Filipina kesal kapal-kapal China dekati karang di Laut China Selatan
Merdeka.com - Pemerintah Filipina melaporkan peningkatan jumlah kapal China di wilayah sengketa di Laut China Selatan. Mereka khawatir China akan melakukan reklamasi di wilayah sengketa Scarborough Shoal.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan kepada Reuters, Minggu (4/9), pesawat militer Filipina yang terbang di atas gugusan karang ini melihat adanya penambahan jumlah kapal di sana. China sendiri memang telah ada di wilayah itu sejak 2012 silam. China memblokade wilayah perairan itu dan sejak itu ketegangan antara kedua negara semakin memanas.
"Ada empat kapal patroli pantai China dan enam kapal lainnya, termasuk dua tongkang biru di sekitar Scarborough Shoal. Kehadiran banyak kapal selain patroli di wilayah itu membuat kami sangat khawatir," ujar Lorenzana.
-
Dimana kapal tersebut ditemukan? Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
-
Mengapa kapal tersebut penting? Penelitian ini bagian dari misi untuk melestarikan dan melindungi dua bangka kapal ini yang dinilai sangat penting bagi arkeologi dunia, menurut pengumuman Badan Warisan Kebudayaan Nasional China.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Siapa yang prihatin tentang konflik Laut China Selatan? Para menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu, 30 Desember 2023 menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
-
Dimana kapal Dinasti Ming ditemukan? Dua bangkai kapal kuno dari Dinasti Ming ditemukan para arkeolog di Laut China Selatan, ungkap Badan Warisan Budaya China (NCHA), pada Kamis.
-
Apa yang ditemukan di Laut China Selatan? Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644. Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
Meski hanya terdiri dari beberapa terumbu karang, Scarborough Shoal merupakan perairan yang penting bagi Filipina karena airnya yang tenang dengan ikan yang banyak. Maka dari itu, Manila menyebutkan klaim China sebagai pelanggaran hukum internasional.
Filipina khawatir China akan melakukan reklamasi dan membangun pangkalan militer seperti yang mereka lakukan di wilayah Laut China Selatan lainnya. Hal ini diikuti dengan beberapa waktu lalu China mengirim kapal tongkang pembawa pasir untuk membuat tujuh pulau buatan di Spratly.
"Kami belum tahu apakah tongkang itu digunakan untuk operasi penimbunan nanti. Jika mereka mencoba membangun apa pun di Scarborough, maka akan berdampak sangat buruk bagi situasi keamanan," lanjut Lorenzana.
China mengklaim hampir 90 persen wilayah Laut China Selatan yang memiliki nilai perdagangan mencapai US$5 triliun per tahun, atau sepertiga dari total perdagangan global.
Klaim China ini ditandai dengan sembilan garis putus-putus yang meliputi ratusan pulau, terumbu karang dan wilayan perairan yang masih tumpang tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Militer Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaKapal penjaga pantai China menyenggol bagian belakang hingga sisi kanan kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaAksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaKapal patroli Indonesia berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca SelengkapnyaKapal Landing Dock Philippines mengakomodasi kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina.
Baca SelengkapnyaChina benar-benar nekat membangun pangkalan udara di sana.
Baca SelengkapnyaKapal Ikan Asing tersebut disangkakan dengan dugaan penggaran Pasal 92 Jo Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaBasarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaSaat hendak berlayar ke Australia, mereka langsung ditangkap petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah NTT.
Baca Selengkapnya