Iklan lecehkan TKI sering dibuat perusahaan Malaysia
Merdeka.com - Pejabat Fungsi Penerangan, Sosial Budaya dan Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, menyatakan pihaknya sudah beberapa kali mendapat laporan iklan yang merendahkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Alhasil, iklan perusahaan RoboVac yang menyamakan pembantu Indonesia dengan barang akan segera disikapi.
Kasus yang mirip adalah iklan restoran cepat saji pada 2008. Demikian pula pariwara televisi berbayar lokal Astro, intinya juga menghina profesi pembantu rumah tangga asal Tanah Air.
-
Siapa penjual Kolak Viral Mangga Besar? Tri, penjual kolak viral tersebut mengaku saat ini sebagai penjual generasi ketiga.
-
Apa itu keperjakaan? Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
-
Siapa yang sering jadi korban KDRT? Mayoritas korban KDRT adalah perempuan, meskipun pria juga bisa menjadi korban.
-
Siapa korban KDRT? Bagaimana tidak, seorang gadis di Sulawesi Utara menjadi korban KDRT oleh sang suami.
-
Siapa yang viral? Belum lama ini, aksi seorang wanita yang memberi kejutan pergi umrah untuk semua karyawannya viral di TikTok.
"Kita sudah memiliki prosedur bila ada iklan yang dilaporkan menghina seperti itu. Kita pelajari untuk kemudian segera kita respon. Saat ini kita belum memiliki data konkret (tinjauan hukum)," kata Minister Konselor Pensosbud Trigustono Supriyanto saat dihubungi merdeka.com, Selasa (3/2).
KBRI berjanji akan secepatnya menangani kasus RoboVac. "Kalau isinya tidak benar (secara hukum) kita laporkan ke polisi."
Dari catatan merdeka.com, kasus iklan menghina dari negeri jiran paling akhir terjadi adalah iklan diskon TKI pada 2012. Orang menemukan selebaran tersebut adalah Direktur Eksekutif LSM Migrant Care Anis Hidayah. Selebaran itu berbunyi: "Indonesian maids now on SALE. Fast and Easy application!! Now your housework and cooking come easy. You can rest and relax, Deposit only RM 3,500! Price RM 7,500 nett."
Setelah selebaran itu heboh di Indonesia, DPR hingga Kementerian Luar Negeri langsung melayangkan protes keras kepada perusahaan yang jadi biang kerok.
Sedangkan untuk iklan RoboVac yang kini gantian bikin heboh, yang menemukan pertama kali adalah pengguna Facebook bernama Okina Fitriani.
Dia mengaku melihat iklan yang merendahkan tersebut di area Mal Encorp Strand, Petaling Jaya, Selangor akhir pekan lalu. Temuan itu segera dilaporkan kepada Staf KBRI Kuala Lumpur Happy Muhardy.
Iklan standing banner berbahasa Inggris itu isinya sangat mengganggu perasaan warga negara Indonesia. Bila diterjemahkan bebas, maka artinya adalah 'Gunakan produk RoboVac, pecat pembantu Indonesia anda sekarang'. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iklan ini menjadi fenomenal lantaran bagaimana proses kreatif zaman dulu sebelum ada drone.
Baca SelengkapnyaAda saja yang mempromosikan penjualan motor dengan cara menyebalkan. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaAda 11 WNI menjadi korban penipuan kerja sebagai TKI di Kamboja. Mereka diimingi pekerjaan tapi nyatanya dipaksa menjadi scammer.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaIa meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret guna mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaPengelola mengaku pemasang video tak ada kaitannya dengan Polri atau institusi manapun.
Baca SelengkapnyaLaporan kasus penipuan tersebut antara lain pernah didapatkan berdasarkan iklan lowongan kerja yang disebarkan lewat WhatsApp dan Telegram.
Baca SelengkapnyaSetelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi salah satu negara yang menjadi target online scam.
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para pelaku dengan menggunakan penipuan lowongan kerja.
Baca SelengkapnyaIni juga dinilai akan berdampak negatif terhadap para pekerja lintas sektor dan industri, termasuk industri periklanan.
Baca SelengkapnyaTindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan menawarkan pekerjaan dan modus-modus lain semakin marak terjadi.
Baca Selengkapnya