Google, Facebook, Twitter, jadi media andalan propaganda ISIS
Merdeka.com - Anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh Keith Vaz mengatakan aparat keamanan seharusnya meminta Google, Facebook, dan Twitter memberikan ruang bagi kelompok militan dan teroris.
Laporan teranyar dari Panitia Khusus Urusan Dalam Negeri Inggris menyebutkan, perusahaan teknologi semacam Google dan media sosial Facebook serta Twitter selama ini selalu gagal mencegah kelompok militan menyebarkan propagandanya ke seluruh dunia.
"Situs-situs itu, termasuk Twitter, Facebook, YouTube, sudah menjadi sarana utama menyebarkan propaganda dan perekrutan bagi terorisme," bunyi laporan itu, seperti dilansir koran the Independent, Kamis (25/8).
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Siapa yang terlibat dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Kenapa Dark Web digunakan untuk kejahatan? DailyMail.com pernah mengunjungi web gelap tahun lalu dan dalam beberapa menit, mengakses situs-situs yang secara terbuka menjual ribuan kartu kredit curian, obat-obatan keras, 'layanan peretas' yang akan menanamkan materi pelecehan anak di komputer orang-orang untuk 'menghancurkan hidup mereka.'
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
Keith Vaz sebagai ketua pansus menyatakan media-media itu sudah menjadi andalan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Perusahaan besar seperti Google, Facebook, Twitter, dengan pendapatan mereka yang miliaran dolar, masih saja gagal mencegah ancaman ini. Mereka berlindung di balik status hukum, meski tahu situs mereka dipakai untuk teror," kata dia.
Kegagalan mereka menangkal ancaman teror, kata Vaz, membuat Internet menjadi bebas hukum dan tanpa aturan.
Untuk mengatasi ancaman teror yang berasal dari situs-situs itu, kepolisian Inggris harus mempunyai pasukan dunia maya yang melancarkan perang melawan propaganda militan. Mereka harus terus memonitor situs-situs yang berbahaya dan melumpuhkannya.
"Pasukan itu akan bekerja tanpa henti untuk mencari tahu asal muasal situs dan dengan cepat memblokir mereka dan sekaligus membagi informasi penting kepada badan intelijen lain," kata Vaz.
Pansus merasa khawatir dengan kenyataan situs-situs itu hanya punya sekian ratus karyawan untuk mengawasi isi situs. Pansus juga menyerukan agar perusahaan-perusahaan itu melaporkan data statistik empat kali dalam setahun tentang berapa banyak situs dan akun terorisme yang mereka hapus.
Pekan lalu Twitter mengumumkan sudah menghapus sekitar 235 ribu akun karena melanggar aturan soal muatan ekstrem. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaDugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengungkapkan awal mula terduga teroris remaja berinisial HOK terpapar ideologi ISIS hingga berujung keinginan melakukan bom bunuh diri
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaGlobalisasi mengubah pola komunikasi menjadi semakin canggih dan tak terbatas.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaTersangka teroris itu ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaJulid Fi Sabilillah, Perang Netizen Indonesia Melawan Israel di Dunia Maya
Baca Selengkapnya