Ilmuwan Ungkap Otak Cumi-Cumi dan Manusia Punya Kesamaan, Ini Penjelasannya
Merdeka.com - Ilmuwan yang mengamati sel saraf yang terhubung ke dalam mata cumi-cumi menemukan rahasia besar. Otak cumi-cumi berevolusi secara mandiri untuk berkembang dengan cara yang sama seperti otak manusia.
Penelitian itu menggunakan kamera resolusi tinggi yang fokus pada retina embrio cumi-cumi sirip panjang (Doryteuthis pealeii) dan menemukan, kendati evolusi memiliki perbedaan waktu 500 juta tahun, cetak biru dasar bagaimana otak dan sistem saraf berevolusi mungkin sama pada berbagai spesies.
Kecerdasan cephalopoda, hewan laut seperti gurita, cumi-cumi, dan sotong - membuat takjub para ahli biologi sejak lama. tidak seperti kebanyakan invertebrata lainnya, hewan ini memiliki ingatan yang luar biasa; menggunakan alat untuk memecahkan masalah; jago berkamuflase; merasa bosan; penuh rasa ingin tahu, dan bisa bermimpi ketika tidur.
-
Apa yang diamati para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Mengapa cumi bisa alot? Jika cumi dimasak lebih dari 3 menit, teksturnya akan menjadi keras dan kenyal seperti karet.
-
Bagaimana para ilmuwan mempelajari laba-laba ini? 'Mikroskop elektron pemindai memungkinkan kami mempelajari detail-detail kecil dari cakar dan setae pada pedipalp, kaki, dan tubuh utama laba-laba,' kata ahli virologi Michael Frese dari University of Canberra.
-
Kenapa ilmuwan mempelajari cacing? “Dengan menganalisis makhluk ini, kita bisa menginformasikan biologi konservasi atau bahkan mengembangkan upaya untuk melindungi spesies lain atau setidaknya mempelajari apa yang harus dilakukan untuk melindungi mereka di kondisi ekstrem yang ada saat ini,“ kata Schiffer.
-
Bagaimana peneliti memahami bahasa ayam? Mereka menyebutnya sebagai Deep Emotional Analysis Learning (DEAL). DEAL adalah sebuah pendekatan yang sangat matematis dan inovatif yang memungkinkan pemahaman berbeda tentang keadaan emosional melalui data pendengaran.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di jaringan otak? Dilansir Smithsonian, Rabu (18/9), ilmuwan telah menemukan polutan kecil di jaringan otak, khususnya bulbus olfaktorius yang terletak di atas hidung.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Bilogy pada 5 Desember 2022 ini menyatakan, bagian penting dari formula kecerdasan di dunia ini tetap sama.
"Kesimpulan kami mengejutkan karena banyak yang belum kita tahu tentang perkembangan sistem syaraf dalam vertebrata yang sejak lama dianggap spesial untuk garis keturunan tersebut," jelas penulis penelitian, Kristen Koenig, seorang ahli biologi molekuler di Universitas Harvard.
"Dengan mengamati fakta bahwa proses tersebut sangat mirip, disebutkan bahwa kedua (garis keturunan) ini secara mandiri mengembangkan sistem saraf yang sangat besar menggunakan mekanisme yang sama untuk membangunnya. Disebutkan bahwa mekanisme itu - alat itu - yang digunakan hewan selama perkembangan mungkin penting untuk membangun sistem saraf yang besar," lanjutnya, dikutip dari laman Live Science, Kamis (19/1).
Untuk meneliti perkembangan otak embrio cumi-cumi, ilmuwan menggunakan pewarna larut untuk menandai jenis sel punca khusus yang disebut sel progenitor saraf, sebelum mempelajari bagaimana mereka berkembang dengan jepretan 10 menit reguler dari kamera mikroskop. Kamera mengamati retina, tempat kira-kira dua pertiga jaringan saraf cumi-cumi ditemukan.
Sama seperti pada vertebrata, para peneliti mengamati sel progenitor saraf cumi-cumi mengatur diri mereka sendiri menjadi struktur yang disebut epitel semu - struktur panjang dan padat yang terbentuk sebagai langkah penting dalam pertumbuhan jaringan yang besar dan kompleks.
Para peneliti mencatat, ukuran, organisasi, dan pergerakan inti struktur sangat mirip dengan epitel saraf yang sama pada vertebrata; sesuatu yang pernah dianggap sebagai fitur unik yang memungkinkan hewan bertulang belakang memiliki otak dan mata yang canggih.
Ini bukan pertama kalinya ilmuwan menemukan cephalopoda memiliki cetak biru neurologi yang sama dengan manusia. Sebagaimana manusia, gurita dan cumi-cumi juga memiliki banyak jenis microRNA (molekul kecil yang mengendalikan bagaimana gen dilepaskan) yang ditemukan di dalam jaringan saraf mereka.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Turunkan Kamera Bawah Laut, Ilmuwan Kaget Lihat Makhluk Bercahaya di Laut Dalam
Baca SelengkapnyaTim menemukan fakta mengejutkan ini ketika memelihara populasi hewab ini dalam sebuah tangki air.
Baca SelengkapnyaDilansir dari sumber AZ Animals pada kedalaman laut yang dalam dan gelap, keberadaan ikan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya menjadi misteri tersendiri
Baca SelengkapnyaIni adalah fosil yang sangat langka karena menggambarkan interaksi predator dan mangsanya.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan fakta unik tubuh manusia yang begitu menakjubkan dan bikin tercengang.
Baca SelengkapnyaIni pertama kali ditemukan dalam 30 tahun ketika peneliti melakukan survei di laut terbuka.
Baca SelengkapnyaPenelitian yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta baru dari tikus dan manusia.
Baca SelengkapnyaIlmuwan melatih AI untuk memandu cacing menuju target menggunakan pembelajaran reinforcement, menunjukkan kolaborasi antara jaringan saraf buatan dan biologis.
Baca SelengkapnyaRekaman ini menujukan gurita melakukan komunikasi kepada penyelam.
Baca SelengkapnyaOtak ini milik larva cacing laut yang ditemukan di China.
Baca SelengkapnyaDi dunia ini, ada beberapa hewan yang buta namun tetap bisa mengetahui keadaan di sekitarnya. Ada hewan apa saja? Simak daftarnya berikut ini!
Baca Selengkapnya