Ilmuwan AS: Virus Corona Bisa Mati Dalam Hitungan Detik Karena Sinar Matahari
Merdeka.com - Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis mengatakan, ilmuwan pemerintah meneliti kondisi-kondisi yang bisa membunuh virus corona (Covid-19).
Hasil penelitian menunjukkan, virus bisa mati dengan cepat ketika terkena sinar matahari, panas, kelembaban, dan cairan pembersih kimia seperti cairan pemutih dan alkohol isopropyl.
Kepala Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi DHS, William Bryan menunjukkan kepada wartawan hasil penelitian pertama oleh Pusat Analisis Biodefense dan Penanggulangan Nasional pada kondisi apa virus corona dapat bertahan hidup.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Virus kerja nya gimana? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Bryan mengatakan kepada wartawan, seperti dilansir dari Sputnik News, Jumat (24/4), virus itu mati "dengan kecepatan yang jauh lebih cepat" ketika terkena suhu dan kelembaban yang lebih tinggi, mencatat bahwa pada suhu 75 derajat Fahrenheit dan kelembaban 80 persen, virus mati jauh lebih cepat daripada sebelumnya, di antara satu dan enam jam. Namun, ketika terkena sinar matahari musim panas langsung di bawah kondisi itu, virus akan musnah hanya dalam dua menit.
Ilmuwan DHS juga menemukan, tanpa tindakan lebih jauh, cairan pemutih bisa membunuh virus corona dalam lima menit, dan alkohol isopropyl hanya dalam waktu satu menit.
Bryan menambahkan, biolab menguji situasi lain, termasuk konsentrasi berbeda dari sinar matahari, sinar ultraviolet, panas, dan kelembaban, termasuk penggunaan cairan pembersih kimia.
Ketika seorang reporter bertanya kepada Bryan mengapa daerah yang lembab seperti New Orleans dan Florida menjadi titik panas penyebaran Covid-19, Bryan mengatakan sinar matahari, panas, dan kelembaban tidak serta merta membunuh semua, tapi ada kondisi tertentu yang menyebabkan virus bertahan.
"Lihatlah virus corona sebagai rantai dengan banyak tautan," kata Bryan, mencatat temuan hanya menunjuk ke "tautan lemah" dalam rantai.
Karena itulah dia mengatakan perlunya mengikuti arahan dari Gedung Putih atau CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan setiap orang untuk melindungi diri dari virus.
Dia mengatakan, musim panas akan menciptakan lingkungan di mana penularan dapat dikurangi, namun pihaknya tidak mengklaim musim panas akan benar-benar membunuh virus. Namun, masih ada kesempatan untuk mencegah.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian ini pernah terjadi pada 2021. Pesawat NASA berhasil berada di atmosfer matahari.
Baca Selengkapnyaberhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Baca SelengkapnyaOksigen diprediksi akan lenyap satu miliar tahun lagi.
Baca SelengkapnyaManfaat sinar matahari untuk tubuh ini tak hanya di pagi hari, tetapi juga bisa didapatkan di sore hari, terutama sebelum pukul 17.00 WIB.
Baca SelengkapnyaBadai Matahari itu memicu pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Afrika dan Eropa. Lalu, adakah dampak bagi manusia?
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaIlmuwan memperingatkan kembali fenomena badai matahari yang akan terjadi.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaNASA memprediksi bakal terjadi kiamat internet pada tahun 2025, simak penelusuran lengkapnya
Baca SelengkapnyaMenelusuri sebuah fakta-fakta unik menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi sebagian orang.
Baca SelengkapnyaBakteri ini sangat kuat, bahkan tahan terhadap sinar UV.
Baca Selengkapnya