Ilmuwan Sebut Nenek Moyang Orang Amerika Berasal dari China, Ini Buktinya
Merdeka.com - Studi DNA mumi Tarim Zaman Perunggu yang ditemukan di daerah Xinjiang, China menunjukkan mumi ini bukan keturunan Indo-Eropa yang bermigrasi ke daerah tersebut, tapi mereka kemungkinan nenek moyang orang Amerika asli.
Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Nature, mumi Tarim ini memiliki kesamaan genetik dengan orang yang tinggal di Siberia dan orang Amerika asli.
Walaupun awalnya ilmuwan berpikir orang-orang Tarim ini datang dari Barat, pengurutan DNA menunjukkan mereka sebenarnya berasal dari tempat di mana mereka ditemukan, di gurun pasir China barat.
-
Bagaimana mumi China ditemukan? Mumi-mumi tersebut ditemukan terkubur dalam peti mati berbentuk perahu yang ditutupi kulit sapi.
-
Mengapa orang China kuno diduga mengunjungi Benua Amerika? Penelitian ukiran batu di Arizona dan New Mexico mengungkapkan bukti yang mengejutkan bahwa 'penjelajah China tidak hanya mencapai benua Amerika pada masa pra-Columbus, tetapi juga berinteraksi dengan penduduk asli dengan penuh keramahan, berbagi pengetahuan intelektual dan budaya'.
-
Siapa keturunan mumi Tarim? Hasilnya menunjukkan, mumi tersebut keturunan langsung orang Eurasia Utara Kuno, kelompok pemburu-pengumpul yang menduduki stepa atau padang rumput Eurasia utara dan Siberia.
-
Dimana mumi China ditemukan? Mereka ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim namun membuat para ahli bingung karena tradisi dan penampilan mereka yang tidak biasa yang tampaknya tidak cocok untuk wilayah tersebut.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan bukti penjelajah China di Amerika? Ruskamp menemukan tanda-tanda kuno tersebut saat berjalan-jalan di Monumen Petroglif Nasional di Albuquerque. Beberapa simbol tersebut menarik perhatiannya, dan ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan para ahli ukiran batu suku asli Amerika dan membandingkannya dengan simbol-simbol dari aksara China kuno yang ia ingat.
-
Kapan mumi China ditemukan? Mengutip Indy100, Rabu (14/2), mereka ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim namun membuat para ahli bingung karena tradisi dan penampilan mereka yang tidak biasa yang tampaknya tidak cocok untuk wilayah tersebut.
Dikutip dari laman Greek Reporter, Kamis (2/2), mumi Tarim ini dikubur dalam peti kayu berbentuk kapal. Makam mereka di pemakaman Xiaohe ditandai dengan tiang kayu tegak yang menyerupai dayung. Mumi-mumi tersebut merupakan bagian dari kebudayaan yang unik.
Menurut penelitian, budaya Zaman Perunggu mereka bukan bagian dari cabang terpencil Indo-Eropa awal.
Meskipun kuburan orang Tarim ditemukan seorang pemburu di daerah yang sekarang berpasir dan gersang, 4.000 tahun lalu tempat itu merupakan daerah yang hijau, bertengger di sepanjang tepi sungai.
Penjelajah Eropa adalah yang pertama kali menemukan mumi Tarim awal di gurun Taklamakan di China barat pada saat itu. Mumi ini memiliki rambut merah atau pirang dan fitur non-Asia, sehingga dianggap bahwa orang-orang ini berasal dari Barat.
Namun penelitian terbaru, hanya pada mumi yang berada di kompleks makam Xiaohe di tepi timur Taklamakan, menunjukkan bahwa mereka memang berasal tidak jauh dari daerah tersebut, meskipun mereka tetap berada dalam kelompok yang berbeda secara genetik selama beberapa waktu.
Beberapa mumi ditemukan dengan potongan keju di leher mereka, mungkin menandakan makanan yang mereka perlukan saat mereka melakukan perjalanan menuju alam baka.
Delta DNA dari 13 mumi tertua, dari sekitar 4.000 tahun lalu menunjukkan tidak ada percampuran genetik dengan orang di daerah terdekat, menurut penulis Choongwon Jeong, ahli genetika populasi di Universitas Nasional Seoul.
Para peneliti sekarang menyatakan orang-orang Tarim adalah keturunan dari Eurasia Utara Kuno (ANE), orang-orang dari era Pleistosen yang sebagian besar menghilang sekitar 10.000 tahun yang lalu, tepat setelah akhir Zaman Es terakhir, ketika gletser mencair di mana-mana di belahan bumi utara.
Gen dari individu-individu ANE ini sekarang hanya ada dalam genom beberapa masyarakat masa kini – yaitu, di antara masyarakat adat di Siberia dan Amerika, menurut para peneliti.
Cekungan Tarim berfungsi sebagai persimpangan pertukaran budaya antara Timur dan Barat di Zaman Perunggu.
Potongan jaring ikan kuno ditemukan di situs Tarim. Ini terkait dengan praktik mereka mengubur orang di peti mati berbentuk perahu. Tiang kayu berbentuk dayung yang dipancang di kuburan mereka diperkirakan sebagai pengakuan atas sungai yang memberi mereka kehidupan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan dari Mesir, Ilmuwan Akhirnya Ungkap Misteri Asal-Usul Ratusan Mumi di Gurun China
Baca SelengkapnyaMumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim.
Baca SelengkapnyaPara ahli bingung. Akhirnya mereka menggunakan teknologi genetika untuk mendeteksi mumi tersebut.
Baca SelengkapnyaUkiran Pada Batu Jadi Bukti Orang China Tiba Lebih Dulu di Amerika Ketimbang Orang Eropa
Baca SelengkapnyaPenjelajah Eropa, Christopher Columbus sejak lama disebut sebagai penemua benua Amerika. Namun temuan bukti baru ini membantah gagasan tersebut.
Baca SelengkapnyaJejak kaki manusia yang ditemukan di New Mexico, Amerika Utara, mengungkapkan fakta menarik bahwa manusia telah menghuni benua ini selama periode Zaman Es.
Baca SelengkapnyaIlmuwan menemukan keanehan pada mumi yang ditemukan pada 2003 di China.
Baca SelengkapnyaArkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam dari 2000 SM Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan kerangka ini di Hualongdong, China.
Baca SelengkapnyaRumah berusia 18.000 tahun ini ditemukan Oregon. Sebelumnya ditemukan juga rumah purba di Pennsyilvania berusia 16.000 tahun.
Baca SelengkapnyaPenemuan fosil kera di sebuah situs arkeologi di Turki yang berusia 8,7 juta tahun mengguncang teori-teori lama tentang asal-usul manusia.
Baca SelengkapnyaTengkorak ini ditemukan tahun 2022 dan membuat para ilmuwan bingung terkait asal usulnya.
Baca Selengkapnya