Ilmuwan Swiss: Tidak Ada Bukti Virus Corona Bocor dari Lab di Wuhan
Merdeka.com - Tudingan bahwa virus corona bocor dari salah satu laboratorium di Kota Wuhan, China tengah "lebih bersifat politis".
Pernyataan itu diungkapkan oleh pakar penyakit menular kenamaan di Rumah Sakit Universitas Jenewa, Didier Pittet.
Tidak ada bukti bahwa virus corona bocor dari laboratorium Wuhan, kata Pettet, yang juga merupakan penemu pembersih tangan, kepada Kantor Berita Sputnik Rusia dalam wawancara yang dipublikasi Sabtu (31/7).
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan bukti wabah pes? Berdasarkan analisis jaringan tulang, ditemukan DNA bakteri Yersinia pestis—penyebab wabah pes—yang menunjukkan bahwa penyakit tersebut sudah mencapai tahap lanjut saat korban meninggal dunia.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Orang-orang sering lupa bahwa bakteri penghancur pertama yang lolos dari sebuah laboratorium terjadi di Amerika Serikat, catatnya.
Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump gencar menyuarakan dugaan bahwa virus corona baru yang pertama kali ditemukan di pasar hewan Wuhan, China, itu kemungkinan akibat kelalaian yang bersumber dari laboratorium virologi Wuhan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menurunkan tim ahlinya melakukan penyelidikan tentang asal-usul COVID-19 di Wuhan, namun hasilnya secara definitif tak menyebut adanya kebocoran virus dari laboratorium.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto, Letnan Jenderal TNI Albertus Budi Sulistya buka suara terkait informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaMenurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPeneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.
Baca Selengkapnya