Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ilmuwan Deteksi Versi Siluman dari Omicron, Seperti Apa Bahayanya?

Ilmuwan Deteksi Versi Siluman dari Omicron, Seperti Apa Bahayanya? Ilustrasi virus Omicron. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Para ilmuwan dan pejabat kesehatan di seluruh dunia sedang mengawasi keturunan varian Omicron yang telah ditemukan di setidaknya 40 negara.

Versi virus corona ini, yang oleh para ilmuwan disebut BA. 2, secara luas dianggap lebih tersembunyi daripada versi asli Omicron karena sifat genetik tertentu membuatnya agak sulit untuk dideteksi.

Beberapa ilmuwan khawatir versi itu juga bisa lebih menular.

Orang lain juga bertanya?

Tetapi mereka mengatakan masih banyak yang belum mereka ketahui tentang hal itu, termasuk apakah versi tersebut mampu menghindari perlindungan vaksin dengan lebih baik atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Sejak pertengahan November 2021, lebih dari 30 negara telah mengunggah hampir 15.000 sampel pengurutan genetik BA. 2 ke GISAID, platform global untuk berbagi data virus corona. Sampai Selasa pagi, 96 dari kasus yang diurutkan itu berasal dari Amerika Serikat (AS).

“Sejauh ini, kami belum melihatnya mulai berkembang di AS," kata Dr Wesley Long, ahli patologi di Houston Methodist di Texas, yang telah mengidentifikasi tiga kasus BA.2, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (26/1).

Mutasi itu tampaknya jauh lebih umum di Asia dan Eropa. Di Denmark, mutasi itu mencakup 45 persen dari semua kasus Covid-19 pada pertengahan Januari, naik dari 20 persen dua pekan sebelumnya, menurut Statens Serum Institut yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Denmark.

BA. 2 memiliki banyak mutasi. Sekitar 20 di antaranya dalam protein mahkota yang mengikat bagian luar virus yang terbagi dengan Omicron asli. Tetapi juga memiliki perubahan genetik tambahan yang tidak terlihat pada versi awal.

Belum jelas seberapa signifikan mutasi tersebut, khususnya pada populasi yang terpapar Omicron asli, menurut ahli virologi Fakultas Kedokteran Universitas Massachusetts, Jeremy Luban.

Untuk saat ini, versi asli Omicron atau BA. 1, dan BA. 2 dianggap bagian dari Omicron. Tetapi para pemimpin kesehatan global dapat memberikannya nama huruf Yunani tersendiri jika itu dianggap sebagai "varian yang diwaspadai atau varian of concern" yang signifikan secara global.

Penyebaran cepat BA. 2 di beberapa tempat menimbulkan kekhawatiran.

“Kami memiliki beberapa indikasi bahwa itu mungkin sama menularnya atau mungkin sedikit lebih menular daripada Omicron (asli) karena mampu bersaing dengannya di beberapa area,” kata Long.

"Tapi kita belum tentu tahu mengapa begitu."

Analisis awal para ilmuwan di Denmark menunjukkan tidak ada perbedaan rawat inap untuk BA. 2 dibandingkan dengan Omicron asli. Para ilmuwan menyelidiki tingkat penularan versi 'siluman' ini dan seberapa baik vaksin saat ini bekerja melawannya. Juga tidak jelas seberapa baik perawatan akan bekerja melawannya.

Dokter juga belum tahu pasti apakah seseorang yang sudah terjangkit Covid-19 akibat Omicron bisa sakit lagi karena BA.2. Tetapi mereka berharap, infeksi Omicron sebelumnya dapat mengurangi keparahan penyakit jika seseorang kemudian tertular BA.2.

Dua versi Omicron memiliki cukup kesamaan sehingga mungkin infeksi dengan mutan asli “akan memberi Anda perlindungan silang terhadap BA. 2,” kata Dr Daniel Kuritzkes, ahli penyakit menular di Brigham and Women’s Hospital.

Para ilmuwan akan melakukan uji coba untuk melihat apakah antibodi dari infeksi dengan Omicron asli “mampu menetralkan BA. 2 di laboratorium dan kemudian ekstrapolasi dari sana," jelasnya.

Mengapa sulit terdeteksi?

Omicron versi asli memiliki ciri genetik spesifik yang memudahkan pejabat kesehatan dengan cepat membedakannya dari varian Delta menggunakan tes PCR khusus yang dikenal sebagai "kegagalan target gen S".

BA. 2 tidak memiliki kekhasan genetik yang sama. Jadi saat dites, BA. 2 terlihat seperti Delta, menurut Long.

“Bukan karena tes itu tidak mendeteksinya; hanya saja tidak terlihat seperti Omicron,” katanya.

“Jangan sampai kesan 'Omicron siluman' berarti kita tidak bisa mendeteksinya. Semua tes PCR kami masih bisa mendeteksinya.”

Cara pencegahan

Dokter menyarankan tindakan pencegahan yang sama seperti yang mereka lakukan selama ini: vaksinasi dan ikuti panduan kesehatan masyarakat seperti memakai masker, menghindari keramaian, dan tinggal di rumah saat Anda sakit.

“Vaksin masih memberikan pertahanan yang baik terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian,” jelas Long.

“Bahkan jika Anda pernah menderita Covid-19 sebelumnya – Anda pernah mengalami infeksi alami – perlindungan dari vaksin masih lebih kuat, lebih tahan lama, dan sebenarnya baik untuk orang yang sebelumnya telah terinfeksi.”

Versi terbaru Omicron ini adalah pengingat lain bahwa pandemi belum berakhir.

“Kita semua berharap ini sudah berakhir,” ujar Long, “tetapi sampai dunia telah divaksinasi, kita akan menghadapi risiko munculnya varian baru.”

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru

Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran

Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
Kenali Pengertian Virus Oropouche, Gejala, serta Upaya Pencegahan yang Perlu Dilakukan
Kenali Pengertian Virus Oropouche, Gejala, serta Upaya Pencegahan yang Perlu Dilakukan

Kenali apa itu virus oropouche, gejala, dampak, serta cara pencegahan dan penanganan.

Baca Selengkapnya
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024

Adapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia

Tim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.

Baca Selengkapnya