Ilmuwan Ungkap Gunung Api Purba di Bulan Bisa Hasilkan Air Minum
Merdeka.com - Berdasarkan hasil penelitian terbaru, gunung api purba di Bulan kemungkinan menghasilkan air minum. Miliaran tahun yang lalu, serangkaian erupsi vuklanik terjadi di bulan.
Ratusan ribu mil persegi wilayah bulan terkena diselimuti lahar panas, menurut peneliti dari Universitas Colorado Boulder, Amerika Serikat, dalam pernyataannya.
Seiring waktu, lahar itu menciptakan bercak-bercak gelap yang membuat wajah bulan tampak familiar hari ini.
-
Bagaimana air di Bulan menciptakan angin? Seiring berjalannya hari lunar yang panjang (14 hari sinar matahari dan 14 hari malam), air dilepaskan dari tanah. Fenomena ini dikenal sebagai sputtering, dan merupakan salah satu cara gas keluar dari tanah dan menciptakan 'eksosfer' Bulan.
-
Apa manfaat gunung meletus untuk sumber air? Dampak positif gunung meletus selanjutnya adalah munculnya mata air yang penuh dengan mineral berkhasiat, atau biasa disebut makdani.
-
Bagaimana gunung api memengaruhi air di sekitarnya? Cairan panas dari gunung itu membuat air di sekitarnya menjadi hangat dan cocok bagi hewan laut untuk bertahan hidup di laut dalam.
-
Apa saja sumber daya yang ada di Bulan? Beberapa kekayaan yang dicari oleh negara-negara dan perusahaan-perusahaan ini termasuk logam tanah jarang dan isotop helium-3. Benda ini langka di Bumi tapi melimpah di Bulan dan secara teori dapat digunakan untuk menggerakkan reaktor fusi nuklir.'
-
Bagaimana api di Air Terjun ini bisa menyala? Seperti yang dikatakan Loughran, api tersebut bisa saja dinyalakan oleh manusia atau muncul secara alami melalui sambaran petir.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Bulan? Ilmuwan mengonfirmsi penemuan gua bawah tanah di Bulan, tidak jauh dari lokasi di mana Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat 55 tahun lalu.
Penelitian baru ini menyatakan, gunung api tersebut kemungkinan telah meninggalkan dampak panjang lainnya dalam permukaan bulan: lapisan es tebal.
"Kami membayangkannya sebagai embun beku di bulan yang terbentuk seiring waktu," jelas pemimpin penelitian, Andrew Wilcoski dari Departemen Ilmu Astrofisika dan Planet (APS) dan Laboratorium Atmosfer dan Fisika Ruang Angkasa (LASP) Universitas Colorado Boulder, dikutip dari Al Arabiya, Senin (6/6).
Tim peneliti menerbitkan temuan mereka di The Planetary Science Journal bulan lalu.
Peneliti menggunakan simulasi komputer di mana mereka menciptakan kembali kondisi di bulan jauh sebelum kehidupan kompleks dimulai di planet Bumi. Mereka menemukan, gunung berapi purba di bulan memuntahkan sejumlah besar uap air, yang kemudian mengendap ke permukaan, membentuk simpanan es tebal yang mungkin masih tersembunyi di dalam kawah bulan.
"Jika ada manusia yang hidup pada saat itu, mereka mungkin pernah melihat sepotong es di dekat perbatasan antara siang dan malam di permukaan bulan," jelas pernyataan universitas.
Asisten profesor di APS dan LASP yang juga salah satu tim peneliti, Paul Hayne mengatakan,itu adalah karunia potensial bagi penjelajah masa depan yang akan membutuhkan akses ke air minum dan untuk diproses menjadi bahan bakar roket.
"Mungkin saja lima atau 10 meter di bawah permukaan, Anda memiliki lapisan es yang besar," ujar Hayne.
Dalam penelitian sebelumnya, Hayne dan rekan-rekannya memperkirakan hampir 6.000 mil persegi permukaan bulan dapat terjebak dan menggantung di atas es, sebagian besar di dekat kutub utara dan selatan bulan. Namun, masih belum jelas dari mana semua air itu berasal.
"Ada banyak sumber-sumber potensial saat ini." kata Hayne, seraya menambahkan gunung api bisa menjadi salah satu potensi terbesar.
Dia menjelaskan, dari 2 sampai 4 miliar tahun lalu, bulan memiliki puluhan ribu gunung api yang meletus di seluruh permukaannya, menghasilkan badan lahar yang sangat besar, "tidak seperti fitur yang mungkin Anda lihat di Hawaii hari ini - hanya jauh lebih besar".
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Geologi melakukan survei untuk mengetahui keberadaan hidrogen alami di Pulau Sulawesi bagian timur,
Baca SelengkapnyaIlmuwan berhasil temukan gua di bulan yang diklaim dalam kondisi ideal untuk ditinggali manusia.
Baca SelengkapnyaIlmuwan internasional mengonfirmasi adanya goa besar di Bulan, yang bisa menjadi lokasi potensial untuk habitat masa depan.
Baca SelengkapnyaProses terjadinya batuan itu masih menjadi misteri para ilmuwan.
Baca SelengkapnyaMisteri selama miliaran tahun yang berada di bawah permukaan Bulan baru saja diungkap para ilmuwan berkat program luar angkasa China.
Baca SelengkapnyaSebuah analisis baru menunjukkan kesamaan dengan pulau vulkanik aktif di Bumi. Hal ini menambah bukti yang berkembang tentang masa lalu Mars yang berair.
Baca SelengkapnyaSudah sejak lama sebenarnya keberadaan es di Bulan. Namun asal-muasalnya masih belum terkuak.
Baca SelengkapnyaPeneliti menemukan gunung api bawah laut yang terletak sekitar 1,6 kilometer di bawah permukaan Laut Pasifik.
Baca SelengkapnyaFakta ini memberikan pemahaman baru mengenai inti Bulan.
Baca SelengkapnyaFenomena yang terjadi di Desa Tambak, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, itu termasuk hal biasa.
Baca SelengkapnyaPada 28 Agustus 1789, seorang astronom Inggris yang terkenal, William Herschel, melakukan penemuan yang bersejarah dengan menemukan Enceladus.
Baca SelengkapnyaBanyak kandungan yang dibawa petir ke Bumi. Sehingga ilmuwan menganggap petir jadi kunci awal kehidupan.
Baca Selengkapnya