Ilmuwan Serukan Penyelidikan Baru Asal Usul Virus Corona, Dengan atau Tanpa China
Merdeka.com - Pada Rabu, sekelompok ilmuwan dan peneliti internasional menyampaikan, penelitian gabungan WHO-China terkait asal usul virus corona tidak memberikan jawaban yang kredibel terkait bagaimana pandemi dimulai, dan penyelidikan yang lebih ketat diperlukan - dengan atau tanpa keterlibatan Beijing.
Penelitian bersama, yang dirilis pekan lalu, menyampaikan rute penularan SARS-CoV-2 yang paling mungkin ialah melibatkan kelelawar dan satwa liar lainnya di China dan Asia Tenggara. Sementara itu, kemungkinan virus penyebab Covid-19 itu bocor dari laboratorium dikesampingkan.
Dalam surat terbuka, 24 ilmuwan dan peneliti dari Eropa, Amerika Serikat, Australia dan Jepang mengatakan penelitian itu ternodai oleh politik.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan oleh tim ilmuwan di China? Tim ilmuwan yang terdiri dari ahli paleontologi, ahli geosains dan spesialis evolusi di China menemukan fosil telur yang digali pada 2021 adalah telur dinosaurus terkecil yang pernah ditemukan.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa saja peneliti yang terlibat dalam penelitian ini? Peneliti yang terlibat dalam studi ini yaitu Itaru Kobayashi, Takayuki Sonoyama, Mai Hibino, Mitsuhisa Kawano, dan Hisanori Kohtsuka.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
“Titik awal mereka adalah, mari kita berkompromi sebanyak yang diperlukan untuk mendapatkan kerja sama minimal dari China,” kata Jamie Metzl, dari wadah pemikir Dewan Atlantik, yang merancang surat itu, dikutip dari Reuters, Kamis (8/4).
Surat tersebut mengatakan kesimpulan penelitian didasarkan pada penelitian China yang tidak dipublikasikan, sementara catatan kritis dan sampel biologis "tetap tidak dapat diakses".Pekan lalu, Dirjen WHO, Tedros Adhanon Ghebreyesus mengatakan China menyembunyikan data tersebut.
Namun Liang Wannian, pakar Covid-19 senior China, membantah hal ini dan tampaknya mengesampingkan penyelidikan bersama lebih lanjut di China, mengatakan fokus penelitian harus dialihkan ke negara lain.
Metzl mengatakan dunia mungkin harus "kembali ke Rencana B" dan melakukan penyelidikan "dengan cara yang paling sistematis" tanpa keterlibatan China.
China membantah tuduhan bahwa SARS-CoV-2 bocor dari laboratorium penelitian di Wuhan, kota tempat Covid-19 pertama kali diidentifikasi.
Penelitian gabungan China-WHO mengatakan kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin", menjelaskan bahwa "tidak ada catatan" laboratorium mana pun telah menyimpan virus terkait SARS-CoV-2. Tedros mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan untuk "mencapai kesimpulan yang lebih kuat".
Metzl mengatakan China harus mengungkapkan informasi yang akan memungkinkan hipotesis laboratorium disangkal.
“China memiliki basis data tentang virus yang ditahan, ada catatan laboratorium dari pekerjaan yang sedang dilakukan,” jelasnya.
“Ada banyak jenis ilmuwan yang benar-benar melakukan pekerjaan itu dan kami tidak memiliki akses ke salah satu dari sumber daya itu, atau salah satu dari orang-orang itu.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca Selengkapnya