FBI Lacak Adanya Ancaman “Signifikan” di Washington DC Jelang Pelantikan Joe Biden
Merdeka.com - FBI sedang melacak banyaknya obrolan di media sosial termasuk seruan unjuk rasa bersenjata menjelang pelantikan Presiden AS terpilih, Joe Biden. Hal ini diungkapkan Direktur FBI, Chris Wray pada Kamis.
Wray, yang pertama kali muncul di depan publik sejak kerusuhan US Capitol pada 6 Januari lalu, mengatakan dalam sebuah pemaparan keamanan untuk Wakil Presiden Mike Pence bahwa FBI tetap memperhatikan adanya potensi kekerasan dalam unjuk rasa di Washington dan di negara bagian seluruh AS.
Wray memperingatkan, kejadian-kejadian seperti itu bisa membawa orang-orang bersenjata mendekati gedung pemerintah dan pejabat terpilih.
-
Apa yang dilakukan FBI? Dalam pernyataan bersama, FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengungkapkan bahwa mereka tengah menyelidiki akses ilegal ke infrastruktur telekomunikasi komersial yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan Republik Rakyat China (hacker China).
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Kapan puncak percakapan Pilkada di media sosial? Monitoring menunjukkan bahwa percakapan mengenai Pilkada 2024 di media sosial dan online mencapai puncaknya dua hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Mengapa FBI menyelidiki kasus ini? Lalu, mereka menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI) agar membantu menyelidiki kasus ini.
-
Kenapa keamanan siber Pilpres AS 2024 diperkuat? 'Aktor jahat, bahkan jika mereka mencoba, tidak akan mampu memberikan dampak signifikan yang dapat mempengaruhi hasil pemilu,' ungkap Jen Easterly, direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS, dalam wawancara dengan AP, seperti yang dilaporkan oleh VOA Indonesia, Jumat (4/10).
“Salah satu tantangan nyata di tempat ini adalah mencoba membedakan mana yang aspiratif versus mana yang disengaja,” jelasnya, dilansir France 24, Jumat (15/1).
Wray mengatakan FBI menerima informasi dalam jumlah yang “signifikan” yang telah diteruskan ke lembaga penegak hukum lainnya menjelang pelantikan. Berbagi informasi sangat penting sebelum agenda publik penting seperti pelantikan, tetapi masalah ini mendapat sorotan khusus penegak hukum dinilai tidak siap menghadapi kekerasan seperti yang terjadi di Capitol.
Aktifkan Pos Komando
Pejabat federal memperingatkan lembaga penegak hukum lokal bahwa kerusuhan di Capitol bisa mengobarkan kekerasan lainnya.
“Kami sedang melihat individu yang mungkin ingin mengulangi jenis kekerasan yang sama seperti yang kami lihat pekan lalu,” jelas Wray, menambahkan bahwa sejak 6 Januari, FBI telah mengidentifikasi lebih dari 200 tersangka.
“Kami tahu siapa Anda. Jika Anda berada di luar sana, agen FBI akan datang untuk mencari Anda.”
Dia menambahkan, lebih dari 100 orang telah ditangkap sejauh ini, dan banyak penyelidikan lain yang juga sedang berlangsung.
Negara bagian di seluruh AS meningkatkan pengamanan untuk menghadapi kemungkinan unjuk rasa bersenjata dan kekerasan akhir pekan ini, terutama di gedung-gedung pemerintah. Para pejabat sedang meninjau kembali rencana pengamanan mereka untuk target berisiko tinggi dan polisi di kota-kota besar sedang bersiap untuk siaga taktis jika diperlukan. Memo FBI awal pekan ini memperingatkan potensi unjuk rasa bersenjata di 50 negara bagian.
Untuk memantau ancaman, saat berlangsung pelantikan presiden, FBI akan mengoperasikan pos komando sepanjang waktu di markas besar dan di masing-masing 56 kantor lapangannya.
Ungkapan Terima Kasih Wapres Mike Pence
Sementara itu, Wakil Presiden Mike Pence kembali ke Capitol hari Kamis untuk pertama kalinya sejak kerusuhan pekan lalu.
Pence datang dengan pasukan pengawal yang berjaga-jaga di luar Capitol, mengatakan kepada mereka bahwa dia mengenal Garda Nasional karena dia dulu adalah seorang gubernur.
“Terima kasih telah membela negaramu,” kata Pence.
Dia mengatakan kepada para pasukan, mereka akan menyaksikan peralihan kekuasaan dan berterima kasih atas pengabdian mereka.
“Merupakan kehormatan besar bagi saya bertugas sebagai wakil presiden Anda,” ungkapnya, sebelum diakhiri dengan ucapan terima kasih lainnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di era digital potensi kerusuhan di pemilu bisa dilakukan hanya menggunakan telepon genggam.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku yang menebar ancaman terkait penembakan Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaJelang Pilpres, pemerintah AS memperketat aturan mengenai AI.
Baca Selengkapnya"Sejauh ini tidak ada ancaman yang dianggap kredibel," kata FBI, Rabu (6/11).
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho menyusul viral ancaman penembakan diterima capres nomor urut 1, Anies Baswedan di media sosial.
Baca SelengkapnyaMitigasi ancaman juga dilakukan dari segi siber dengan berpatroli.
Baca SelengkapnyaPuluhan tersangka teroris ditangkap Densus 88 itu merupakan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Anshor Daulah (JAD).
Baca SelengkapnyaMenkominfo akan menertibkan akun buzzer yang menyebarkan informasi hoaks dan radikalisme.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mendapat ancaman penembakan oleh netizen saat sedang live di aplikasi TikTok
Baca SelengkapnyaDia bahkan mewanti-wanti intelejen negara harus untuk mengantisipasi gangguan
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca Selengkapnya