Galakkan kebijakan dua anak, China beri imbalan setiap kelahiran
Merdeka.com - Pemerintah China kini tengah mempertimbangkan untuk memberikan imbalan kelahiran dan subsidi. Hal ini diberikan untuk mendorong masyarakat memiliki anak kedua, demi mempercepat pertumbuhan angka kelahiran.
Pemberian imbalan dan subsidi untuk kelahiran anak kedua ini diberikan, lantaran sebuah survei menyatakan banyak yang ogah punya anak kedua. Alasan mereka karena kendala ekonomi.
Seperti dilaporkan Asian Correspondent, Selasa (28/2), Wang Peian, Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana China, mengungkapkan rencana kebijakan pemerintah China tersebut.
-
Bagaimana Italia memberikan insentif untuk keluarga dengan dua anak? Di provinsi Trento, program insentif sebesar 5.000 euro atau sekitar Rp80,9 juta diberikan kepada keluarga yang ingin mendorong kelahiran anak dan menciptakan keluarga besar.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi tingkat kelahiran? Menurut data, angka kelahiran yang menunjukkan rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan selama hidupnya, mengalami penurunan dari 1,58 anak per perempuan pada tahun 2021 menjadi 1,35 saat ini.
-
Bagaimana anak pertama dan anak kedua saling melengkapi? Anak pertama yang tegas dan terorganisir dengan anak kedua yang fleksibel dan adaptif.
-
Kapan inflasi mempengaruhi tingkat kelahiran? Ragnitz, yang merupakan pakar dalam perubahan demografi, menekankan bahwa angka kelahiran 'telah berubah drastis dalam tiga tahun terakhir.'
-
Apa karakteristik anak ke-2? Anak kedua cenderung lebih mudah beradaptasi dengan berbagai situasi dan lebih fleksibel dalam menjalani hubungan.
-
Apa dampak inflasi terhadap kelahiran di Jerman? Ragnitz menambahkan bahwa 'secara keseluruhan, hampir 80.000 bayi lebih sedikit yang dilahirkan pada tahun 2022 dan 2023 dibandingkan dengan perkiraan.'
"Itu (kebijakan dua anak) benar-benar memenuhi harapan, meski demikian masih ada hambatan yang harus dibenahi," ujar Wang.
"Untuk memiliki anak kedua, saat ini merupakan hak setiap keluarga di China, namun krisis ekonomi sepertinya menjadi hambatan yang cukup besar untuk mereka dan juga negara," sambungnya.
Sejak tahun lalu, tingkat kelahiran naik menjadi 17,8 juta. Hal tersebut merupakan pencapaian tertinggi sejak 2000.
Kebijakan dua anak mulai dicanangkan pemerintah Negeri Tirai Bambu pada akhir 2015. Padahal sebelumnya, China terkenal dengan negara berkebijakan 'satu anak'.
Pergantian kebijakan ini lantaran generasi produktif semakin sedikit. Hal tersebut bisa berdampak pada ekonomi negara.
(mdk/che)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBiaya perawatan bayi kembar 4 itu mencapai Rp435 juta.
Baca SelengkapnyaSembilan negara ini rela "bagi-bagi" uang supaya warganya punya anak dan bisa menambah serta menjaga perekonomian suatu negara.
Baca SelengkapnyaInsentif yang diberikan pemerintah, tak membuat warga China mau memiliki anak.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan mengalami penurunan angka kelahiran dalam beberapa tahun belakangan.
Baca SelengkapnyaNamun, populasi yang menua dengan cepat menimbulkan ancaman terhadap keberlanjutan ekonomi.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk China menjadi keunggulan kompetitif bagi pertumbuhan industri dan tenaga kerja murah.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri tersebut berpendapat bahwa memiliki banyak anak adalah sebuah anugerah yang sangat berharga.
Baca SelengkapnyaAcara yang dijadwalkan pada bulan Oktober ini ditujukan bagi kaum muda berusia 23 hingga 43 tahun yang tinggal atau bekerja di distrik tersebut.
Baca SelengkapnyaAngka Kelahiran Anjlok, Produsen Popok Bayi di Jepang Pindah Haluan Bikin Popok Dewasa
Baca SelengkapnyaFenomena kerja 4 hari seminggu ini jarang terjadi di Jepang, namun secara bertahap hal ini mulai populer.
Baca SelengkapnyaSubsidi untuk program tukar tambah kendaraan penumpang yang menggunakan energi baru telah mengalami kenaikan signifikan
Baca Selengkapnya