Ilmuwan Oxford Buat Alat Tes Corona, 30 Menit Hasilnya Keluar dan Biaya Rp400.000
Merdeka.com - Para ilmuwan di Universitas Oxford tengah mengembangkan alat tes virus corona atau Covid-19 yang bisa dilihat hasilnya dalam 30 menit, dan bisa dilakukan di manapun. Bahan baku alat ini berbiaya sekitar USD 25 atau sekitar Rp412.000.
Tim di Laboratorium Ilmu Teknik, bekerja sama dengan tim medis di China menyiapkan delapan minggu untuk memulai pengembangan tes, yang menggunakan campuran bahan kimia dan enzim yang berubah dari warna merah muda ke warna kuning jika terinfeksi virus.
Tes ini memiliki keunggulan terkait kecepatannya, tetapi juga karena bahan kimia hanya perlu dijaga pada suhu 65 derajat Celcius selama setengah jam, yang dapat dilakukan dengan mudah di rumah sakit mana pun, atau bahkan di rumah .
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan oleh tim ilmuwan di China? Tim ilmuwan yang terdiri dari ahli paleontologi, ahli geosains dan spesialis evolusi di China menemukan fosil telur yang digali pada 2021 adalah telur dinosaurus terkecil yang pernah ditemukan.
-
Apa yang diujicoba oleh para ilmuwan? Para ilmuwan sedang melakukan percobaan untuk membuat prototipe chip jaringan 6G di masa depan.
-
Bagaimana tim peneliti meneliti penyakit Vlad? Untuk menangkap bahan dari kertas tanpa menyebabkan kerusakan, tim menggunakan teknik yang melibatkan penerapan dan pelepasan etilena-vinil asetat. Kemudian setelah diangkat, bahan tersebut diuji dengan menggunakan spektrometri massa.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan China dalam eksperimen terbaru? Dalam sebuah eksperimen terbaru, tim ilmuwan China berhasil mendeteksi pesawat siluman menggunakan sinyal dari satelit Starlink milik Elon Musk.
-
Apa yang dibuat ilmuwan China? Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya. Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu 'berani' mematahkan pendapat Einstein.
Kendati ada rintangan, tes ini diperkirakan dapat menyelesaikan uji klinis dalam beberapa hari mendatang.
"Ada tiga hal yang kami lakukan," kata Profesor Zhengfang Cui, yang memimpin tim, dikutip dari CNN, Selasa (24/3).
"Pertama adalah melakukan uji coba klinis. Kami baru memulainya di di sini di Rumah Sakit Universitas Oxford. Hal kedua adalah persetujuan regulasi, yang dasarnya adalah jumlah tes yang telah dilakukan," lanjutnya.
Hal ketiga yang harus dilakukan adalah mencari rekan industri untuk produksi massal.
"Untuk itu kami perlu ruangan yang bersih dan fasilitas manufaktur. Dan selanjutnya kami bisa memulai membuat produknya," jelasnya.
Dia juga berharap langkah-langkah tersebut bisa rampung dalam dua sampai empat minggu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Robot AI ini bakal punya kontribusi besar bagi umat manusia bila memutuskan tinggal di Mars.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaBerikut rahasia yang tersembunyi orang-orang Mesir Kuno dalam membuat tinta.
Baca SelengkapnyaPembangunan pabrik yang berlokasi di Cikarang ini merupakan strategi global untuk memperkuat basis produksi dan distribusi produk.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca SelengkapnyaMochamad Ridwan Kamil, meresmikan Gedung Laboratorium Lingkungan Jawa Barat
Baca SelengkapnyaSebanyak tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Baca Selengkapnya