Hamas tak lagi dicap teroris, Gaza berpeluang enyahkan Israel
Merdeka.com - Secara beruntun dua bulan terakhir, negara-negara Eropa memberi dukungan pada Palestina. Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa kini berpeluang meloloskan draf Palestina untuk diakui kemerdekaannya pada 2016.
Selain mendukung Otoritas Palestina yang dikendalikan Fatah dari Tepi Barat, Benua Biru pun tak lagi memusuhi Hamas yang menguasai Jalur Gaza.
Selama 13 tahun terakhir, Partai Hamas dicap sebagai teroris lewat keputusan Uni Eropa. Kemarin (17/12), beleid tersebut resmi dicabut. Keputusan ini muncul selepas pengacara Hamas menggugat klasifikasi itu sejak 2010.
-
Apa masalah utama antara Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir.
-
Kenapa Israel merasa terancam dengan pengakuan Palestina? Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan pengakuan tersebut merupakan serangan terhadap kedaulatan Israel dan membahayakan keamanannya, meskipun ia tidak menjelaskan detailnya.
-
Bagaimana konflik Israel dan Palestina dimulai? Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas.
-
Apa dampak pengakuan Palestina bagi Israel? Pengamat melihat ini sebagai indikasi semakin terisolasinya Israel di panggung dunia.
-
Bagaimana cara Israel bereaksi terhadap pengakuan Palestina? Sebagai tanggapan, Israel menarik duta besarnya untuk Irlandia, Norwegia, dan Spanyol.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Israel dan Palestina? Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.
"Pengadilan menyatakan penghapusan (Hamas) berdasarkan alasan prosedural yang mendasar dan tidak menyiratkan penilaian substantif terkait klasifikasi Hamas dalam kelompok teroris," kata keterangan tertulis pengadilan Uni Eropa seperti dilansir Stasiun Televisi Aljazeera.
Jika tak ada banding atau penolakan dari negara anggota Uni Eropa, maka keputusan ini berdampak pada dihentikannya kebijakan pembekuan aset Hamas maksimal pada Februari 2015. Gaza akan mendapat pasokan dana segar yang selama ini tertahan.
Sontak Israel meradang dengan keputusan tersebut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menilai (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa bersama perwakilan Israel, Otoritas Palestina, dan negara-negara Arab.
Baca SelengkapnyaPejabat tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas, Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu
Baca SelengkapnyaJika kesepakatan tercapai, maka sayap militer Hamas akan dibubarkan.
Baca SelengkapnyaBerikut reaksi Israel saat tahu Hamas-Fatah berdamai demi Palestina bersatu.
Baca SelengkapnyaHamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali mengutuk Israel atas serangan brutalnya di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaJutaan warga Palestina di Gaza terjebak di Rafah, satu-satunya tempat yang sebelumnya disebut "koridor aman".
Baca SelengkapnyaSementara itu, warga Israel dianggap sebagai teroris oleh sebagian besar dunia.
Baca SelengkapnyaSaling serang antara Israel dengan Hamas sungguh sangat mengkhawatirkan dan mengancam keamanan
Baca SelengkapnyaMedia Israel Akhirnya Akui Negaranya Kalah Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaMiliter Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang
Baca SelengkapnyaPemimpin Hamas memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa mereka menerima proposal gencatan senjata di Gaza setelah hampir tujuh bulan perang.
Baca Selengkapnya