Ilmuwan Peringatkan Bisa Muncul Varian Lebih Berbahaya dari Omicron
Merdeka.com - Ilmuwan di Universitas Boston, Amerika Serikat, memperingatkan menyebarnya virus corona varian Omicron yang sangat cepat dan masih terjadi hingga sekarang bisa menyebabkan virus itu bukan menjadi varian terakhir yang mencemaskan dunia.
Setiap terjadi penularan ada kemungkinan virus itu bermutasi dan mutasi Omicron terbukti memiliki kelebihan dibanding varian sebelumnya: jadi lebih mudah dan cepat menular.
Para ahli tidak mengetahui varian berikutnya akan seperti apa dan bagaimana dampaknya terhadap arah pandemi, namun mereka mengatakan tidak ada jaminan varian berikutnya dari Omicron bisa menyebabkan sakit yang lebih ringan atau vaksin yang ada bisa melawannya.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Para ilmuwan menyerukan vaksinasi segera diperluas.
"Makin cepat Omicron menyebar, maka ada kemungkinan untuk mutasi dan menimbulkan varian baru yang lebih banyak," kata Leonardo Martinez, epidemiolog penyakit menular di Universitas Boston, seperti dilansir laman South China Morning Post, Minggu (15/1).
Sejak muncul pada pertengahan November, Omicron sudah menyebar ke seantero dunia dan penelitian memperlihatkan Omicron setidaknya dua kali lebih menular dari varian Delta dan empat kali lebih menular dari varian awal virus corona.
Badan kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ada 15 juta kasus Covid-19 dari 3-9 Januari, naik 55 persen dari pekan sebelumnya.
Seiring pelonggaran pembatasan yang diberlakukan di banyak tempat maka penularan bisa mengenai orang yang memiliki sistem imun lemah dan dengan begitu bisa menjadi tempat virus bermutasi.
"Penularan yang terjadi terus-menerus dan cukup lama bisa menjadi bahan untuk munculnya varian baru," kata Dr Stuart Campbell Ray, ahli penyakit menular di Universitas John Hopkins.
"Jika penularannya sangat meluas maka itu memperbesar kemungkinan terjadinya mutasi."
Mutasi virus tidak selalu menjadi lebih ringan atau tidak berbahaya.
"Orang mengira virus itu akan berubah menjadi lebih ringan. Tapi tidak ada alasan khusus untuk menjadi seperti itu. Saya pikir kita tidak bisa amat yakin bahwa virus menjadi tidak lebih berbahaya seiring waktu."
Memiliki kemampuan menghindari dari sistem imunitas, membuat virus bisa bertahan hidup dalam jangka waktu lebih lama, Ketika SARS-CoV-2 muncul, tak seorang pun punya imun. Tapi terjadinya penularan dan vaksin membuat virus beradaptasi.
Ada banyak sarana bagi virus untuk bermutasi atau berevolusi. Hewan bisa berpotensi menjadi tempat inkubasi dan memunculkan varian baru. Anjing peliharaan dan kucing, rusa dan hewan di peternakan lainnya yang rentan terkena virus bisa berpotensi memunculkan mutasi dan berpindah kembali ke manusia.
Selain itu ada jalur lain: dengan menyebarnya Omicron dan Delta, orang bisa kembali tertular dan bisa memunculkan apa yang Ray sebut "Frankenvariants," virus hibrid yang memiliki karakteristik gabungan dari kedua varian itu.
Para ahli mengatakan virus corona tidak akan menjadi endemi seperti flu selama tingkat vaksinasi masih rendah. Dalam jumpa pers belum lama ini Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan melindungi orang dari varian berikutnya bergantung pada kemampuan dunia mengakhiri ketidakadilan vaksin.
Tedros menuturkan dia berharap pada pertengahan tahun ini 70 persen populasi di setiap negara sudah divaksinasi. Saat ini masih banyak negara yang tingkat vaksinasinya kurang dari seperempat populasi.
"Besarnya populasi yang belum divaksin di AS, Afrika Asia, Amerika Latin, dan tempat lain bisa menjadi pabrik varian baru," kata Dr Prabhat Jha, peneliti di Pusat Penelitian Kesehatan Global Rumah Sakit St Michael di Toronto, AS.
"Ini menjadi kegagalan kolosal para pemimpin global karena kita tidak bisa melakukan vaksinasi ini."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya