Ilmuwan Prediksi Tanaman Langka Ini Bakal Jadi Sumber Makanan Masa Depan di 2050
Merdeka.com - Di masa depan, kita bisa sarapan dengan pisang ethiopia atau nyemil buah pandan wangi. Tanaman langka yang saat ini masih jarang dikonsumsi masyarakat bisa menjadi sumber makanan di masa depan.
Para ilmuwan telah menyusun daftar tanamam yang kurang dikenal ini yang bisa menjadi hidangan dalam daftar menu kita pada 2050.
Perang Ukraina menyoroti bahayanya bergantung atau mengandalkan beberapa tanaman yang diperdagangnya secara global. Selain itu ada juga dampak perubahan iklim yang memperbesar risiko kekurangan pangan karena gagal panen dan melonjaknya harga makanan di seluruh dunia.
-
Dimana makanan kekinian bisa ditemukan? Dari media sosial hingga acara kuliner, berbagai hidangan baru bermunculan dengan tampilan yang menggoda dan rasa yang unik.
-
Kenapa beras jadi langka? 'Satgas berdalih salah satu penyebab beras gagal panen imbas cuaca tidak menentu di beberapa daerah. Namun begitu, ketersediaan beras saat ini terbilang masih aman meski harganya mengalami perbedaan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).'
-
Apa alternatif pengganti beras? 'Pengganti beras kita ini bukan ke makanan lokal seperti singkong, ubi, tapi ini ke terigu, roti-rotian,' ujar Tauhid kepada merdeka.com, Rabu (4/10).
-
Makanan apa yang sedang trending? Resep soto daging memiliki beberapa versi berbeda di setiap daerah yang ada di Indonesia. Soto sendiri adalah hidangan berkuah yang banyak digemari oleh masyarakat Nusantara. Jenis soto daging pun berbeda-beda dengan ciri khas yang juga tidak sama.
-
Kenapa Tamikil jadi makanan alternatif? Dahulu kebijakan pemerintah kolonial sangat menyulitkan warga untuk mendapatkan makanan yang layak.
-
Apa jenis makanan yang paling sering dicari? Di masa kini, banyak peminat yang mencari jenis makanan tersebut. Contoh makanan setengah jadi antara lain sosis, bakso, dan daging asap, hingga berbagai makanan beku lainnya.
Dengan 90 persen kalori bersumber hanya dari 15 tanaman, para ahli di Royal Botanic Garden, London, Inggris sedang berburu bahan yang bisa dikonsumsi di masa depan.
Peneliti Royal Botanic Garden, Dr Sam Pirinon menyampaikan, diversifikasi makanan untuk kita konsumsi adalah salah satu solusi mengurangi kelaparan, mengatasi hilangnya keanekaragaman hayati, dan membantu beradaptasi terhadap perubahan iklim.
"Kita tahu ada ribuan spesien tanaman yang bisa dimakan di seluruh dunia yang dikonsumsi oleh populasi yang berbeda dan di sini kita bisa menemukan beberapa solusi untuk tantangan global masa depan ini," jelasnya, dikutip dari BBC, Minggu (22/5).
Dari 7.000 lebih tanaman yang bisa dimakan di seluruh dunia, hanya 417 yang ditanam secara meluas dan digunakan untuk sumber makanan. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
Buah pandan
Buah pandan (Pandanus tectorius) adalah tanaman kecil yang tumbuh di daerah pantai dari Kepulauan Pasifik sampai Filipina. Daunnya umum digunakan sebagai pewangi makanan di sebagian besar wilayah Asia Tenggara, sedangkan buahnya yang mirip nanas bisa dimakan mentah maupun dimasak.
Menurut peneliti Royal Botanic Garden, Dr Marybel Soto Gomez, pohon pandan bisa bertahan dalam berbagai kondisi termasuk kekeringan, angin kencang, dan cipratan air asin.
"Ia bisa bertahan dalam segala iklim dan makanan bernutrisi yang juga enak," ujarnya.
Sereal liar
Jenis sereal juga sangat beragam, dengan 10.000 lebih spesies, menawarkan beragam jenis potensi makanan baru.
Fonio Digitaria exilis) merupakan sereal Afrika bernutrisi yang digunakan untuk membuat coscous, bubur, dan minuman. Tanaman ini bisa bertahan di tanah yang kering.
Palawija
Kacang-kacangan atau palawija adalah "makanan masa depan lainnya". Jenis makanan ini murah, kaya protein, dan vitamin B. Mereka juga bisa beradaptasi dalam beragam lingkungan mulai dari pinggir pantau sampai lereng gunung.
Ada 20.000 spesies palawija di dunia, tapi yang kita konsumsi hanya beberapa jenis. Ada ratusan spesies lainnya diperkirakan tumbuh di alam liar yang belum diketahui para ilmuwan.
Kacang morama (Tylosema esculentum) merupakan tanaman pokok di Botswana, Namibia, dan Afrika Selatan, di mana kacang ini direbus dengan tepung jagung atau digiling untuk membuat bubur atau diseduh sebagai minuman.
Tidak semua palawija bisa dimakan, tapi para ahli sedang mengeksplorasi kandungan yang ada di sejumlah spesies palawija untuk melihat mana yang bisa dimakan dan bernutrisi.
Pisang ethiopia
Enset atau pisang ethiopia adalah keluarga dekat pisang, tapi dikonsumsi hanya di salah satu daerah di Ethiopia.
Buah tanaman pisang ethiopia tidak bisa dimakan, tapi batang dan akarnya bisa difermentasikan dan digunakan untuk membuat bubur dan roti.
Penelitian menyebutkan, tanaman ini berpotensi bisa memberi makan untuk 100 juta lebih orang di dunia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai faktor memperburuk jumlah produksi beras Indonesia yang selalu turun.
Baca SelengkapnyaTumbuhan merambat yang hidup di hutan tropis ini telah dibudidaya oleh masyarakat Orang Rimba sebagai salah satu sumber pendapatan mereka.
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca SelengkapnyaKrisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca SelengkapnyaPohon dengan nama ilmiah Oncosperma tigillarium ini memiliki sejuta manfaat bagi kehidupan manusia serta memiliki keistimewaan lain.
Baca SelengkapnyaPohon ini hanya berbuah dua tahun sekali, oleh karena itu perkembangbiakannya tergolong lambat
Baca SelengkapnyaSudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup
Baca SelengkapnyaPohon Andalas menjadi bagian dari identitas Sumatera Barat sejak tahun 1990.
Baca SelengkapnyaSedang Mengemudi di Pegunungan, Ilmuwan Temukan Pohon yang Sudah Punah Ternyata Masih Hidup
Baca SelengkapnyaImpor terpaksa dilakukan karena tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.
Baca SelengkapnyaAnggrek ini hanya hidup dan tumbuh di daerah tertentu dan kini sudah menjadi flora endemik Sumatra Utara.
Baca SelengkapnyaDitemukan juga spesies tanaman baru selama penggalian di hutan purba ini.
Baca Selengkapnya