Idap penyakit aneh, orang-orang ini langsung sakit jika main ponsel
Merdeka.com - Belakangan ini banyak orang mulai mengeluhkan sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan dan berulang, pusing, dan iritasi pada kulit. Ketidaknyamanan ini diketahui disebabkan oleh sumber elektromagnetik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kondisi ini dengan istilah hipersensitivitas elektromagnetik (EHS).
Dilansir dari dari livescience.com, penderita EHS dalam sebuah survei menjelaskan beberapa gejala fisik seperti sakit kepala, dan kelelahan setiap kali mereka mendekat pada perangkat yang memancarkan sinyal elektromagnetik seperti stasiun wifi, ponsel dan layar komputer.
Untuk meringankan gejala tersebut, mereka mengatasinya dengan menjauh atau mengasingkan diri dari tempat yang menghasilkan sinyal tersebut. Beberapa penderita bahkan terpaksa tidak keluar rumah agar tidak merasakan penderitaan.
-
Kapan sakit kepala terjadi karena terlalu lama di depan gadget? Apabila waktu tidur tidak cukup, maka tubuh akan menjadi lelah, mata menjadi stress, serta kepala bisa pusing mendadak.
-
Apa penyebab sakit kepala berdenyut yang paling umum? Migrain adalah jenis sakit kepala yang paling umum yang dapat menyebabkan rasa sakit yang berdenyut.
-
Apa saja penyebab pusing yang umum? Pusing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari hal yang sepele seperti kurang cairan hingga kondisi yang lebih serius seperti stroke.
-
Apa jenis sakit kepala yang paling umum? Gejala sakit kepala ini paling umum terjadi. Dari laman yang sama disebutkan bahwa 3 dari 4 orang mengalami gejala penyakit ini dengan penyebab yang berbeda.
-
Kenapa sakit kepala migrain bisa terjadi? Meski begitu, diketahui bahwa ada sejumlah pemicu terjadinya migrain seperti stress dan melewatkan waktu makan.
-
Siapa yang lebih sering mengalami sakit kepala tegang? Sakit kepala tegang cenderung lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Diambil dari berbagai sumber, merdeka.com telah merangkum kisah-kisah orang yang alergi terhadap sinyal wi-fi dan ponsel dan akibat yang didapat dari alergi tersebut. Berikut ulasannya:
Alergi elektromagnetik, wanita ini bisa mati karena WIFI
Jackie Lindsey, 50, mengklaim dirinya mengalami hipersensitivitas elektromagnetik, dan mengatakan siapa saja yang menggunakan Wi-Fi atau sinyal ponsel di sekelilingnya bisa membuat dia mengalami serangan mirip dengan syok anafilaksis. Syok anafilaksis adalah reaksi alergi yang bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.
Setiap beraktivitas di luar rumah, Jackie harus menyembunyikan tubuhnya di dalam setelan berwarna perak. Karena penyakitnya, dia pun memutuskan untuk pindah ke daerah pedesaan dan tidak menggunakan barang-barang elektronik seperti ponsel, televisi atau laptop. Dia hanya bergantung pada lilin untuk cahaya dan kompor gas untuk merebus air.
Delapan tahun yang lalu, Jackie menjalani kehidupan normal layaknya orang pada umumnya. Kemudian dia mulai menderita gejala neurologis seperti pusing, nyeri mata dan tangan yang mati rasa. Namun tak ada penjelasan medis untuk penyakitnya.
Dia lalu melakukan penelitian sendiri terhadap dirinya dan setelah tiga tahun dia baru tahu penyakitnya. Kondisi langka semacam ini meningkat karena masyarakat menjadi semakin handal pada teknologi modern.
"Saya tidak bisa pergi berlibur dan selalu merasa sedih saat Natal. Saya bahkan telah kehilangan segalanya dalam hidup yang membuat saya merasa sebagai manusia," kata Jackie kepada Daily Mail (3/7).
Jackie juga menggunakan alat uji medan elektromagnetik untuk mengukur arus magnetik di udara, ketika dia harus pergi keluar rumah.
Wanita ini puluhan tahun tak bisa keluar rumah karena sinyal Wi-Fi
Seorang wanita bernama Kim De'Atta terpaksa harus mengucilkan dirinya dalam rumah lantaran menderita penyakit tak biasa. Kim alergi terhadap gelombang elektromagnetik dari teknologi modern seperti sinyal Wi-Fi atau ponsel.
Jika terpapar langsung, Kim akan mengalami kelelahan, migrain, atau bahkan infeksi. Karena alerginya ini, Kim sampai harus pindah rumah dua kali karena di sekitar rumahnya kerap dibangun tiang kabel telepon.
Kondisi Kim membuat dirinya tidak pernah bertemu orang-orang. Sehingga dia berharap dengan mengungkapkan kondisinya orang-orang akan lebih bersimpati.
"Sebagian besar orang berpikir kalau saya gila. Sulit menjelaskannya karena mereka tidak merasakan apa yang saya rasakan," tutur Kim, seperti dilansir dari laman metro.co.uk, Kamis (22/12).
"Saya sudah lama tidak bertemu dengan keluarga dan teman-teman. Saya hanya dua kali dikunjungi kerabat dalam sehari selama satu tahun belakangan. Ini benar-benar menyakitkan," tambahnya.
