Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

"Hanya dengan Tembakan, bukan Demo, yang Akan Tumbangkan Militer"

anak muda myanmar latihan militer dengan pemberontak. ©AFP

Merdeka.com - Suara letusan tembakan memecah kesunyian belantara perbatasan Myanmar-Thailand. Sekelompok anak muda di sebelah timur Myanmar tengah menjalani latihan kemiliteran untuk menggulingkan junta militer.

Suara tawa mereka juga terdengar ketika salah satu dari mereka tersentak ke belakang karena hentakan senapan saat menarik pelatuk. Anak-anak muda itu melarikan diri dari kota dan berkumpul di kawasan hutan yang dikuasai pemberontak Myanmar.

"Kami belum pernah mendengar suara tembakan sebelumnya," ujar Min--bukan nama sebenarnya--di sebuah kamp pelatihan di tengah hutan belantara di Negara Bagian Karen yang berbatasan dengan Thailand.

Orang lain juga bertanya?

Empat bulan setelah militer mengambil alih kekuasaan dari pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, mereka mengaku sudah terbiasa mendengar suara letusan senjata.

Min, 23 tahun, kini yakin dengan kemampuan mereka. "Hanya dengan letusan tembakan--bukan demo--yang akan mengakhiri kediktatoran militer di negara kami," kata dia, seperti dilansir laman Aljazeera, Jumat (4/6).

Demonstran Myanmar banyak merasakan kemarahan yang sama dengan Min dan mereka mencari jalan keluar.

Angka pastinya sulit diketahui, namun sejumlah pengamat memperkirakan ratusan anak muda sudah masuk hutan ke wilayah yang dikuasai pemberontak untuk bergabung dengan mereka dan mengikuti pelatihan militer.

Mantan Ratu Kecantikan Myanmar Htar Htar Htet bulan lalu juga memajang foto dirinya di Facebook berpakaian hitam sambil menyandang senapan serbu.

"Sudah waktunya melawan balik," tulis instruktur olahraga yang mewakili Myanmar dalam ajang Miss Grand International di Thailand beberapa waktu lalu.

mantan ratu kecantikan myanmar htar htet htet angkat senjata lawan junta©Twitter

Berlatih keras

Namun yang mereka hadapi adalah pasukan militer yang terkenal brutal dan sadis di Asia Tenggara. Tentara Birma selalu memerangi kelompok pemberontak sejak kemerdekan dari Inggris pada 1948.

"Perang terbuka selalu berakhir dengan pertumpahan darah," kata David Mathieson, pengamat yang pernah tinggal di Myanmar.

Pelatihan militer di Karen dimulai sejak sebelum fajar. Anak-anak muda sukarelawan itu berlatih fisik dan strategi dengan melintasi hamparan lumpur, melewati bentangan tali, mengangkat rekan mereka yang terluka ke tempat yang aman.

Di masa istirahat malam mereka berbaring di tenda kayu dan mengecek ponsel.

Para pelatih mereka adalah anggota dari Serikat Nasional Karen, salah satu dari 20-an kelompok pemberontak di Myanmar yang kerap berselisih sesama mereka.

Sejumlah pemeberontak mengecam kudeta militer dan menawarkan perlindungan bagi mereka yang ingin ikut menjatuhkan junta.

Serikat Nasional Karen membuat kamp pelatihan di wilayah yang mereka kuasai di perbatasan dengan Thailand. Seorang juru bicara menolak memberi tahu bagaimana anak-anak muda demonstran itu bisa bergabung dan ada berapa banyak jumlah mereka.

"Semua sesi latihan cukup berat tapi berlatih keras," kata Min.

Target menembak dibuat dengan sebuah kotak yang dicat berwarna putih. Perlengkapan memang sangat terbatas dan mereka hanya memakai sepatu seadanya.

Seorang anak muda duduk menyilangkan kaki sambil memasukkan peluru ke dalam senapan otomatis. Dia memakai kaus bergambar logo klub Arsenal.

"Saya ingin mengajak orang yang masih berdemo melawan militer untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan revolusi," kata Khine--bukan nama sebenarnya. "Kami akan membantu kalian dan tolong jaga kekuatan sampai kita menang."

Namun Mathieson mempertanyakan seberapa efektif taktik pemberontak yang dicetak di tengah hutan dan pegunungan ketika bertempur melawan junta di perkotaan.

Meski latihan ini bisa menambah pengalaman dan kemampuan diri, tapi tidak akan mengubah mereka menjadi tentara yang ahli bertempur, kata dia.

Namun anak-anak muda sudah memiliki tekad bulat.

"Kami akan sudahi kediktatoran militer," kata Min. "Kami sudah memutuskan untuk mengorbankan nyawa, tulang, dan darah untuk menghabisi mereka."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Taruna Akmil Latihan di Hutan, Ramai-ramai Bakar Ayam dan Ada yang Tidur di atas Pohon Begitu Nyenyak
Momen Taruna Akmil Latihan di Hutan, Ramai-ramai Bakar Ayam dan Ada yang Tidur di atas Pohon Begitu Nyenyak

Berikut momen langka saat taruna Akmil berlatih di hutan dengan perbekalan seadanya.

Baca Selengkapnya
Kompolnas Beberkan Temuan Kasus 7 Remaja Tewas di Kali Bekasi, Tak Ada Tembakan Peringatan Polisi Bubarkan Tawuran
Kompolnas Beberkan Temuan Kasus 7 Remaja Tewas di Kali Bekasi, Tak Ada Tembakan Peringatan Polisi Bubarkan Tawuran

Kepastian itu berdasarkan penyelidikan Kompolnas dan Polres Bekasi Kota terkait kematian tujuh remaja di kali Bekasi.

Baca Selengkapnya
KPAI Temukan Indikasi Mobilisasi Anak Dalam Demo RUU Pilkada
KPAI Temukan Indikasi Mobilisasi Anak Dalam Demo RUU Pilkada

Ada indikasi mobilisasi anak-anak sekolah ini dilakukan pada sore hari di batas waktu pelarangan demo dengan pola yang mirip.

Baca Selengkapnya
17 Pemuda di Jakarta Timur Bawa Sajam Buat Tawuran
17 Pemuda di Jakarta Timur Bawa Sajam Buat Tawuran

Ketika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya
Selain 7 Tewas, Ternyata Ada 4 Remaja Sempat Diselamatkan usai Terjun ke Kali Bekasi
Selain 7 Tewas, Ternyata Ada 4 Remaja Sempat Diselamatkan usai Terjun ke Kali Bekasi

Mereka diduga kuat masih ada kaitan dengan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi yang akan tawuran di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya
Polisi Buru Penggerak Pelajar dalam Demo Ricuh di Balaikota Semarang
Polisi Buru Penggerak Pelajar dalam Demo Ricuh di Balaikota Semarang

Polisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.

Baca Selengkapnya