Gereja dibom, Mesir naikkan status darurat teror selama tiga bulan
Merdeka.com - Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi menetapkan status tiga bulan darurat teror untuk negaranya. Status ini dibuat usai Negeri Piramida dihantam dua serangan bom di Gereja Koptik.
"Serangkaian langkah akan diambil, termasuk status darurat negara selama tiga bulan, usai langkah legal dan konstitusi diambil," ujar Sisi, dilansir dari Reuters, Senin (10/4).
Untuk menetapkan status darurat negara, harus terlebih dulu melalui persetujuan Dewan Perwakilan dan dilakukan dalam waktu tujuh hari ke depan. Penetapan status dilakukan Sisi usai kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di gereja Koptik tersebut.
-
Apa tujuan utama serangan Mesir? Presiden baru Mesir, Anwar Sadat bertekad membalas kekahahan tersebut.
-
Siapa yang memimpin serangan Mesir? Jenderal Ali bertanggung jawab merencanakan penyerbuan ke Israel.
-
Kapan ibu kota baru Mesir mulai dibuka? Kompleks ini dirancang menggunakan teknologi pintar dan mulai dibuka pada akhir tahun 2021.
-
Dimana piramida Mesir? Sebagai contoh, selama dinasti ke-25 (sekitar tahun 712 hingga 664 SM), Mesir diperintah oleh firaun-firaun dari Nubia (sekarang Sudan modern dan beberapa bagian Mesir selatan).
-
Mengapa Mesir butuh ibukota baru? Rencana Mesir untuk memindahkan ibu kotanya dari Kairo ke ibu kota baru yang futuristik di kawasan utara, bukan tanpa tujuan.
-
Dimana piramida Mesir dibangun? Temuan Dari Luar Angkasa Ungkap Piramida Mesir Dibangun Menggunakan Air Ilmuwan mengungkap piramida-piramida Mesir lokasinya dekat dengan jalur air di masa lalu.
Jika sudah ditetapkan, nantinya polisi berhak melakukan penangkapan, pengawasan, penggerebekan dan pemantauan ruang gerak apabila ada yang mencurigakan.
ISIS mengklaim serangan bom yang dilakukan di kota-kota besar Mesir, antara lain Tanta dan Alexandria pada Minggu Palem jelang Hari Raya Paskah.
Bom pertama meledak di Gereja St George, Tanta. Akibat ledakan itu, 24 orang dilaporkan tewas. Sementara itu, ledakan kedua dilakukan di Katedral St Mark, Alexandria, di mana 11 orang dikabarkan tewas.
Salah satu korban tewas di gereja Alexandria merupakan perwira polisi yang mencoba mengadang pelaku bom bunuh diri masuk ke dalam gereja. Tanpa tindakan responsif dari polisi tersebut, jumlah korban tewas bisa lebih besar dari itu.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan terjadi hanya tiga bulan setelah kelompok ISIS membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser Moskow.
Baca SelengkapnyaPenembakan ini terjadi setelah kemarin kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mengejutkan besar-besaran ke Israel.
Baca SelengkapnyaIsrael telah menghancurkan 1.000 masjid di Gaza sejak Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaPalang Merah Palestina menyebut sedikitnya satu orang Palestina tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka dalam serangan itu.
Baca SelengkapnyaBom meledak saat misa Katolik di Marawi, Filipina pada Minggu (3/12) pagi, menewaskan empat orang.
Baca SelengkapnyaPenyerangan ini juga terjadi di tengah operasi militer besar-besaran Israel di Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaSerangan-serangan udara Israel di Gaza, juga menghantam sebuah Gereja Ortodoks Yunani di Gaza.
Baca SelengkapnyaDokumen itu mengungkap secara lengkap untuk pertama kalinya rincian spesifik tentang operasi Mesir untuk menghancurkan terowongan Gaza.
Baca SelengkapnyaDalam serangkaian serangan Israel ke Jalur Gaza, dampaknya sangat merugikan banyak bangunan, salah satu gereja tertua di Gaza yakni Gereja Santo Porphyrius.
Baca SelengkapnyaTerbaru, tentara Israel memblokir sebuah truk pengiriman air yang hendak menuju Rumah Sakit layanan dialisis di Jenin.
Baca SelengkapnyaIsrael saat ini masih melancarkan perang genosida di Gaza, membunuh hampir 42.000 warga Palestina.
Baca SelengkapnyaTim medis Palestina mengatakan sedikitnya satu orang tewas dalam serangan itu.
Baca Selengkapnya