Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Heboh Panama Papers, korupsi global abad ini seret Messi dan Putin

Heboh Panama Papers, korupsi global abad ini seret Messi dan Putin Skandal Panama Papers. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejak Minggu (3/4) malam, Internet diramaikan oleh membanjirnya data-data pencucian uang dan pengemplangan pajak oleh pesohor maupun kepala negara dari pelbagai negara. Data-data ini dijuluki Panama Papers. Jumlah data yang dibocorkan mencapai 11,5 juta dokumen, setara 2,6 terrabita. Wujudnya surat elektronik, bukti transaksi, rekaman percakapan, foto, pdf, maupun berbagai jenis dokumen lainnya dari kurun 1977 hingga 2015.

Mossack Fonseca, perusahaan yang dibobol datanya, merupakan firma hukum di Panama yang selama ini membantu banyak tokoh dan korporasi memindahkan hartanya ke wilayah bebas pajak (offshore).

Jika anda merasa bahwa pengungkapan kasus pengemplangan pajak adalah isu elit atau hanya penting bagi pengusaha, tunggu dulu. Data yang luar biasa banyak ini turut mengungkap aliran pengusaha hitam yang memasok dana pembelian senjata kepada Presiden Suriah Basyar al-Assad. Di Uganda, perusahaan tambang dan minyak memakai jasa Fonseca untuk mengalihkan pendapatan mereka ke luar negeri, membuat kemiskinan akut terus melanda negara itu.

Orang lain juga bertanya?

Indonesia pun terdampak dari bocoran data ini. Leonardo Patar Muda Sinaga, pemilik PT Sarana Perdana Indo Global yang menipu 3.500 investor dan melarikan Rp 2,1 triliun pada 2007, adalah klien Mossack Fonseca. Leo sampai sekarang masih buron setelah kabur ke Singapura.

Pembocor data program mata-mata AS, Edward Snowden, mengakui apa yang dia lakukan dulu tak ada apa-apanya dibanding Panama Papers. "Ini adalah pembocoran data terbesar sepanjang sejarah, dan isinya jelas mengungkap korupsi," tulis Snowden melalui akun Twitternya Senin (4/4).

Untuk memahami lebih lanjut bagaimana Panama Papers bisa terungkap ke publik, kita harus mundur sejenak ke 2015. Awal tahun lalu, Suddeutsche Zeitung (SZ), surat kabar asal Jerman, dihubungi oleh seseorang dengan nama samaran John Doe melaui email terenkripsi. Dia menawarkan bocoran data melimpah, asal identitasnya tak diungkap. Doe juga menolak diwawancara langsung karena nyawanya terancam.

SZ akhirnya membagi data itu kepada Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) untuk menelusuri dan memverifikasi lebih lanjut keaslian Panama Papers. Hasilnya, setelah 12 bulan investigasi oleh 400 jurnalis dari 76 negara, laporan-laporan itu kini dipublikasikan.

Nyaris seluruh dunia geger. Nama 140 politikus maupun kepala negara tersangkut. Otoritas pajak Prancis dan Australia bersiap menguber para konglomerat di daftar itu untuk diselidiki lebih lanjut. Inggris dan Brasil sudah menggelar penyelidikan hukum pada nama-nama yang masuk daftar klien Mossack Fonseca. Perdana Menteri Islandia bahkan terancam dimakzulkan oleh partai oposisi karena namanya masuk Panama Papers.

Berikut rangkuman lima fakta penting untuk memahami lebih lanjut apa saja temuan Panama Papers, dan kenapa bocoran data itu disebut-sebut sebagai pengungkapan kejahatan terbesar abad ini:

Ratusan klien penting Mossack Fonseca melanggar hukum

Dokumen bocoran Panama Papers menjadi penting, karena nama-nama yang ada di dalamnya. Sedikitnya 12 kepala negara, baik presiden ataupun perdana menteri, tersangkut bocoran data ini karena meiliki rekening atau aset yang disimpan di negara surga pajak tanpa mengumumkannya kepada publik. Data-data ini sudah diverifikasi oleh 70 reporter untuk memastikan keasliannya

Adapun firma hukum Mossack Fonseca menolak berkomentar mengenai substansi data tersebut. Mereka hanya bilang bahwa perusahaan ini memberikan bantuan hukum bagi sosok pesohor berkat rekam jejak dan transparansi yang sudah terjaga sejak berdiri pada 1971. Mereka juga menolak tudingan membantu organisasi kriminal mencuci uang.

