Gerhana Bulan Bisa Jadi Petunjuk Letusan Gunung Berapi di Bumi
Merdeka.com - Penelitian terhadap Bulan kuno membantu para ahli untuk mempelajari erupsi vulkanik misterius yang sempat terjadi di Bumi.
Zaman dahulu tokoh agama dan juru tulis lain pernah membuat deskripsi mendetil terhadap gerhana Bulan yang saat itu dipercaya sebagai pertanda bencana.
Dalam catatan mereka, tertulis gerhana Bulan sering diiringi dengan penampakan orbs berwarna merah dan Bulan yang tiba-tiba hilang dari muka Bumi.
-
Kenapa suku Maya mencatat Gerhana? Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa surgawi yang penting bagi suku Maya, yang sering diartikan sebagai keadaan kematian dan imobilitas dewa Matahari, Kinich Ahau.
-
Siapa yang meramalkan letusan Gunung Slamet? Ramalan Jayabaya, seorang raja kuno di Pulau Jawa, diduga pernah meramalkan kemungkinan meletusnya Gunung Slamet. Masyarakat sekitar Gunung Slamet mempercayai ramalan ini karena Jayabaya dianggap memiliki kecerdasan spiritual dan kebijaksanaan yang tinggi.
-
Apa yang diyakini masyarakat Jawa tentang gerhana bulan? Mitos gerhana bulan pertama dikaitkan dengan kepercayaan Batara Kala memakan bulan.Ini merupakan mitos yang diiyakini oleh masyarakat Jawa. Menurut kepercayaan ini, Batara Kala adalah sosok dewa atau roh jahat yang berwujud raksasa yang bertanggung jawab atas terjadinya gerhana bulan. Dipercaya bahwa Batara Kala memakan bulan selama gerhana terjadi.
-
Apa catatan Gerhana suku Maya? Kodeks Dresden, sebuah manuskrip Maya kuno yang berasal dari abad ke-11 atau ke-12. Manuskrip ini mengandung tabel dan almanak yang dibagi menjadi interval 177 dan 148 hari. Tabel ini berkaitan dengan gerhana Matahari dan Bulan.
-
Siapa saja yang percaya mitos gerhana bulan? Mitos gerhana bulan untuk ibu hamil adalah kepercayaan turun temurun yang masih banyak diyakini.
-
Siapa yang mencatat sejarah letusan Gunung Galunggung? Merujuk informasi dari jurnal yang ditulis Gani Ahmad Jaelani dan kawan-kawan berjudul 'Antara Ekspedisi Saintifik dan Ancaman Ekonomi Kolonial: Letusan Gunung di Priangan Paruh Awal Abad ke-20' mencatat bahwa gunung ini merupakan salah satu yang teraktif sejak tahun 1800-an.
"Banyak orang tua yang ketakutan pada saat itu, sebab cincin bulan tampak hilang dari permukaan Bumi," tulis pujangga Jepang Fujiwara no Teika seperti dilansir CNN, Kamis (6/4).
Dikumentasi gerhana Bulan
Sébastien Guillet, peneliti di Institut Ilmu Lingkungan Universitas Jenewa menyatakan seiring dengan terjadinya gerhana sebagaimana yang tertulis pada catatan tersebut, terdapat debu vulkanik yang menutupi atmosfer Bumi.
"Penting bagi kita untuk mengetahui erupsi misterius ini untuk memahami pengaruh aktivitas vulkanik kepada masyarakat sekitar," ucap Guillet.
Dari hasil penelitian terhadap 64 gerhana Bulan yang terjadi di Eropa antara tahun 1100–1300, peneliti menemukan 51 dokumentasi gerhana Bulan tersebut.
Enam dari 51 dokumentasi tersebut juga melaporkan Bulan tersebut sangat gelap pada Mei 1110, Januari 1172, Desember 1229, Mei 1258, November 1258, dan November 1276.
Tanggal-tanggal di atas berkorelasi dengan lima erupsi vulkanik yang ditemukan dari jejak abu yang terdapat di pusat kutub es di tahun 1108, 1171, 1230, dan 1276. Pada tahun 1257 erupsi ini terjadi di gunung berapi Samalas, Lombok.
Zaman Es Kecil
"Letusan gunung-gunung berapi ini menutup cahaya matahari untuk tembus ke Bumi dan mengganggu iklim di sekitarnya. Pada saat itu, Eropa mengalami musim panas terdinginnya," tambah Guillet.
"Dengan mengumpulkan informasi letusan gunung berapi pada teks kuno, kita dapat memprediksi erupsi yang terjadi pada periode ini secara lebih akurat."
Penelitian terbaru ini dipercaya akan memberikan informasi terkait Zaman Es Kecil, zaman pendinginan Bumi antara tahun 1280–1340 yang mengganggu pertanian dan mengubah tatanan sosial.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lempengan tanah liat ini ditemukan lebih dari 100 tahun lalu di Irak.
Baca SelengkapnyaMitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaSebagai fenomena alam yang jarang terjadi, kehadiran gerhana matahari kerap memunculkan mitos unik.
Baca SelengkapnyaAstronom menemukan referensi gerhana matahari total dalam teks kuno Rig Veda, menyatakan peristiwa ini terjadi 6.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaAda catatan tersendiri suku Maya untuk mengetahui peredaran benda langit.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaKeberadaan Bulan membuat langit tampak indah di malam hari. Namun tak banyak yang tahu dari mana asalnya Bulan. Begini ulasan singkatnya.
Baca SelengkapnyaHingga kini belum ada penelitian yang berhasil mendapatkan manuskrip yang membahas secara penuh dan khusus mengenainya.
Baca SelengkapnyaArtefak yang ditemukan di Italia ini berupa piringan batu yang menampilkan ukiran yang diyakini para peneliti membentuk peta langit malam.
Baca SelengkapnyaDua bulan akan memengaruhi pasang surut, stabilitas rotasi Bumi, serta kehidupan di planet Bumi.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Krakatau kembali erupsi pada Kamis (7/12) siang dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.200 meter di atas puncak.
Baca Selengkapnya