Ilmuwan: Virus Corona Ada Tiga Jenis, Yang di Wuhan Adalah Mutasi Kedua
Merdeka.com - Hasil analisis pertama terhadap genetik virus corona menyimpulkan, jenis virus corona yang muncul di Wuhan, China, kemungkinan adalah jenis yang sudah bermutasi dari varian virus corona sebelumnya.
Para peneliti di Universitas Cambridge yang sudah melacak asal mula pandemi ini menganalisis 160 genom dari pasien yang terjangkit dan mengidentifikasi ada tiga varian virus corona.
Laman Al Arabiya melaporkan, Selasa (13/4), ketiga jenis virus corona itu disebut Tipe A, B, dan C. Ketiga jenis virus corona ini sudah menyebar ke seluruh dunia karena kemungkinan mereka bisa bermutasi lebih efektif di populasi tertentu, kata peneliti.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Mengapa ilmuwan meneliti virus purba? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi CGTN Sabtu lalu, Ahli Genetik Dr Peter Forster yang mengepalai penelitian ini mengatakan, tidak ada bukti yang menyatakan virus corona berasal dari Wuhan.
Jenis paling awal virus corona yang oleh ilmuwan disebut "Tipe A" banyak ditemukan di Amerika Serikat dan Australia. Tipe ini adalah nenek moyang dari virus corona dan punya hubungan dekat dengan virus corona yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.
Tipe B yang banyak ditemukan di Asia Timur berasal dari mutasi Tipe A dan Tipe C adalah hasil mutasi dari Tipe B.
Yang menarik adalah, negara-negara Eropa saat ini terpapar corona sebagian besar dari Tipe C yang sama sekali tidak ditemukan di China.
Bahkan Tipe C banyak ditemukan di Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan, dan itu menandakan penyebaran di Eropa boleh jadi berasal dari ketiga wilayah itu, kata para peneliti.
"Tipe A adalah varian asal yang bisa menulari manusia. Kemudian Tipe A itu bermutasi dan berubah menjadi Tipe B. Jenis Tipe B inilah yang genom pertamanya ditemukan di Wuhan dan kemudian penyakit ini menjadi mewabah," kata Dr Forster.
"Peneliti bisa dimaklumi jika berpikir bahwa kala itu Tipe B adalah varian pertama dari virus corona ini, padahal bukan, masih ada Tipe A. Di Wuhan tipe A ini termasuk minoritas dan Tipe B menjadi mayoritas ketika terjadi wabah di sana. Lalu kemudian virus ini bermutasi menjadi Tipe C yang tidak ditemukan pada fase awal wabah di China. Tipe C ditemukan di luar China, misalnya yang terlihat jelas di Singapura," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca Selengkapnya