Beberapa nama beken yang tersangkut skandal ini misalnya Presiden Rusia Vladimir Putin, bintang sepakbola Lionel Messi, Presiden Ukraina Petro Poroshenko, Raja Saudi Salman, Presiden China Xi Jinping, Presiden Suriah Basyar al-Assad, Perdana Menteri Islandia, serta 33 tokoh penjahat ataupun pejabat dari pelbagai negara yang masuk daftar hitam Amerika Serikat.

Tentu tidak semua pengguna jasa offshore dalam daftar Panama Papers terlibat kejahatan. Praktik penyimpanan rekening di wilayah bebas pajak legal. 

Mossack Fonseca punya 300 ribu klien tajir

Mossack Fonseca, sumber dari segala kehebohan ini, adalah perusahaan yang secara resmi berdiri di Panama. Namun, jika ditengok lebih lanjut, cabangnya menjalar hingga 42 negara. 

Firma hukum ini membantu klien perorangan atau korporasi untuk membentuk perusahaan baru di negara surga pajak seperti Swiss, British Virginia, Siprus, atau Seychelles.

Mossack Fonseca didirikan oleh Juergen Mossack, pada 1971. Dia adalah pengacara kelahiran Jerman yang pindah ke Panama pada 1948. Keluarga Mossack kabur dari Jerman karena menjadi petinggi Partai Nazi. Satu pendiri penting lainnya adalah Ramon Fonseca, seorang pengacara kelahiran Panama. Fonseca memiliki usaha perdagangan berlian, kapal, serta ekspor-impor. 

Firma ini, menurut data ICIJ, merupakan yang terbesar keempat sedunia dalam urusan mengelola aset-aset orang tajir sedunia ke negara surga pajak. Mossack Fonseca banyak mengalihkan dana kliennya ke Nieu, pulau kecil di Samudra Pasifik. Dari pulau ini, berdiri badan hukum baru yang menggelontorkan uang tanpa jelas asal-usulnya. Pencucian uang semacam ini hal yang legal tapi jarang disoroti.

Mossack Fonseca mulai muncul di radar otoritas pajak dunia, karena terlibat skandal pembelian saham Petrobras, BUMN minyak di Brasil. Beberapa pegawai Mossack Fonseca di Brasil sudah ditahan oleh aparat untuk dimintai keterangan.

Menyangkut korupsi FIFA dan kasus pajak Lionel Messi

Dosa atlet sepakbola yang bergelimang harta rupanya masuk dalam bocoran data Panama Papers. Salah satunya megabintang Lionel Messi. Penyerang Barcelona F.C ini sejak tahun lalu sudah dicurigai melakukan praktik pengemplangan pajak oleh komite etik FIFA.

Messi dibantu ayahnya, mengalihkan hak citra ke dua perusahaan di Belize dan Uruguay. Langkah sang megabintang Barcelona itu rupanya demi menghindari aturan pajak di Spanyol, yang mewajibkan pemain bola melaporkan pendapatan pajak dari iklan. Praktik lancung dilakukan Messi itu membuat Spanyol kehilangan potensi pemasukan USD 4,69 juta.

Selain mengungkap 'borok' kehidupan pribadi Messi, Panama Papers kembali menghantam Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Dari bocoran data Mossack Fonseca, terlihat bahwa petinggi FIFA rajin menyimpan uang hasil suap ke negara surga pajak.

Salah satu yang disebut terang-terangan di dokumen itu adalah Juan Pedro Damiani, anggota dewan etik FIFA. Bekas Wakil Presiden FIFA, Eugenio Figueredo serta pengusaha Argentina Hugo jinkis, juga terlibat dalam pencucian uang memakai jasa Mossack Fonseca. 

Perusahaan-perusahaan bodong Damiani itu rutin mengalirkan dana suap kepada anggota FIFA untuk pemilihan ketua, penentuan tuan rumah piala dunia, hingga pembagian hak siar televisi untuk kualifikasi Piala Dunia maupun Copa America. Nilai rasuah yang melibatkan Daminai dan konco-konconnya mencapai USD 5 miliar.

PM Islandia terancam dimakzulkan

Bocoran data yang berjuluk 'Panama Papers' mulai memakan korban. Perdana Menteri Islandia, Sigmundur Davíd Gunnlaugsson, terpaksa menggelar pemilu sela dalam waktu dekat karena tekanan parlemen. Gunnlaugsson dan istrinya Anna, mempunyai 50 saham di peryusahaan Wintris Inc pada 2007, persis sebelum krisis global. Perusahaan ini menyimpan uang, tanpa kena pajak oleh otoritas Islandia, di Kepulauan British Virginia.

Sebagian saham itu kemudian mereka jual pada 2009, dengan dugaan mengemplang pajak. Gunnlaugsson akhirnya terpilih menjadi PM Islandia empat tahun kemudian melalui Partai Progresif. 

The Guardian melaporkan, Senin (4/4), ketika ditanya oleh wartawan mengenai aset-asetnya, PM Gunnlaugsson mengelak. Dia membantah pernah melakukan transfer saham ataupun aset lainnya memanfaatkan perusahaan di negara bebas pajak (offshore).

"Perusahaan yang saya miliki tidak punya hubungan dengan lembaga offshore manapun. Saya juga tidak memiliki aset tersembunyi," kata Gunnlaugsson, yang kemudian menolak diwawancarai lebih lanjut. Sang pemimpin Islandia itu menuding wartawan melanggar privasinya serta mendiskreditkan istrinya.

Isu ini menjadi pergunjingan besar di Islandia, sebab negara itu pada 2008 mengalami krisis ekonomi parah. Wintris, perusahaan keuangan yang dikendalikan Gunnlaugsson, membeli obligasi bank-bank besar di Islandia selama periode krisis tersebut. Nilainya mencapai 500 juta krona. Aksi pembelian obligasi Gunnlaugsson pada masa lalu sekarang dikaitkan dengan pemicu perbankan Islandia selama krisis global.

Mantan Perdana Menteri Johanna Sigurdardottir menutut penerusnya itu mundur bila gagal menjelaskan kepemilikan asetnya di luar negeri. "Jika publik sudah tidak percaya lagi, maka dia harus fokus menjelaskan isu ini," kata Johana.

Bocoran Panama Papers bikin Putin kalang kabut

Data paling menghebohkan mengungkap aliran USD 2 miliar pencucian uang mengarah pada Presiden Rusia Vladimir Putin. Uang itu dikelola oleh sobat Putin, bernama Sergei Roldugin. Dia lebih terkenal sebagai musisi maupun kepala Mariinsky Theater di Kota St. Petersburg.

Ternyata tak cuma menjadi sobat Putin, Roldugin pun mengelola aset sang presiden Rusia yang nilainya jutaan Dolar AS. Dana ini awalnya disimpan di bank BUMN Rusia. Kemudian aset ini perlahan-lahan ditaruh di perusahaan Sonette Overseas, International Media Overseas dan Raytar Limited. 

Sebagian dana itu dialihkan ke Yuri Kovalchuk, direktur Bank Rossiya, ke Mossack Fonseca untuk kemudian dipinjamkan ke Bank Nasional Syprus.

Salah satu wujud 'pencucian uang' dari rekening milik Putin itu adalah penyertaan saham sebuah resort wisata ski untuk menggelar pesta pernikahan putri bungsu Putin pada 2013.

Selain pencucian uang, perusahaan yang secara de facto milik Putin itu mencaplok 12,5 persen saham Video International, perusahaan iklan terbesar di Negeri Beruang Merah.

Dikonfirmasi terpisah, pada Senin (4/4), Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov, membantah keras tudingan Panama Papers. Dia menyebut data itu adalah upaya persekongkolan jahat untuk menyerang wibawa Moskow. Dia balik menuding data-data tersebut buatan intelijen negara Barat.