Kim pertama kali menyadari keanehan ini saat usianya menginjak 16. Saat itu dia selalu merasa sakit setiap kali menonton televisi.
Sebelumnya, Kim kerap kali menggunakan penutup kepala setiap hendak keluar rumah. Hal tersebut sungguh membuatnya konyol ketika harus menaiki kendaraan umum ke rumah keluarga dekatnya.
"Saya mengenakan semacam jaring untuk melindungi kepala. Ini memberi saya perlindungan hingga 50 desibel," ujar Kim
Hingga saat ini belum ditemukan cara agar alergi Kim bisa teratasi. Kim juga menyayangkan sekarang ini semakin banyak dibangun menara pengantar sinyal. Namun dia tetap berharap penyakit ini bisa sembuh dan dia bisa ke luar rumah tanpa menderita seperti dulu.
Tak tahan alergi sinyal Wi-Fi, gadis ini nekat bunuh diri
Seorang gadis asal Inggris bernama Jenny Fry nekad mengakhiri hidupnya pada awal 2015 lantaran tidak tahan dengan jaringan Wi-Fi yang disediakan sekolahnya.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Jenny yang bernama Debra. Debra juga menyebut, sebelum tewas Jenny sempat menulis pesan terakhir yang intinya mengatakan bahwa dirinya tidak kuat lagi dengan alergi Wi-Fi yang dideritanya.
Debra sempat menuduh pihak sekolah yang telah mengetahui kondisi Jenny namun tidak melakukan apapun untuk menolong putrinya. Bahkan, Jenny dipaksa duduk di dekat router.
Pernah suatu kali Jenny, 'kabur' dan mencari ruangan kelas kosong agar bisa mengerjakan tugas-tugasnya. Namun pihak sekolah malah menghukumnya karena dianggap membolos.
"Kondisi Jenny jadi membaik setelah menjauh dari router tersebut. Dia hampir selalu mencari tempat di sekolahnya yang tidak terjangkau sinyal Wi-Fi, hanya untuk mengerjakan tugasnya," ujar Debra.
Meski demikian, petugas rumah sakit Oxfordshire, Darren Salter menyatakan tidak ada catatan medis yang menyebutkan Jenny terkena EHS. Pihak sekolah juga mengatakan bahwa router Wi-Fi yang ada sudah sesuai dengan standar.
Tak kuat alergi sinyal Wi-Fi, wanita ini harus relakan mimpinya
Mary Coales, asal Inggris, menderita sindrom langka bernama EHS yang membuatnya menderita sakit jika terkena radiasi dari alat elektronik, termasuk sinyal Wi-Fi.
Coales yang sebelumnya bekerja sebagai staf penerbangan mengaku kerap merasakan sakit yang tak tertahankan pada area mulut ketika terpapar sinyal elektronik.
"Sebelum terkena penyakit ini di 2012 lalu, saya tidak percaya penyakit ini ada. Tetapi sakit yang saya rasakan sangat nyata sekarang. Saya merasa sangat nyeri di dalam mulut," ungkap Mary.
Demi mengurangi rasa sakitnya, Coales sampai mengenakan atasan berupa kain tipis warna silver yang terbuat dari polyamide. Penampilan Coales terkadang dinilai aneh oleh orang sekitarnya. Namun dia tidak peduli sebab jika tidak melakukannya dia tidak bisa bertahan hidup.
Setelah didiagnosa penyakit ini, Coales terpaksa harus menyerah terhadap impiannya.Â
"Saya harus meninggalkan banyak hal yang saya sukai, terutama tur keliling kota London," sesal Coales.
Â
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidur dekat dengan ponsel merupakan kebiasaan yang berdampak buruk dan perlu dihindari.
Baca SelengkapnyaKenyataannya, penyebab dari sakit kepala sendiri bisa berasal dari kebiasaan sehari-hari yang tanpa sadar kamu lakukan, lho.
Baca SelengkapnyaLangsung membuka ponsel saat bangun pagi hari merupakan hal yang dilakukan oleh banyak orang dan bisa menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan ponsel yang berlebihan dapat membawa banyak dampak buruk bagi tubuh manusia.
Baca SelengkapnyaPenggunaan smartphone secara berlebihan bisa menimbulkan sinrom lorong karpal yang menyakitkan.
Baca SelengkapnyaSakit kepala yang berdenyut sampai ke mata disebabkan oleh beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaGejala mata lelah termasuk mata kering, iritasi, sensasi terbakar, dan bahkan sakit kepala.
Baca SelengkapnyaPenggunaan ponsel bisa menjadi penyebab dari sejumlah masalah kesehatan yang kita alami termasuk menjadi tanda kecemasan.
Baca SelengkapnyaKesibukan saat ini membuat banyak orang menggunakan ponsel secara berlebihan termasuk pada saat berjalan. Hal ini bisa sangat berdampak pada kesehatan kita.
Baca SelengkapnyaKepala terasa melayang dapat disebabkan oleh beragam faktor.
Baca SelengkapnyaPaparan yang terus-menerus terhadap layar ponsel dapat memengaruhi perkembangan kognitif, kesehatan fisik, serta kesejahteraan emosional dan sosial anak.
Baca SelengkapnyaVertigo merupakan gejala yang dapat mengindikasikan adanya gangguan keseimbangan yang serius. Kondisi ini dapat membawa bahaya pada penderitanya.
Baca Selengkapnya