Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ilmuwan AS: Virus Corona Bisa Mati Dalam Hitungan Detik Karena Sinar Matahari

Ilmuwan AS: Virus Corona Bisa Mati Dalam Hitungan Detik Karena Sinar Matahari Ilustrasi sinar matahari. ©Shutterstock/Elena Efimova

Merdeka.com - Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis mengatakan, ilmuwan pemerintah meneliti kondisi-kondisi yang bisa membunuh virus corona (Covid-19).

Hasil penelitian menunjukkan, virus bisa mati dengan cepat ketika terkena sinar matahari, panas, kelembaban, dan cairan pembersih kimia seperti cairan pemutih dan alkohol isopropyl.

Kepala Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi DHS, William Bryan menunjukkan kepada wartawan hasil penelitian pertama oleh Pusat Analisis Biodefense dan Penanggulangan Nasional pada kondisi apa virus corona dapat bertahan hidup.

Orang lain juga bertanya?

Bryan mengatakan kepada wartawan, seperti dilansir dari Sputnik News, Jumat (24/4), virus itu mati "dengan kecepatan yang jauh lebih cepat" ketika terkena suhu dan kelembaban yang lebih tinggi, mencatat bahwa pada suhu 75 derajat Fahrenheit dan kelembaban 80 persen, virus mati jauh lebih cepat daripada sebelumnya, di antara satu dan enam jam. Namun, ketika terkena sinar matahari musim panas langsung di bawah kondisi itu, virus akan musnah hanya dalam dua menit.

Ilmuwan DHS juga menemukan, tanpa tindakan lebih jauh, cairan pemutih bisa membunuh virus corona dalam lima menit, dan alkohol isopropyl hanya dalam waktu satu menit.

Bryan menambahkan, biolab menguji situasi lain, termasuk konsentrasi berbeda dari sinar matahari, sinar ultraviolet, panas, dan kelembaban, termasuk penggunaan cairan pembersih kimia.

Ketika seorang reporter bertanya kepada Bryan mengapa daerah yang lembab seperti New Orleans dan Florida menjadi titik panas penyebaran Covid-19, Bryan mengatakan sinar matahari, panas, dan kelembaban tidak serta merta membunuh semua, tapi ada kondisi tertentu yang menyebabkan virus bertahan.

"Lihatlah virus corona sebagai rantai dengan banyak tautan," kata Bryan, mencatat temuan hanya menunjuk ke "tautan lemah" dalam rantai.

Karena itulah dia mengatakan perlunya mengikuti arahan dari Gedung Putih atau CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan setiap orang untuk melindungi diri dari virus.

Dia mengatakan, musim panas akan menciptakan lingkungan di mana penularan dapat dikurangi, namun pihaknya tidak mengklaim musim panas akan benar-benar membunuh virus. Namun, masih ada kesempatan untuk mencegah.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pesawat NASA Pernah “Sentuh” Matahari, Begini Kisahnya
Pesawat NASA Pernah “Sentuh” Matahari, Begini Kisahnya

Kejadian ini pernah terjadi pada 2021. Pesawat NASA berhasil berada di atmosfer matahari.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?

berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.

Baca Selengkapnya
Oksigen Diprediksi Akan Lenyap dari Bumi, Peneliti Ungkap Waktunya
Oksigen Diprediksi Akan Lenyap dari Bumi, Peneliti Ungkap Waktunya

Oksigen diprediksi akan lenyap satu miliar tahun lagi.

Baca Selengkapnya
Sinar Matahari di Sore Hari Ternyata juga Memiliki Manfaat yang Setara dengan Sinar Pagi
Sinar Matahari di Sore Hari Ternyata juga Memiliki Manfaat yang Setara dengan Sinar Pagi

Manfaat sinar matahari untuk tubuh ini tak hanya di pagi hari, tetapi juga bisa didapatkan di sore hari, terutama sebelum pukul 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya
Seberapa Mengerikan Ancaman Badai Matahari Bagi Manusia? Berikut Penjelasannya Menurut Sains
Seberapa Mengerikan Ancaman Badai Matahari Bagi Manusia? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Badai Matahari itu memicu pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Afrika dan Eropa. Lalu, adakah dampak bagi manusia?

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Begini Ragam Skenario Menyeramkan Bila Bumi Hancur Lebur
Begini Ragam Skenario Menyeramkan Bila Bumi Hancur Lebur

Ada ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.

Baca Selengkapnya
Jika Fenomena Alam Ini Terjadi, Kiamat Internet Tak Bisa Dihindari
Jika Fenomena Alam Ini Terjadi, Kiamat Internet Tak Bisa Dihindari

Ilmuwan memperingatkan kembali fenomena badai matahari yang akan terjadi.

Baca Selengkapnya
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia

Nyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Baca Selengkapnya
Viral NASA Prediksi Kiamat Internet pada 2025, Simak Faktanya
Viral NASA Prediksi Kiamat Internet pada 2025, Simak Faktanya

NASA memprediksi bakal terjadi kiamat internet pada tahun 2025, simak penelusuran lengkapnya

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Unik Dunia Sains Perlu Dipahami, Sudah Tahu?
Fakta-Fakta Unik Dunia Sains Perlu Dipahami, Sudah Tahu?

Menelusuri sebuah fakta-fakta unik menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi sebagian orang.

Baca Selengkapnya
NASA Temukan Bakteri Sangat Kuat yang Bisa Menyerap Sinar UV, Perusahaan Kosmetik Tertarik
NASA Temukan Bakteri Sangat Kuat yang Bisa Menyerap Sinar UV, Perusahaan Kosmetik Tertarik

Bakteri ini sangat kuat, bahkan tahan terhadap sinar UV.

Baca Selengkapnya