Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hasil referendum keluar, Thailand kembali dipimpin junta militer

Hasil referendum keluar, Thailand kembali dipimpin junta militer Militer Thailand kudeta pemerintahan. ©REUTERS

Merdeka.com - Junta militer akan berkuasa lebih lama di Thailand. Hal ini diperkuat dengan hasil referendum, di mana sebanyak 61,4 persen rakyat memilih setuju terhadap rancangan undang-undang militer di negara tersebut.

Ini merupakan hasil awal yang dirilis oleh komisi pemilihan suara Thailand. Dari 94 persen suara yang masuk, hanya 37,9 persen saja yang menolak referendum ini.

Atas hasil ini, bisa disebutkan menjadi kemenangan besar bagi Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha. Pemimpin tertinggi junta militer itu melancarkan kudeta pada Mei 2014.

Dilaporkan stasiun televisi Channel News Asia, Senin (8/8), RUU militer tersebut akan mengantarkan Thailand pada pemilihan umum 2017 nanti. Sementara itu, junta militer menuturkan rancangan konstitusi buatan mereka ditujukan untuk menghentikan perpecahan di Negeri Gajah Putih tersebut.

Meski demikian, partai politik besar dan kritikus mengatakan RUU itu hanya akan mengabadikan peran militer dalam politik di Thailand. Meski demikian, hasil referendum ini benar-benar menampar keluarga Shinawatra dan sekutu mereka.

Sementara itu, ketua pelaksana Partai Peau Wirot-Pao menuturkan warga Thailand yang menyetujui RUU militer ini ingin pemilu 2017 segera dijalankan.

"Alasannya kebanyakan warga Thailand menerima konstitusi karena mereka menginginkan adanya pemilu secepatnya. Semua pihak menginginkan negara ini untuk terus maju," kata Wirot-Pao.

Tentara berkuasa setelah menggulingkan pemerintahan PM Yingluck Shinawatra pada 2014. Militer mengklaim melakukan kudeta demi menghindarkan perang saudara serta menghentikan praktik korupsi keluarga Shinawatra. Beberapa pengamat politik meyakini kudeta militer digerakkan oleh kerajaan Thailand, mengingat keluarga Shinawatra terlalu populer di kalangan rakyat pedesaan.

Negara ini sudah berkali-kali mengalami kudeta. Tercatat 19 kali militer mencoba menumbangkan pemerintah sah di Thailand, baru 12 yang berhasil.

Inti referendum ini, rakyat Thailand diminta menjawab kertas berisi dua pertanyaan: 1) apakah anda setuju konstitusi Thailand diubah? serta 2) Apakah anda setuju bahwa merujuk rencana strategis nasional, parlemen yang terpilih berdasarkan konstitusi baru ini berhak memilih perdana menteri untuk lima tahun ke depan?

Jika beleid ini lolos, maka 250 anggota parlemen hasil pemilu 2017 akan diisi orang-orang pilihan tentara. Setelah lima tahun, militer berjanji mengembalikan sepenuhnya jatah 500 kursi di parlemen kepada politikus sipil. Pemerintahan sipil Thailand sekaligus diminta menaati rencana pembangunan nasional untuk 20 tahun ke depan yang dirumuskan oleh tentara.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi

Hasil Survei Litbang Kompas menyatakan, sebanyak 63,7 persen responden menyetujui agar praktik politik dinasti dibatasi.

Baca Selengkapnya
10 Desember 1932 Thailand Menjadi Negara Monarki Konstitusional, Ini Sejarahnya
10 Desember 1932 Thailand Menjadi Negara Monarki Konstitusional, Ini Sejarahnya

Konstitusi Thailand pada 10 Desember 1932 menandai peralihan dari monarki absolut ke monarki konstitusional.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo

survei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran
Survei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran

Survei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya
Survei: Sebagian Besar Tentara Israel Sudah Tidak Percaya dengan Panglimanya
Survei: Sebagian Besar Tentara Israel Sudah Tidak Percaya dengan Panglimanya

Survei itu dilakukan terhadap 574 tentara cadangan berusia 21 sampai 78 tahun.

Baca Selengkapnya
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti

Populi Center merilis hasil survei tentang respon publik terhadap isu politik dinasti.

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Poltracking: 44,6% Publik Tidak Puas Kinerja Jokowi Dukung Anies
Hasil Survei Poltracking: 44,6% Publik Tidak Puas Kinerja Jokowi Dukung Anies

Hasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Survei: Pendukung Anies, Prabowo dan Ganjar Terbelah Soal Putusan Hasil Pemilu hingga MK
Survei: Pendukung Anies, Prabowo dan Ganjar Terbelah Soal Putusan Hasil Pemilu hingga MK

52,2 persen publik tidak tahu KPU sudah memutukan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
8 September 1964 Bulgaria Menggelar Referendum Penghapusan Monarki, Ini Sejarahnya
8 September 1964 Bulgaria Menggelar Referendum Penghapusan Monarki, Ini Sejarahnya

Referendum 1946 menjadi salah satu peristiwa kunci yang membentuk sejarah modern Bulgaria dan mencerminkan dinamika perubahan yang lebih besar di wilayah ini.

Baca Selengkapnya
Survei: 76 Persen Masyarakat Puas Penyelenggaraan Pemilu 2024, Bagaimana dengan Pendukung Anies dan Ganjar?
Survei: 76 Persen Masyarakat Puas Penyelenggaraan Pemilu 2024, Bagaimana dengan Pendukung Anies dan Ganjar?

Mayoritas responden menyatakan puas atas penyelenggaraan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
KPU Tetapkan PDIP Peroleh Suara Terbanyak Pemilu 2024
KPU Tetapkan PDIP Peroleh Suara Terbanyak Pemilu 2024

Suara PDIP pada pemilu ini turun dibanding raihan 2019 yaitu 27.053.961 atau 19,33 persen dari total 139.971.260 suara sah.

Baca Selengkapnya