Hujan berlian di Sudan bukti ada planet tersembunyi
Merdeka.com - Tahun 2008 silam kepingan-kepingan berlian ditemukan dari pecahan batu meteorit yang meledak di udara dan mendarat di Gurun Nubian, Sudan.
Berkat penelitian bertahun-tahun, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications dua hari lalu, para ahli mengatakan berlian-berlian itu menjadi bukti adanya planet tersembunyi di sistem tata surya. Pecahan-pecahan berlian itu dikatakan mengandung senyawa yang hanya bisa dihasilkan dari tekanan sangat kuat, menandakan berlian itu terbentuk jauh di dalam permukaan sebuah planet.
Menurut situs astronomi Space yang dilansir laman Middle East Monitor, Rabu (18/4), planet yang diyakini ukurannya sebesar antara Bulan atau Mars itu diperkirakan pernah bertabrakan dengan objek lain di masa 10 juta tahun pertama dari sistem Tata Surya. Dan planet itu diduga sudah tidak utuh lagi. Meski para ahli pernah berhipotesis tentang keberadaan planet ini, berlian-berlian itu menjadi bukti pertama mendukung teori tersebut.
-
Dimana hujan berlian terjadi? Mengutip Indy100, Jumat (2/2), sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Astronomy, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca ekstrem yang melibatkan presipitasi batu mulia atau berlian mungkin relatif umum terjadi di luar angkasa.
-
Di mana meteorit itu jatuh? Sejarah mencatat bahwa 32 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Oktober 1992, sebuah meteorit jatuh di New York, Amerika Serikat.
-
Mengapa hujan berlian terjadi? Dari proses mempelajari itu, mereka menemukan bahwa meskipun berlian masih membutuhkan tekanan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi untuk membuatnya, kondisi yang diperlukan tidaklah ekstrim seperti yang diperkirakan sebelumnya.
-
Dari mana asal meteorit yang jatuh ke Bumi? Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh French National Centre for Scientific Research (CNRS), European Southern Observatory (ESO), dan Charles University telah melakukan studi mendalam tentang kelas meteorit ini. Mereka menemukan bahwa 70 persen meteorit yang jatuh ke bumi berasal dari tiga kelompok asteroid, yaitu Karin, Koronis, dan Massalia.
-
Dimana batu meteorit itu ditemukan? Seorang pria bernama David Hole melakukan pencarian emas di Maryborough Regional Park, Australia pada 2015. Berbekal detektor logam, Hole menemukan sebuah batu yang sangat berat dan berwarna kemerahan yang terletak di tanah liat kuning.
-
Dimana meteor menghantam Bulan? Meteor itu tampaknya menghantam dekat kawah Ideler L, sedikit di barat laut kawah Pitiscus.
Laporan laman the Guardian menyebut ketika meteorit itu jatuh di Gurun Nubian, para ahli dari Universitas Khartoum segera mengumpulkan pecahan batu meteorit itu yang terbagi menjadi 480 keping tersebar di seantero gurun. Penelitian awal mengungkapkan meteorit itu berupa ureilit, batu meteorit langka yang mengandung komposisi mineral, berbeda dengan batu yang berasal dari Mars atau Bulan. Perbedaan inilah yang menjadi dasar penelitian lebih jauh soal dari mana asal batu meteorit ini.
Ilmuwan dari Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne, Farhang Nabiei yang mengepalai penelitian ini mengekspresikan keterkejutannya atas hasil studi ini karena sebelumnya sangat minim bukti soal keberadaan planet tersembunyi ini.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batu ini ditemukan di tempat terpencil di gurun Sahara, Maroko.
Baca SelengkapnyaDi bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaTerungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
Baca SelengkapnyaProses terjadinya batuan itu masih menjadi misteri para ilmuwan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah fakta meteor terbesar yang jatuh sepanjang sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarta Karun Zaman Perunggu Ditemukan Terbuat dari Bahan yang Tidak Ada di Bumi, Ada Mangkuk dan Perhiasan Emas
Baca SelengkapnyaHarta karun ini ditemukan lebih dari 60 tahun lalu di Spanyol.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar objek unik luar angkasa yang dirilis oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA)
Baca SelengkapnyaMerkurius adalah planet terkecil di tata surya dan terdekat dengan matahari.
Baca SelengkapnyaHujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan meminta masyarakat untuk membantu mencari fragmen meteorit tersebut karena memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
Baca SelengkapnyaSebuah studi baru mengungkap bahwa asteroid yang menyebabkan punahnya dinosaurus 66 juta tahun lalu berasal dari luar orbit Jupiter.
Baca Selengkapnya