan menuju medan operasi untuk menumpas habis para militan.
"Pasukan kami sedang akan menyerbu mereka. Di perjalanan kami disergap," kata juru bicara militer wilayah Basilan, Kolonel Benedict Manquiquis, kepada stasiun radio DZRH, seperti dilansir BBC, Ahad (10/4).
Dia menduga ada seratusan militan yang menembak seluruh pasukan. Para penyerang itu terlindungi dengan baik oleh dataran tinggi.
"Musuh berada di dataran tinggi jadi pasukan kami yang berusaha berlindung masih terkena berondongan peluru dan bom," kata dia.
Tentara yang dihabisi adalah pasukan elite
Militer Filipina memastikan, satu peleton tentara yang dihabisi militan Abu Sayyaf adalah pasukan elite. Mereka adalah Batalion Khusus Ke-4 dan Batalion Infanteri ke-44.
Pasukan Batalion Khusus Ke-4 yang diterjunkan untuk memburu militan Abu Sayyaf bukan pasukan sembarangan, mereka merupakan bagian dari pasukan penerjun payung atau lintas udara. Pasukan ini berada di bawah komando Pasukan Resimen Khusus.
Pasukan elite ini berdiri pada 1960-an oleh Kapten (Inf) Fidel V Ramos, sekaligus komandan pertama di pasukan tersebut. Pasukan ini dilatih melalui Operasi Perang Non-konvensional dan Operasi Perang Psikologis, bahkan dilatih langsung oleh Pasukan Khusus AS yang dikenal dengan Baret Hijaunya.
Sejak berdiri, pasukan ini sudah diterjunkan untuk mengatasi pemberontakan dan terorisme, utamanya kelompok militan Moro. Kini, mereka ikut berhadapan dengan Abu Sayyaf dalam misi pembebasan sandera.
Sementara Batalion Infanteri ke-44 berada di bawah komando Divisi Regular Pertama, yang juga dikenal dengan nama Divisi Tabak. Pasukan ini terbentuk sejak 5 Mei 1936, serta ikut terlibat dalam pertempuran melawan Pasukan Jepang di kawasan Pasifik.
Bertempur selama 10 jam
Tidak mudah bagi 53 anggota pasukan untuk bisa menyelamatkan diri dari terjangan peluru dan bom dari militan Abu Sayyaf. Mereka bahkan harus bertempur selama 10 jam, hingga menewaskan 18 orang rekannya di tangan musuh.
Juru bicara militer Filipina Wilayah Mindanao Barat Mayor Filemon Tan baku tembak terjadi sekitar 07.55 waktu setempat. Tan mengatakan pasukan militer dari Batalion Infanteri 44 dan Pasukan Khusus ke-4 sedang dalam operasi untuk pembebasan sandera (termasuk 10 WNI) ketika mereka disergap sekitar 120 anggota Abu Sayyaf yang dipimpin Isnilon Hapilon, pria paling dicari pemerintah Amerika Serikat.
Pertempuran sengit sejak Sabtu pagi itu berakhir sekitar pukul 17.30 waktu lokal.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Doel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaSebuah peristiwa pembajakan pesawat maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 206 ini menjadi momen bersejarah bagi Kopassus.
Baca SelengkapnyaPrajurit yang diduga terlibat penyerangan itu berasal dari Yon Armed (Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan).
Baca SelengkapnyaPemicunya, rombongan pengantar jenazah ini ugal-ugalan dan memepet Bripda M Fathul.
Baca SelengkapnyaBeberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.
Baca SelengkapnyaProfil satuan elite TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Braja Wijaya yang sedang jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan memastikan proses hukum terhadap insiden ini terus berjalan.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar gudang amunisi terlihat bergiliran masuk terbatas untuk mengambil barang berharga mereka dari rumah.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyinggung tragedi KM50 kepada capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat Capres perdana.
Baca SelengkapnyaPasukan elite TNI menyerbu markas musuh untuk merebut Bandara Banyuwangi.
Baca Selengkapnya