Hasil survei di 146 negara: Dunia makin murung dalam satu dekade terakhir
Merdeka.com - Lembaga survei Gallup kemarin merilis hasil penelitian di 146 negara yang menyimpulkan tingkat kebahagiaan dunia berada di titik terendah selama lebih dari satu dekade terakhir. Dengan kata lain, keadaan dunia saat ini kian murung.
"Secara keseluruhan hari ini dunia makin stres, cemas, sedih, dan menderita dari pada yang pernah kita lihat sebelumnya," kata editor Gallup, Muhamad Yunis, dalam kata pengantar hasil survei, seperti dilansir laman Press TV, Rabu (12/9).
Menurut survei Gallup, konflik di Afrika Tengah menjadikan daerah itu sebagai lokasi paling tidak bahagia di muka bumi tahun lalu. Irak berada di urutan kedua tempat paling tidak berbahagia.
-
Apa arti dari kata 'Afrika'? Afrika berarti “Negeri Suku Afri“. Ca atau Ka dalam bahasa Latin bearti “Negeri/Tanah“, sehingga setelah digabung menjadi Afrika.
-
Apa yang terjadi di Gurun Sahara? Salah satu tempat paling gersang di dunia berubah menjadi hijau setelah curah hujan yang tidak biasa.
-
Siapa yang cenderung sulit bahagia? Ada individu yang memiliki sifat-sifat tertentu yang membuat mereka kesulitan untuk meraih kebahagiaan.
-
Siapa yang paling sering terkena depresi? Penyakit ini menimpa 6,9% orang dewasa di AS setiap tahunnya atau sekitar 16 juta orang.
-
Apa yang membuat orang sulit bahagia? Dalam tulisan ini, kita akan menguraikan tujuh karakteristik individu yang cenderung mengalami kesulitan untuk merasa bahagia dalam hidupnya.
Gallup mensurvei lebih dari 154 ribu orang di 146 negara dengan menanyakan pakah mereka sedang dalam kondisi menderita, cemas, stres, marah, sedih ketimbang hari sebelumnya. Kondisi dunia saat ini adalah yang paling suram sejak survei digelar pada 2006.
Daerah Sub Sahara Afrika menjadi yang termurung akibat kekerasan horisontal dan sistem kesehatan yang buruk hingga membuat banyak orang kelaparan. Dari 35 negara yang berada di titik terendah tingkat bahagianya ada 24 yang mengalami kebahagiaan terendah selama 10 tahun.
"Dia Afrika Tengah dan sejumlah tempat lain, jumlah penduduk yang tinggi membuat kebutuhan dasar menjadi sulit dipenuhi," kata pemimpin penelitian ini, Julie Ray, kepada Yayasan Thomson Reuters melalui sambungan telepon.
Daerah Afrika Tengah menjadi tempat kecamuk kekerasan. Sebagian besar negara di sana sudah di luar kendali pemerintah. Tiga dari empat warga yang disurvei mengatakan mereka mengalami cemas dan menderita.
Di negara-negara kaya pun rasa murung tidak terelakkan.
Separuh dari rakyat Amerika yang diwawancara mengatakan mereka stres--hampir sama dengan jumlah warga yang disurvei di Afrika Tengah.
Pengamat ekonomi Jan-Emmanuel De Neve mengatakan kondisi saat ini cukup mengkhawatirkan di tengah makin meningkatnya jumlah orang kaya dan kemajuan pembangunan.
"Barangkali ada faktor yang lebih struktural di seputar meningkatnya jumlah orang kaya," kata De Neve, profesor di Universitas Oxford yang menulis kaitan antara pendapatan dan kebahagiaan.
Paraguay berada di urutan kedua negara yang paling positif. Artinya warga di Paraguay merasakan cukup istirahat, dihormati, dan menikmati hidup atau hari ini lebih baik dari kemarin. Sementara Yaman dan Afghanistan berada di urutan paling buncit dari daftar ini.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Faktanya, selama dua dekade terakhir, kebahagiaan yang dilaporkan sendiri di Amerika telah menurun, terutama di kalangan generasi muda.
Baca SelengkapnyaDaftar negara paling positif di dunia tahun 2023. Indonesia peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaKawasan Asia Pasifik masih menjadi kawasan kedua yang paling damai di dunia.
Baca SelengkapnyaIndonesia sendiri berada di urutan ke-80 sebagai negara paling bahagia.
Baca SelengkapnyaHasil ini berdasarkan Ray Dalio’s Great Powers Index 2024.
Baca SelengkapnyaBanyak pekerja merasa kesepian, marah, atau sedih setiap hari.
Baca SelengkapnyaFinlandia kembali menempati daftar puncak sebagai negara paling bahagia di dunia.
Baca SelengkapnyaAda empat kota Asia-Pasifik berhasil masuk 10 besar tahun ini, kota Australia, Melbourne dan Sydney, serta Osaka, Jepang, dan Auckland, Selandia Baru.
Baca SelengkapnyaNegara kecil yang dikepung daratan ini memang memiliki kondisi perekonomian yang sangat buruk.
Baca SelengkapnyaKata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.
Baca SelengkapnyaPenilaian ini berdasarkan 15 faktor, di antaranya yaitu polusi udara, kepadatan, jaminan sosial.
Baca SelengkapnyaPenilaian ini berdasarkan dari Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.
Baca Selengkapnya