Ilmuwan Pertama Kali Temukan Mikroplastik pada ASI, Makin Membahayakan Kesehatan Bayi
Merdeka.com - Ilmuwan berhasil menemukan keberadaan mikroplastik dalam ASI (air susu ibu). Keberadaan mikroplastik dalam ASI dapat mengancam kesehatan bayi yang masih menerima ASI dari ibunya.
Sebelumnya mikroplastik adalah partikel kecil plastik yang sulit hancur dan memiliki diameter kurang dari 5 milimeter. Mikroplastik sendiri adalah partikel yang berasal dari produk kosmetik kecantikan, pakaian, bungkus makanan, dan barang-barang proses industri. Mikroplastik juga dikenal sebagai partikel yang merusak lingkungan.
Keberadaan mikroplastik pertama kali ditemukan pada 2004. Kini mikroplastik sudah menyebar ke berbagai tempat, dari salju di Kutub Utara dan Selatan Bumi, dalam makanan laut, garam meja, hingga air minum.
-
Apa dampak mikroplastik pada kesehatan? Paparan dari mikroplastik di kehidupan sehari-hari kita bisa menimbulkan sejumlah dampak kesehatan yang tak main-main. Dari Masalah Jantung Hingga di Testikel, Ketahui Bahaya Paparan Mikroplastik Terhadap Tubuh Kita
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang mikroplastik di air? 'Plastik-plastik kecil ini masuk ke dalam tubuh kita melalui air minum dengan risiko kesehatan yang belum pasti,' kata, Zhanjun Li, PhD, seorang profesor dari Universitas Kedokteran Guangzhou, dilansir dari Verywell.
-
Kenapa mikroplastik berbahaya bagi kesehatan? Menurut laporan dari Phys pada Kamis (21/11), terdapat sekitar 16.000 bahan kimia plastik, di mana setidaknya 4.200 di antaranya dianggap 'sangat berbahaya' bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Ketika bahan kimia ini terurai di lingkungan, mereka berpotensi berubah menjadi mikroplastik, dan selanjutnya menjadi nanoplastik.
-
Apa saja dampak mikroplastik? Dampak yang ditimbulkan dari hal ini cukup serius. Kita dapat mengalami gangguan pada sistem pencernaan, iritasi pada usus, dan bahkan ada kemungkinan terjadinya gangguan hormonal dalam tubuh kita.
-
Mengapa mikroplastik di atmosfer berbahaya? 'Mikroplastik di troposfer bebas diangkut dan berkontribusi pada polusi global. Jika masalah 'polusi udara plastik' tidak ditangani secara proaktif, perubahan iklim dan risiko ekologis dapat menjadi kenyataan, menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dibalikkan dan serius di masa depan.'
-
Kenapa mikroplastik berbahaya? Zat kimia yang terdapat dalam mikroplastik, seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates, bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan masalah reproduksi serta obesitas. Dalam jangka panjang, mikroplastik juga dapat memicu peradangan pada jaringan dan organ, bahkan meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Namun temuan mikroplastik dalam ASI bayilah yang mengagetkan ilmuwan.
Dikutip dari laman Wion, Senin (10/10), ilmuwan melakukan penelitian pada ibu yang baru seminggu melahirkan bayi di Kota Roma, Italia. Ilmuwan menemukan jika 34 ibu bayi memiliki ASI yang terkontaminasi mikroplastik. Keberadaan mikroplastik sebesar 75 persen berhasil dideteksi pada asi ibu-ibu itu.
Penelitian yang dipublikasi dalam Jurnal Polymers menunjukkan jika ASI ibu-ibu itu terkontaminasi mikroplastik polietilena, PVC, dan polipropilen.
Temuan 3 partikel mikroplastik ini lebih berbahaya dibanding temuan mikroplastik phthalates dalam ASI yang pernah dijumpai sebelumnya.
Dalam penelitian, para peneliti mencatat konsumsi makanan dan minuman ibu-ibu itu. Mereka menemukan jika ibu-ibu itu sering mengonsumsi makanan dan minuman yang dikemas plastik, memakan makanan laut, dan menggunakan produk kebersihan pribadi yang mengandung plastik.
Namun ilmuwan tidak menemukan hubungan keberadaan mikroplastik dengan produk-produk yang digunakan ibu-ibu itu.
Akhirnya ilmuwan menarik kesimpulan jika ASI ibu-ibu itu tercemar mikroplastik karena keberadaan mikroplastik yang dapat ditemukan di mana-mana. Paparan mikroplastik kepada ibu-ibu itu pun tak terelakkan.
“Jadi, bukti keberadaan mikroplastik dalam ASI meningkatkan kepedulian kami terhadap populasi bayi yang sangat rentan,” jelas Dr Valentina Notarstefano.
“Sangat penting untuk menilai cara mengurangi paparan kontaminan ini selama kehamilan dan menyusui,” lanjutnya.
“Tetapi harus ditekankan bahwa keuntungan menyusui jauh lebih besar daripada kerugian yang ditimbulkan oleh adanya mikroplastik yang mencemari. Studi seperti kami tidak boleh mengurangi pemberian ASI pada anak-anak, tetapi sebaliknya, meningkatkan kesadaran publik untuk menekan politisi agar mempromosikan undang-undang yang mengurangi polusi,” jelasnya.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Udara tidak hanya tercemar oleh asap, tapi juga mikroplastik.
Baca SelengkapnyaTemuan ini makin mengintensifkan topik seputar risiko kesehatan yang terkait paparan BPA di Amerika Serikat dan di banyak negara lain di dunia.
Baca SelengkapnyaPlastik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, namun nyatanya ada bahaya mengintai di baliknya.
Baca SelengkapnyaSetelah sebelumnya ditemukan di testis, penelitian terbaru menemukan bahwa kandungan mikroplastik juga ada di otak.
Baca SelengkapnyaZat kimia seperti BPA ini nyatanya dapat memberikan berbagai bahaya bagi tumbuh dan kembangnya janin di dalam kandungan.
Baca SelengkapnyaTemuan paparan mikroplastik pada testis pria menunjukkan bagaimana hal ini bisa memengaruhi kesuburan.
Baca SelengkapnyaRegulasi aturan pelabelan BPA harus dipatuhi oleh industri mengingat risikonya yang tak bisa diabaikan dari sisi kesehatan.
Baca SelengkapnyaIlmuwan mengatakan mikroplastik kini sudah banyak ditemukan di mana-mana, termasuk di dalam tubuh manusia.
Baca SelengkapnyaMikroplastik sudah banyak mencemari lingkungan termasuk makanan dan minuman. Waspadai ini deretan makanan dan minuman yang mungkin terpapar mikroplastik.
Baca SelengkapnyaPaparan dari mikroplastik di kehidupan sehari-hari kita bisa menimbulkan sejumlah dampak kesehatan yang tak main-main.
Baca SelengkapnyaTak hanya mencemari lingkungan, bahaya mikroplastik bagi kesehatan tubuh juga sangat signifikan dan perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka aliran darah yang tersumbat bisa mengandung plastik. Ternyata ini fakta sebenarnya menurut penelitian.
Baca Selengkapnya