"Saya pikir yang kita hadapi sekarang adalah Putiniphobia, ketakutan pada sosok Presiden Putin yang sudah tak terbayangkan lagi. Seakan-akan ketika kita membicarakan Rusia, maka hanya boleh yang terkait hal-hal negatif," kata Peskov.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus-kasus Korupsi di Indonesia yang Tak Masuk di Akal, Benar-benar Kebangetan
Kasus-kasus Korupsi di Indonesia yang Tak Masuk di Akal, Benar-benar Kebangetan

Kasus Korupsi di Indonesia memang sudah banyak diungkap dalam kurun waktu yang panjang.

Baca Selengkapnya
Terungkap! Ada Modus Pencucian Uang Lewat Sponsor Klub Sepak Bola
Terungkap! Ada Modus Pencucian Uang Lewat Sponsor Klub Sepak Bola

PPATK mengungkapkan modus yang digunakan pelaku tindak kejahatan pencucian uang melalui judi online.

Baca Selengkapnya
Ramai Kasus Korupsi Timah Harvey Moeis, Ini 4 Negara dengan Hasil Tambang Timah Terbesar di Dunia
Ramai Kasus Korupsi Timah Harvey Moeis, Ini 4 Negara dengan Hasil Tambang Timah Terbesar di Dunia

Empat negara dengan hasil tambang terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya
Polisi Sita Mobil Mewah Maserati Granturismo hingga Ferrari dari Otak Penipuan Freelance Like dan Subscribe
Polisi Sita Mobil Mewah Maserati Granturismo hingga Ferrari dari Otak Penipuan Freelance Like dan Subscribe

Aset yang disita diduga hasil tindak pidana penipuan sindikat yang beroperasi dari Dubai.

Baca Selengkapnya
Data PPATK: Uang Hasil Judi Online Rp5 Triliun Dilarikan ke Thailand-Kamboja
Data PPATK: Uang Hasil Judi Online Rp5 Triliun Dilarikan ke Thailand-Kamboja

Natsir menjelaskan, PPATK mendapatkan informasi mengenai transaksi keuangan itu dari para penyedia jasa keuangan

Baca Selengkapnya
VIDEO: Temuan PPATK Dana Haram Kampanye Mengalir Deras dari Mafia & Pelaku Korupsi
VIDEO: Temuan PPATK Dana Haram Kampanye Mengalir Deras dari Mafia & Pelaku Korupsi

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana memaparkan sejumlah temuan mengejutkan dalam proses politik

Baca Selengkapnya
Deretan Kasus Peretasan Hacker Bikin Heboh Indonesia, Para Politisi Ini Pernah jadi Sasaran
Deretan Kasus Peretasan Hacker Bikin Heboh Indonesia, Para Politisi Ini Pernah jadi Sasaran

Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Polri Kembalikan Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang Sebesar Rp3,74 Triliun
Bareskrim Polri Kembalikan Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang Sebesar Rp3,74 Triliun

Bareskrim Polri bertugas menangani seluruh tindak pidana asal dari pencucian uang.

Baca Selengkapnya
Kejagung Koordinasi dengan BPK soal Kerugian Negara dari Korupsi Timah
Kejagung Koordinasi dengan BPK soal Kerugian Negara dari Korupsi Timah

Sejauh ini nilai kerugian negara akibat korupsi tersebut senilai Rp271 triliun.

Baca Selengkapnya
Kejagung Buka Peluang Sita Rolls Royce hingga Jet Pribadi Harvey Moeis
Kejagung Buka Peluang Sita Rolls Royce hingga Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus korupsi yang menjerat Harvey Moeis menyebabkan kerugian negara Rp271 triliun

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram
Tak Hanya Indonesia, Orang-orang di Negara Ini Paling Banyak Jadi Sasaran Penipuan Kerja Lewat WA dan Telegram

Berikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.

Baca Selengkapnya
PPATK Temukan Transaksi Mencurigakan di Pemilu 2024 Naik Lebih dari 100%, Nilainya Triliunan
PPATK Temukan Transaksi Mencurigakan di Pemilu 2024 Naik Lebih dari 100%, Nilainya Triliunan

PPATK mengungkap temuan transaksi keuangan mencurigakan di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya