Hidup Berdampingan dengan Orang Mati
Merdeka.com - Tak ada tempat lagi bagi warga miskin dan tunawisma di Venezuela. Jika ingin menemui mereka, datang saja ke sebuah komplek pemakaman di Caracas.
Tempat itu menjadi rumah bagi banyak tunawisma. Mereka harus rela hidup berdampingan dengan orang mati. Karena tak lagi memiliki tempat tinggal yang layak huni.
©Pedro Rances Mattey/AFPDilansir dari foto AFP, mereka membangun gubuk ala kadarnya. Untuk melindungi diri dari panas dan hujan. Gubuk itu berdiri di sisi pusara pemakaman. Bahkan, ada juga yang berdiri di atas pusara makam.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Bagaimana kehidupan warga di pemukiman padat? Saat memasuki area perkampungan lebih dalam, kehidupan warganya pun masih begitu terasa.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Bagaimana cara mereka hidup? Pada dasarnya, mereka hanya mengurung diri sepanjang hari di kamar tanpa pergi ke mana pun, kecuali sesekali ke perpustakaan atau berbelanja di toko sekitar rumah.
Gubuk-gubuk itu dihuni keluarga miskin. Kondisinya tidak layak. Seperti kondisi pemakaman yang juga terlihat terbengkalai. Bahkan ada tengkorak kepala manusia.
©Pedro Rances Mattey/AFPAnak-anak bermain di sekitar pemakaman. Mereka hidup berdampingan dengan orang yang sudah mati. Untuk diketahui, krisis yang terjadi di Venezuela beberapa tahun terakhir telah membuat anak-anak Venezuela harus hidup tanpa Orang Tua.
Menurut LSM Cecodap, sekitar 850.000 anak-anak Venezuela hidup tanpa orang tuanya. Para orang tua memilih bermigrasi untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang ditinggalkan.
Data 2019, sebanyak 4 juta warga Venezuela memilih meninggalkan negara mereka yang dilanda krisis ekonomi. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 700.000 orang meninggalkan Venezuela dari akhir 2015 hingga kini.
©Pedro Rances Mattey/AFP (mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penduduk sekitar sudah terbiasa dengan suasana dan pengalaman mistis di sana.
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaSelama Ramadan, para lansia mengaji sebulan penuh tanpa dipungut biaya sepeser pun
Baca SelengkapnyaBerikut ini potret kampung mati di Jakarta Timur yang pernah dipakai pengungsian warga negara Vietnam dan bekas panti jompo.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaSang pemilik mengaku jika makam sudah ada sejak masa lampau.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca Selengkapnya