Ilmuwan AS: Varian Omicron Hampir Pasti Tidak Lebih Parah dari Delta
Merdeka.com - Ilmuwan ternama AS, Dr Anthony Fauci menyampaikan pada Selasa, sementara perlu waktu beberapa pekan untuk menilai tingkat keparahan penyakit yang disebabkan virus corona varian Omicron, indikasi awal menunjukkan varian ini tidak lebih buruk dari varian sebelumnya, dan kemungkinan lebih ringan.
Kepada AFP, ketua penasihat medis Presiden AS Joe Biden ini membeberkan hal yang diketahui dan tidak diketahui terkait Omicron menjadi tiga area utama: penularan, bagaimana varian ini menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya dan vaksin, dan keparahan penyakit.
Fauci menyampaikan, varian baru ini "jelas sangat menular", kemungkinan besar lebih menular daripada Delta, varian yang saat ini menjadi varian dominan global.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Akumulasi data epidemiologis dari seluruh dunia juga mengindikasikan infeksi ulang lebih tinggi dengan Omicron.
Direktur Institut Nasional Penyakit Alergi dan Menular ini menyampaikan, hasil eksperimen lab yang menguji potensi antibodi dari vaksin terhadap Omicron seharusnya keluar dalam beberapa hari sampai satu pekan ke depan.
Pertanyaan terkait keparahan, Fauci menjawab: "Hampir pasti tidak lebih parah daripada Delta."
"Ada beberapa saran bahwa itu mungkin tidak terlalu parah, karena ketika Anda melihat beberapa kelompok yang diikuti di Afrika Selatan, rasio antara jumlah infeksi dan jumlah rawat inap tampaknya lebih sedikit dibandingkan dengan Delta," jelasnya, dikutip dari France 24, Rabu (8/12).
Namun dia menambahkan penting untuk tidak menginterpretasikan data ini secara berlebihan karena populasi yang diikuti cenderung muda, dan kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit.
"Menurut saya itu akan memakan waktu beberapa minggu lagi setidaknya di Afrika Selatan," jelasnya.
Afrika Selatan adalah negara di mana Omicron pertama kali terdeteksi.
"Ketika ada lebih banyak infeksi di seluruh dunia, mungkin perlu waktu lebih lama untuk melihat tingkat keparahannya."
Fauci mengatakan virus yang lebih menular yang tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dan tidak menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian adalah "skenario kasus terbaik."
"Skenario kasus terburuk adalah tidak hanya sangat menular, tetapi juga menyebabkan penyakit parah dan kemudian Anda memiliki gelombang infeksi lain yang belum tentu dikalahkan oleh vaksin atau oleh infeksi sebelumnya dari orang-orang," tambahnya.
"Menurut saya skenario terburuk tidak akan terjadi, tetapi Anda tidak pernah tahu."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca Selengkapnya