Ilmuwan Temukan DNA Berusia 1 Juta Tahun, Bisa Jadi Petunjuk Bagi Masa Depan
Merdeka.com - Bumi telah menjadi rumah bagi miliaran makhluk hidup. Berbagai peninggalan yang membuktikan kehidupan pun dapat ditemukan, salah satunya seperti temuan DNA berusia 1 juta tahun oleh tim ilmuwan di Kutub Selatan.
DNA kuno yang disebut sebagai sedaDNA itu ditemukan di dasar Laut Scotia, wilayah utara Kutub Selatan atau Antartika. DNA atau asam deoksiribonukleat sendiri adalah nukleat yang mampu mewarisi unsur genetika makhluk hidup.
Tim ilmuwan yakin temuan DNA itu dapat menjelaskan kehidupan laut dan lingkungan Kutub Selatan 1 juta tahun lalu serta bagaimana perubahan iklim dapat memengaruhi wilayah itu di masa depan.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan jejak lautan purba? Ilmuwan meneliti sampel batu kapur di Italia untuk menemukan jejak lautan purba itu.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di laut dalam? Tepat setelah pukul 10.00 pagi waktu setempat pada 6 Januari 2023, di Lautan Selatan sekitar 1.100 kilometer di selatan Argentina, kamera bawah air Matthew Mulrennan menangkap penampakan yang tidak biasa. Di sana, 176 meter di bawah kapalnya, seekor cumi-cumi tunggal bergerak menembus air yang sangat dingin. Dengan tentakel merah terang yang terentang, tubuh tembus pandang, dan cahaya bioluminesen biru yang samar, cumi-cumi sepanjang 12 sentimeter ini berpotensi menjadi cumi-cumi pertama yang pernah terekam di lingkungan alaminya.
-
Bagaimana para peneliti memahami lingkungan masa lalu? Para peneliti dari Universitas Flinders Australia melakukan analisis mikroskopis terhadap kotoran dari gua untuk memahami perubahan lingkungan masa lalu.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang sejarah Bumi? Penemuan baru tentang sejarah kuno Bumi menunjukkan bahwa planet ini mungkin pernah memiliki sistem cincin sekitar 466 juta tahun yang lalu, pada awal periode pemboman meteorit yang sangat intens, yang dikenal sebagai lonjakan dampak Ordovisium.
-
Apa temuan yang diungkap oleh DNA kuno? Temuan DNA Kuno Ungkap Proses Kawin Silang Antar Manusia Purba
-
Bagaimana cara peneliti mempelajari sejarah manusia dengan DNA kuno? Teknologi DNA kuno telah mengubah cara kita mempelajari sejarah manusia dan terus berkembang pesat, dengan berbagai penelitian yang terus mengeksplorasi genom manusia di masa lalu.
“Ini terdiri dari sedaDNA tertua yang terbukti hingga saat ini,” kata ahli ekologi kelautan Linda Armbrecht dari Universitas Tasmania Australia, seperti dilansir Science Alert, Senin (10/10).
SedaDNA dapat ditemukan di berbagai tempat, seperti gua terestrial dan permafrost subarktik yang umumnya menjadi tempat ditemukannya sedaDNA berusia 400,000 – 600,000 tahun.
Suhu dan tingkat oksigen yang rendah serta kurangnya radasi sinar ultraviolet menjadikan Laut Scotia lokasi yang baik untuk menjaga sedaDNA.
DNA yang diambil dari dasar laut pada 2019 lalu itu telah melewati proses kontrol kontaminasi. Tim ilmuwan melakukan proses itu untuk mengetahui secara akurat usia DNA.
Tim ilmuwan juga menjumpai temuan lain, seperti diatom atau organisme bersel satu yang hidup 540,000 tahun lalu. Tim ilmuwan berhasil menghubungkan kehidupan diatom itu dengan keadaan Laut Scotia yang hangat sekitar 14,500 tahun lalu.
Keberadaan diatom yang berlimpah menyebabkan peningkatan aktivitas kehidupan Laut Scotia dan seluruh wilayah Antartika. Dua temuan itu diyakini mampu untuk memberikan penjelasan tentang perubahan-perubahan di sekitar Kutub Selatan.
“Ini adalah perubahan menarik dan penting yang terkait dengan peningkatan permukaan laut di seluruh dunia serta hilangnya es secara besar-besaran di Antartika akibat pemanasan alami,” jelas ahli geologi Michael Weber dari Universitas Bonn Jerman.
SedaDNA sendiri diyakini mampu untuk membentuk ekosistem makhluk hidup yang bertahan selama ratusan hingga ribuan tahun. Maka itu ilmuwan di seluruh dunia masih berusaha untuk meneliti sedaDNA agar makin mudah melihat kehidupan masa lalu.
Dengan mengetahui kehidupan masa lalu, maka ilmuwan dapat memprediksi masa depan Kutub Selatan.
“Antartika adalah salah satu daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim di Bumi, dan mempelajari perubahan masa lalu dan sekarang dari ekosistem laut kutub terhadap perubahan lingkungan adalah hal yang mendesak,” tulis salah satu ilmuwan dalam penelitian mereka.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para ilmuwan tertarik untuk menyelidiki bagaimana peristiwa iklim besar ini terjadi di Antartika
Baca SelengkapnyaGugusan pegunungan Himalaya, yang salah puncaknya adalah Everest, diyakini jutaan tahun lalu merupakan lautan.
Baca SelengkapnyaPara peneliti berhasil mengungkap sejarah geologis Bumi dalam riset ini.
Baca SelengkapnyaPeneliti menemukan fosil-fosil ikan laut dalam yang usinya mencapai 130 juta tahun lalu
Baca SelengkapnyaTemuan ini sangat menarik karena DNA biasanya sangat rentan rusak seiring berjalannya waktu, meskipun dalam kondisi yang tepat, ia bisa terawetkan dalam beberap
Baca SelengkapnyaIlmuwan menggunakan teknologi satelit dan metode radio-echo-sounding untuk memetakan dunia kuno ini.
Baca SelengkapnyaIni adalah penemuan bersejarah dan mengejutkan karena baru pertama kali terjadi.
Baca SelengkapnyaMenurut paleontolog Rodrigo Temp Müller, fosil ini diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun.
Baca SelengkapnyaStudi awal menyatakan nenek moyang seluruh makhluk hidup ini berasal dari 3,8 miliar tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenelitian ini membuat ilmuwan yang merisetnya pun terkejut.
Baca SelengkapnyaBahasa telah ada delapan kali lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAda hal-hal yang bertalian antara Mars dan Bumi menurut ilmuwan ini.
Baca Selengkapnya