Filipina tolak proposal maritim China, Beijing ketar-ketir
Merdeka.com - Filipina menolak proposal mekanisme pembahasan masalah maritim China mengenai Laut China Selatan. Mereka malah mengadukan masalah ini ke pengadilan internasional di Den Haag, Belanda.
Hal ini bikin Beijing sedikit ketar-ketir. Masalahnya, China mengatakan pintu mereka selalu terbuka untuk Filipina dan negara sekitarnya untuk membicarakan masalah perbatasan di Laut China Selatan.
"China memberikan sejumlah kesempatan yang diusulkan kepada Filipina untuk pembentukan mekanisme konsultasi reguler pada isu-isu maritim kedua negara. Namun, hingga saat ini tidak pernah ada tanggapan dari pihak Filipina," seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China yang dilansir dari Channel News Asia, Rabu (8/6).
-
Siapa yang prihatin tentang konflik Laut China Selatan? Para menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu, 30 Desember 2023 menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
-
Kenapa Laut Cina Selatan menjadi sorotan dunia? Teritorial LCS merupakan kawasan perairan yang menjadi sorotan tidak hanya di level Asia, namun juga dunia khususnya negara-negara Barat yang memiliki kepentingan ekonomi dan keamanan.
-
Kenapa Jokowi membahas Laut China Selatan? Jokowi mengatakan dirinya akan membahas upaya meredakan ketegangan di Laut China Selatan.
-
Siapa yang mendukung kedaulatan laut Filipina? Meski visi kedaulatan kelautan mereka didukung oleh kebijakan seperti The National Security Policy dan National Security Strategy untuk menjamin 24/7 Maritime Domain Awareness, namun pada implementasinya sungguh cukup berbeda (Batongbacal, 2021).
-
Apa yang ditemukan di Laut China Selatan? Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644. Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
-
Dimana tembok besar china di teliti? Para peneliti, yang menerbitkan temuan mereka di jurnal Nature, memeriksa susunan kimia dari alang-alang yang dikumpulkan dari bagian kuno Tembok Besar yang terletak di Gansu dan Xinjiang.
Sementara itu, Asosiasi Pengacara China mengeluarkan pernyataan mengenai arbitrase yang dilakukan sepihak oleh Filipina. Dengan tegas mereka mendukung pemerintah China untuk menyatakan posisinya di Laut China Selatan.
"Tidak ada negara, organisasi atau individu yang boleh menolak kedaulatan hak maritim dan kepentingan teritorial China di Laut China Selatan," begitu tulis para pengacara Negeri Tirai Bambu tersebut.
Untuk kasus ini, Kementerian Luar Negeri Filipina menolak berkomentar. Malahan, seorang pejabat kementerian yang akrab dengan kasus arbitrase ini mengatakan Manila sangat mengharapkan pengadilan internasional menjatuhkan putusan bulan ini.
Meski demikian, apa yang dilakukan pemerintah Filipina saat ini bertolak belakang dengan pernyataan presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte. Saat baru terpilih sebagai presiden bulan lalu, Duterte menyebutkan tidak akan berperang dengan China mengenai Laut China Selatan.
Dia mengatakan akan membuka pembicaraan langsung dengan pemerintah Beijing mengenai wilayah teritorial yang 'diambil' China di Laut China Selatan.
"Ya kita tidak bisa membiarkan hubungan terus-terusan dingin. Namun saya akan menjadi teman dan ramah pada siapa saja," seru 'Donald Trump dari Timur' ini.
Filipina bertarung klaim dengan China atas wilayah yang diambil China dengan menggariskan sembilan titik. Wilayah tersebut masuk jauh ke jantung maritim Asia Tenggara, meliputi ratusan pulau yang disengketakan dan juga terumbu.
Sebagian besar wilayah yang diklaim China merupakan wilayah perdagangan, di mana pendapatannya senilai USD 5 triliun (setara Rp 62.500 triliun). China mengatakan, Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei Darussalam memiliki klaim tumpang tindih atas wilayah tersebut. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaAksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Filipina.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaKapal penjaga pantai China menyenggol bagian belakang hingga sisi kanan kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca SelengkapnyaSejumlah pengamat mengkhawatirkan kerja sama Indonesia-China dalam sektor maritim di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaTema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca SelengkapnyaMahfud menilai, kesepakatan Prabowo dan Xi Jinping bisa menjadi masalah baru di kawasa
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaLuhut menegaskan bahwa China adalah salah satu mitra komprehensif strategis terpenting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca Selengkapnya